Aku telah menemukan anak manusia dengan virus yang sama, yang telah menyerangku.
Tapi entahlah, susah sekali memastikan bahwa dia juga mencariku. Karena pandangan matanya selalu tertuju pada gadis lain didekatku.
Apakah dia memilihku?
Rasanya mustahil jika hatinya terisi nama lain, meski dekat dan tawanya bersamaku.
Tidak ada lagi fakta bahwa yang lebih dahulu datang, dialah pemenang. Nyatanya, yang lebih dahulu dipersilakan masuk dan bertahan lah yang menjadi tempat pulang.
Aku gagal ya?
Kok rasanya virus ini ciptakan luka. Aku harus bagaimana? Ah benar juga, virus ini membuatku gila!Ada sesuatu yang membuat dadaku sesak. Tapi dokter bilang, aku hanya perlu menerima. Menerima apa? Menerima virus ini?
Mana bisa begitu? Sudah sehari saja sejak aku melihatnya dengan gadis didekatku, aku sudah tak kuasa untuk bernafas.
Bagaimana aku harus hidup dengannya? Aku tidak mau kehilangan tidur nyenyak ku. Aku tidak mau pikiranku dipenuhi hal tidak jelas seperti itu.
Virus ini membuatku gila. Sungguh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi - Kala Senja Menyapa
PoésiePenaku telah usang Termakan detik-detik yang terkenang Lembar-lembar koyak tergerus zaman Adakah inginmu untuk pulang? Sela jemari ini kian usang Adakah hujan yang membawamu datang? Masihkah sisa cinta yang terbuang? Adakah cela untukku kembali bers...