Aku ini membenci pertemuan, Tuan.
Bukan membencimu.
Bukan juga karena aku tidak mencintaimu.
Tapi karena selalu ada rindu selepas temu.Dan rindu itu kelabu, rindu itu belenggu.
Tuan pasti tahu kan bahwa rindu itu rumit?
Rindu selalu memaksa kita untuk bertemu, tapi ia justru hadir berbondong-bondong selepasnya.
Apa itu wajar?Aku tersiksa Tuan.
Bukan karena jarak yang ada, tapi rindu yang semakin lama memenuhi ruang di dada.
Apakah semua yang jatuh cinta juga begini adanya?Rindu ini apa?
Kok menyiksa!!
Bahkan saat bertemu denganmu pun rasanya rindu ini semakin membuncah!
Ah adakah cinta tanpa rindu yang menyiksa?
Rasanya justru gila jika mencintai tanpa pernah merindu.Tapi jika adanya begitu, sudikah Tuan menyembuhkanku?
Ya, aku memang membenci pertemuan, tapi aku lebih membenci perpisahan.
Pertemuan mana yang lebih pahit daripada ditinggalkan setelahnya?
Lebih baik diakhiri saja sebelumnya, daripada tengah jalan diusaikan.
Ini perasaan, bukan pakaian. Lepas bosan, ditinggalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi - Kala Senja Menyapa
PoetryPenaku telah usang Termakan detik-detik yang terkenang Lembar-lembar koyak tergerus zaman Adakah inginmu untuk pulang? Sela jemari ini kian usang Adakah hujan yang membawamu datang? Masihkah sisa cinta yang terbuang? Adakah cela untukku kembali bers...