Mungkin lahirku hanya untuk sebuah kenangan, yang terlupakan. Atau mungkin hadirmu yang hanya sebagai pembelajaran. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, mungkin memang benar aku terlalu bahagia.
Nyatanya kamu tetaplah fana. Salahku memberikan seluruh ruang, nyatanya bukan kamu yang bertandang. Lara, ia menyeruak masuk dan menempati setiap sisi tanpa berdosa.
Lagi-lagi aku menjadi kenangan. Atau kamu yang hanya sebuah pembelajaran. Aku tak yakin akan dikenang, saat kamu bahkan dengan sengaja mengundang luka untuk datang bersama. Mengapa bisa?
Mengapa kamu mencipta luka berkedok bukti cinta? Kamu pencinta atau pencipta luka? Atau pecinta luka? Tuan pengagum senja katanya, nyatanya hanya pemberi lara. Ah betul, pengagum senja. Pengagum sajak-sajak tentang luka yang sering tercipta kala senja. Kapan binasa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi - Kala Senja Menyapa
PoetryPenaku telah usang Termakan detik-detik yang terkenang Lembar-lembar koyak tergerus zaman Adakah inginmu untuk pulang? Sela jemari ini kian usang Adakah hujan yang membawamu datang? Masihkah sisa cinta yang terbuang? Adakah cela untukku kembali bers...