"Karena gue sayang sama kalian, dan gue nggak ingin kehilangan orang yang gue sayang untuk ketiga kalinya"
Di rumah, Camellya langsung masuk kamar tanpa berbasa-basi. "Mimpi apaan gue semalem? Sampe hari ini sial melulu di sekolah. Ke sekolah terlambat, dimarahi guru killer, punya teman sebangku sedingin es, pingsan setelah upacara, dan ketemu kakak kelas aneh, dingin, tapi lumayan ganteng juga sih. Kok gue jadi tertarik ya? Tapi gak mungkin lah, kakak kelas itu kan bukan tipe gue," Camellya mengoceh sendiri sambil ganti baju.
"Non Lya, cepet turun gih. Makan malem dah siap. Tuan sama Nyonya dah di bawah," Suara Bi Marni dari balik pintu, sambil mengetuk pintu pelan.
"Selamat makan pa, ma," Ucap Camellya pelan sambil mulai memakan makanannya. Camellya dengan keluarganya itu makan tanpa ada yang bersuara, keadaannya sangat canggung.
"Lya, bagaimana sekolahmu hari ini?" Ujar Zeira mencairkan suasana. "Apa peduli mama?" Jawab Camellya tanpa menoleh dan tetap fokus pada makanannya.
"Lya! Kamu nggak boleh bicara gitu ke mama mu, dia itu mama mu dan berhak mengetahui keseharianmu!" Bentak Vendi dengan nada tinggi.
"Oooh, apa sekarang papa sama mama sok peduli sama aku? Udah deh pa, ma, aku gak butuh. Selama ini kan hidupku seperti ini. Hidup tanpa kasih sayang otang tua," Ucap Camellya dengan nada lirih pada akhir kata.
"Zeira, apa yang kamu ajarkan pada anakmu ini? Apa ia tak tau sopan santun bicara pada orang tua?" Bentak Vendi yang mulai emosi. Seharusnya Camellya tau, bahwa jika papanya marah. Akan ada pertengkaran antara kedua orang tuanya itu. "Kamu ini selalu salahin aku! Aku juga kerja pa tiap hari. Untuk Lya yang SMA ini," Ucap Zeira cukup lantang.
"Udah pa, ma, Lya mau masuk kamar," Ucap Camellya yang langsung pergi dengan cepat, tanpa sepatah kata pun terlontar setelahnya. Di kejauhan, perdebatan antara kedua orang tuanya itu mulai menghilang dari pendengaran Camellya.
***
"Kak, menurut kakak. Kita-kita ini mending curhat ke siapa ya? Sahabat? Kakak? Atau orang tua?" Tanya Camellya kepada kakaknya. "Menurut kakak sih, kamu tulis di buku diary aja. Dan jangan lupa curhat juga kepada Tuhan. Agar tuhan menyelesaikan masalahmu dan mengabulkan doa mu," Ucap Neizeella sambil mengelus lembut rambut Camellya.
"Oh iya, gue baru inget kata-kata kakak. Gue akan nulis di buku diary. Ya mungkin bakalan bisa ngilangin beban gue, walau nggak banyak," Ujar Camellya yang dengan sigapnya mencari kado ulang tahun yang diberi kakaknya lima tahun silam.
"Nah ini dia! Gue mulai dari mana ya?" Sambil mengambil bulpen. Camellya mulai menulis.
28 September 2016
Dear Diary
Apakah waktu tak bisa diulang? Gue cuma ingin kasih sayang dan perhatian dari orang tua gue! Dari kecil gue selalu diasuh sama Bi Marni dan Nenek gue. Yang hari-hari gue denger cuma pertengkaran orang tua gue yang buat gue stress.
Setahun yang lalu nenek gue ninggalin gue selamanya. Gue kesepian, sekarang nggak ada lagi yang namanya perhatian.
Nenek kenapa ninggalin Lya? Apa nenek udah capek ngurusin Lya? Apa belum cukup Lya kehilangan kak Neizeella? Nek, papa sama mama bertengkar lagi. Lya cuma nggak mau kehilangan lagi. Cukup kehilangan nenek dan kakak aja. Sekolah Lya bagus, anaknya ramah-ramah. Lya banyak teman di sana nek. Hanya saja, sedikit orang yang Lya gubris.
Gue tau, gue harus tetep semangat raih cita-cita gue. Dan seharusnya gue nggak perlu nangis kayak gini. Gue cuma ingin perhatian dan kasih sayang. Itu aja.
Dan terkadang gue iri akan hidup kakak dulu. Masa kecilnya sangat indah sebelum gue ada. Masa-masa mama jadi ibu rumah tangga dan papa jadi Kepala keluarga yang tiap hari pulang sore demi hidup kakak. Mungkin gue gak seberuntung kakak. Saat gue lahir. Keluarga ini berubah menjadi mewah. Kedua orang tua gue sibuk menangani pekerjaan. Kakak sibuk kuliahnya.
Sedangkan gue hanya dititipkan ke Bi Marni. Beruntung lima tahun setelah lahir. Ada nenek yang merawat gue. Hari ini adalah pertama kalinya gue curhat ke buku diary. Karena biasanya gue curhat ke nenek atau kakak. Tapi sekarang nggak ada. Mungkin nggak akan ada lagi sayang di hati gue. Gue akan nutup gerbang hati gue serapat mungkin. Supaya gue nggak perlu sakit hati saat kehilangan.
***
Author:
Bayangkan hidup Camellya. Di balik keceriaannya yang dulu. Ada beribu luka dihatinya. Apakah yang akan terjadi setelahnya? Setelah Camellya berusaha menutup gerbang hatinya dengan rapat-rapat?
"See you next time! And have fun ♡"

KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Be Mine?
Teen Fiction[ Cerita sedang dalam tahap revisi. Update chapter setiap seminggu sekali 1 ch. ] ___________________________________________________ "Karena setiap ada Cinta selalu ada Benci" Cinta dan benci itu beda tipis. Saat kita membenci seseorang, kita ingin...