35. The Last:Never Ever

2.1K 135 30
                                    

"Aku bahagia, akhirnya kita bisa benar-benar bersama"

💚💚💚

Mina tersenyum disana.

Nayeon mendekat menyodorkan tangan kanannya bermaksud menarik Mina dari sana. Ketika Mina meraih tangan Nayeon dan hendak menaiki pagar, kakinya tergelincir.

"Aaaaaaaa..." teriak Nayeon, Jisoo, dan Mina bersamaan.

Mina hampir saja terjatuh kedasar, satu tangan yang masih bertaut dengan Nayeon semakin dipererat. Jisoo ikut membantu tapi kekuatan mereka hanya sanggup mempertahan kan tubuh Mina agar tidak jatuh, mereka tidak bisa menarik Mina naik.

Tubuh Mina bergelantung dibibir atap gedung B. Semua mahasiswa yang berada dibawah sana pun tak kalah histeris. Semuanya panik mencari bantuan dan segala macam.

"Nayeon-ah, Jisoo-ah, lepaskan saja aku. Jika kalian terus memegangiku seperti ini kalian juga bisa jatuh kebawah sana"

"TIDAK" tegas Nayeon, "Kau akan baik-baik saja!!"

Tak lama berselang datanglah Mark dan Bambam dari arah pintu. Mereka segera menolong dengan menarik tangan kiri Mina yang bebas. Selanjutnya dengan penuh perjuangan keempat muda-mudi ini menarik tubuh Mina naik.

Setelah berhasil menarik Mina, semuanya tergeletak dilantai atap gedung. Nafas mereka memburu. Yang barusan itu sungguh sangat menyita kerja paru-paru mereka.

"Yeoreobeun, mianhaeyo geurigo gomawoyo. Semuanya, maafkan aku selain itu terimakasih sudah menolongku" tutur Mina yang tertunduk lesu.

"Aniyo, mianhae hajima. Tidak usah minta maaf. Kami yang seharusnya minta maaf karena sudah salah menuduhmu sebelumnya. Kami sadar kau memang bukan pelakunya" jawab Jisoo.

"Apa kalian sudah menemukan siapa pelakunya?"

"Yerin" cetus Nayeon tiba-tiba.

"Mwo?"

"Kau pasti tidak menyangka kan Mina-ah? Dia adalah temanku yang kukenalkan padamu waktu itu"

Mina mengangguk. Sungguh semuanya tidak seperti yang dikira. Serigala pun bisa saja berbulu domba jika itu menyangkut orang yang dicintai.

Mina kemudian menatap Mark.

"Mianhae Markeu-ah" ia membungkuk sekilas, "Aku memang menyukaimu, tapi aku tidak membenci keputusanmu untuk mencintai Jisoo" selanjutnya Mina beralih pada Nayeon, "Apa kau ingat saat SMA, kita pernah membicarakan tentang cinta yang tak terbalas kan? Namja yang aku bicarakan saat itu adalah Mark, dia memang tidak berpacaran dengan Jisoo tapi dia sangat mencintai Jisoo. Dan jawaban ku masih tetap sama, aku tidak akan berusaha melupakannya, aku akan tetap mencintainya meskipun cintaku tak terbalas, karena mencintainya adalah kebahagiaan untukku, itulah yang setidaknya Mark ajarkan kepadaku"

Nayeon tersenyun simpul, ia paham sekarang. Kekuatan cinta bisa saja membutakan mata seperti yang Yerin lakukan, tapi kekuatan cinta juga bisa membuka mata kita seperti yang Mina lakukan. Tergantung bagaimana kita menyikapinya.

•••••••

Beberapa hari kemudian..

Nayeon sendiran sekarang. Setelah kejadian waktu itu, ayah Mina memutuskan untuk menyekolahkan Mina di Jepang. Sebagai seorang ayah, ia merasa Mina butuh penjagaan dari orang tua. Soal bunuh diri itu bukanlah hal yang main-main.

Jisoo, dia pasti sedang sibuk mengerjakan tugas-tugasnya. Tapi Nayeon sedikit bernafas lega karena mungkin Mark yang sangat pintar itu akan membantunya.

NEVER EVER ✔ [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang