21. Heart beat

1.1K 142 6
                                    

"Sampai kapanpun aku akan tetap mencintaimu meskipun kau tak pernah bisa membalas perasaanku"

💞💞💞

"Jinyoung-ah" suara bariton milik Mark merambah ruang dengar namja bermarga Park itu.

Yang dipanggil tak segera menjawab, ia hanya mendongakkan kepalanya menatap orang yang sudah mengusik ketenangan yang baru saja ia dapatkan. Bak patung porselen, namja itu hanya memasang ekspresi datar tanpa guratan apapun.

"Apa kau sudah mendapat berita dari Yugyeom?"

"Ne"

"Lalu kenapa kau diam saja?"

"Memangnya aku harus apa?"

Mark terkekeh, "Kya, apa yang terjadi denganmu? Sebelumnya kau sangat antusias mencari Nayeon, sekarang setelah menemukan dimana keberadaan Nayeon kau malah seperti ini"

Hawa mencekam tiba-tiba menyeruak. Aura gelap Jinyoung terendus karena gelagatnya yang sangat menonjol.

"Itu bukan urusanmu, hyung"

Namja itu segera melenggang pergi meninggalkan Mark dengan sejuta rasa penasaran. Apa yang sebenarnya sudah terjadi pada sahabatnya itu.

•••••

Yerin mengusap peluh yang sedikit menetes dipelipisnya. Ia berusaha menahan dahaga saat terik surya dengan tega menyengat tubuhnya.

"Markeu-ah, sebenarnya kita mau kemana?"

"Kita akan mencari Nayeon"

"Lalu kenapa kita datang ketempat seperti ini?" Yerin sedikit terganggu dengan pemukiman yang terbilang kumuh itu.

"Apa kau tahu bagaimana latar belakang keluarga Nayeon?"

Gadis itu mengangguk mengiyakan, ia pernah sekali mendengar ceritanya langsung dari Nayeon. Ia teringat jika Nayeon bukanlah dari keluarga yang kaya raya, jadilah ia paham sekarang kenapa Mark mengajaknya pergi ketempat kumuh seperti ini.

Mark mengerlingkan kepalanya. Ia terus mengamati nomor pada dinding rumah-rumah yang berjajar disekitar sana.

Beberapa menit mereka mencari, akhirnya mereka menemukan sebuah rumah yang sesuai dengan alamat yang Yugyeom berikan. Tapi ada sedikit keraguan dibenak Mark karena rumah itu tidak tampak sebagai sebuah rumah, bangunan itu lebih tepat disebut sebagai sebuah bar.

"Bar? Apa Nayeon tinggal disini?"

"Entahlah"

Namja berperawakan dingin itu menjajakan kakinya masuk kedalam bar. Ia menoleh kekiri dan kekanan bermaksud mencari sang empunya.

"Chogi, apa yang kalian lakukan disini?"

Mark dan Yerin terlunjak mendengar suara ahjumma yang tiba-tiba.

"Ahh chuseonghaeyo ahjumma, kami sedang mencari teman kami. Keogshi, ahjumma mengenalnya namanya Im Nayeon" ujar Yerin sesopan mungkin.

Mungkin ahjumma itu sedikit mengerutkan alis mencoba mengingat.

"Aku tidak mengenalnya"

"Eiy ahjumma, coba kau ingat-ingat siapa tahu kau mengenalnya"

"Aku benar-benar tidak mengenal siapa itu Im Nayeon"

Setelah lama bungkam akhirnya Mark menyuarakan opininya, "Chogi ahjumma, teman kami menghilang sejak satu bulan yang lalu. Kami sudah mencoba melacak keberadaan nya lewat alamat email yang tersambung diponsel teman kami, dan hasilnya ponsel teman kami terlacak berada ditempat ini. Mungkin kami lancang, kami minta maaf sudah mengganggu ahjumma"

NEVER EVER ✔ [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang