Air mata memang tak pernah berdusta, bahkan netramu sendiri yang mengakuinya. Entah harap apa yang kamu punya, bahwa memenggal asa adalah yang terbaik untuk kita.
Kamu bilang, kita akan baik-baik saja. Menjadi kita, seperti sebelumnya. Tapi apakah kamu sudah khatam perihal rasa? Hati mana yang mampu biasa saja, saat bahkan sapamu adalah hal yang aku damba.
Kamu kira hatiku mampu biasa saja? Saat bahkan senyummu adalah candu yang menyiksa.
Kamu kira pipiku mampu biasa saja? Saat bahkan tawamu penyebab rona disana.
Ya! Aku biasa saja. Aku biasa saja saat berkata aku memang mencinta. Tapi aku tak pernah bisa baik-baik saja, saat acuhmu adalah penolakan yang nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi - Kala Senja Menyapa
PoetryPenaku telah usang Termakan detik-detik yang terkenang Lembar-lembar koyak tergerus zaman Adakah inginmu untuk pulang? Sela jemari ini kian usang Adakah hujan yang membawamu datang? Masihkah sisa cinta yang terbuang? Adakah cela untukku kembali bers...