"Mungkin lebih baik sakit memendam perasaan sendirian, daripada sakit melihat fakta orang yang kita suka tidak membalas perasaan kita"
🎭🎭🎭
"Mianhae appa"
Kalimat itu sukses menembus hati Jaebum. Hari bahagia yang sudah lama Jaebum nanti, sekali lagi harus pupus. Sejak awal ia memang hanya mencintai Dahyun dan begitu pula sebaliknya, tapi rupanya mereka tidak ditakdirkan untuk bersama.
Situasi sudah bertambah panas sekarang, Jaebum menyadari hal itu, ia memerintahkan para bodyguard nya untuk meminta tamu undangan pulang.
Setelah semua pergi dan hanya menyisakan Nayeon, Jinyoung, Dahyun dan dirinya, barulah Jaebum angkat bicara.
"Kenapa kalian baru mengatakannya sekarang? Apa kalian tidak tahu betapa kecewanya kami?"
"Mianhae appa, tapi bukankah sebelumnya aku sudah mengatakannya pada appa?" kini tangis Nayeon pecah.
Jaebum teremenung. Disatu sisi ia merasa bimbang disatu sisi ia merasa terkutuk sebagai seorang ayah jika membiarkan puteri semata wayangnya menderita karena mengalah untuknya.
"Mianhae eomma, chuseonghaeyo ahjusshi, kami sangat menyesal jika semua ini terjadi begitu rumit, kami sendiri tidak tahu jika semuanya akan menjadi seperti ini. Saya tidak tahu jika ahjusshi adalah ayah Nayeon, dan Nayeon juga tidak tahu jika eomma adalah ibuku" jelas Jinyoung.
Beberapa detik kemudian namja itu meraih tangan Nayeon dan menggenggamnya erat, "Jika kalian tetap bersikeras melanjutkan pernikahan ini, maka jangan salahkan kami jika suatu saat kami tidak lagi memanggil kalian dengan sebutan eomma dan appa. Mianhae, chuseonghabnida”
Jinyoung membungkuk sekilas diikuti Nayeon, setelahnya namja itu menarik Nayeon pergi dari hadapan Jaebum dan Dahyun. Dahyun yang sejak tadi menangis hanya bisa meratapi kepergian putera tunggalnya, sebagai seorang ibu Dahyun merasa sangat gagal. Ia sudah mengecewakan Jinyoung untuk kedua kalinya.
Setelah perceraian itu, kini ia membuat puteranya kecewa dan semakin membencinya karena pernikahan ini.
••••
"Jinyoung-ah"
"Hemm?"
"Kenapa kau melakukan itu?"
"Melakukan apa?"
"Kenapa kau mengacaukan pernikahan eomma-mu?"
"Bukankah kau juga?" ucap Jinyoung dengan santai membuat Nayeon menyipitkan mata.
"Mwo?! Kau yang memulainya duluan, jika kau tidak datang dan menyela pernikahan mereka maka semuanya akan berjalan lancar dan kita akan menjadi saudara"
Air muka Jinyoung berubah pias mendengar kata ‘saudara’. Entah, ia hanya merasa tidak suka jika Nayeon yang mengucapkannya.
"Mworago?" tanya namja itu memastikan.
"Jika saja kau tidak mengacaukan pernikahan ini, maka kita berdua akan menjadi saudara. Kau adalah oppa-ku dan aku adalah yeodongsaeng-mu”
Jinyoung membisu, setelah semua ini Nayeon masih saja menganggap jika ia hanya mengasihani Nayeon. Ia tak habis pikir kenapa Nayeon tak pernah sadar jika ia melakukan ini semua karena ia benar-benar mencintai yeoja itu.
Jinyoung termenung sejenak, bahunya ia sandarkan pada sandaran kursi taman. Ia membuang nafas pelan lalu menatap kesekitar.
"Aku melakukan ini untuk appa-ku. Appa sangat amat mencintai eomma, bahkan ia rela meninggalkan keluarganya yang kaya raya demi wanita miskin seperti eomma, tapi tak disangka ternyata eomma malah mengkhianati appa. Ia tega berselingkuh dengan sahabat appa. Jujur saja, sampai saat ini appa masih sangat mencintai eomma, ia bahkan masih menyimpan semua benda dan foto tentang eomma, ia sangat menginginkan eomma mau kembali lagi padanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER EVER ✔ [COMPLETED]
Fanfiction[PJY-INY] AKU adalah seorang sinderela didunia mimpi, tapi didunia nyata aku hanya seorang upik abu. Aku tidak akan pernah bisa menggapainya. -Im Nayeon- KAU adalah kau, dia adalah dia, tidak ada yang bisa menyamakanmu dengan dia. Aku tidak akan per...