10. Buruk!!!

22 4 3
                                    

"Hhheehhhah huk, lo di mana?" Lirih Camellya sesak sambil meraba isi tasnya.

"Ini dia!!! Air, di mana air?" Desak Camellya pada Aprilya.

"Ini nih! Lo kenapa sih Yya?" Tanya Aprilya bingung.

Camellya hanya diam sambil meneguk pil di tangannya dengan air. "Sial! Ini pasti gara-gara gue kelewat jadwal!" Serunya dalam hati.

"Woy! Lo kenapa?" Tanya Aprilya sekali lagi.

"Ah-- nggak! gue nggak apa-apa," Jawab Camellya yang membuat Aprilya memutar bola matanya.

Sebenarnya Aprilya tau Camellya pasti sedang berbohong. Tapi karena ia sedang malas berdebat, ia hanya diam.

"Kringg totot kriiingg!!!" Bel berbunyi nyaring di setiap kelas.

"Lya! Yuk ke kantin?!" Ajak Aprilya pada Camellya.

"Ya udah deh," Jawab Camellya dengan terpaksa.

Sebenarnya Camellya tak ingin ke kantin karena ia sedang tidak enak badan. Mereka mulai berjalan menuju kantin. Melewati ramainya koridor. Hingga sampai di kantin.

"Oh iya. Kita duduk di sa--" Ucap Camellya menggantung karena tak sengaja melihat Dhito bersama dengan Mella.

Aprilya bingung dengan sikap Camellya, hingga ia memutuskan untuk mengikuti arah pandang Camellya. Dilihatnya Dhito duduk berhadapan sambil melahap makanan masing-masing.

"Lya!? Lo nggak lagi cemburu kan?" Tanya Aprilya pada Camellya yang tengah melamun.

"Ng-- nggak!! Ya nggak lah ngapain? Gue nggak punya rasa ke dia!" Tegasnya pada Aprilya.

"Gue nggak mungkin suka kan sama Dhito? Dia itu kan sahabat gue. Dan lagi sebaiknya gue nggak mencintai siapa pun. Secara, gue nggak bakalan lama," Batin Camellya.

Sedari tadi, Camellya hanya mengaduk makanan dan minumannya. Dan tentu hal ini membuat Aprilya mengomel.

"Lya!!! Lo kenapa sih? Kasihan tau, nasinya nggak dimakan. Kalo ngerti bakalan kayak gini. Mending gue makan dari tadi!" Omelnya pada Camellya.

Aprilya terus mengoceh, namun Camellya hanya menganggapnya angin berlalu. Pikiran Camellya melayang-layang ke masa lalunya.

"Hallo?! Rynan lo di mana? Lo udah mau terbang ke Indonesia kan?" Tanya Camellya pada ponsel di tangannya itu.

"Iyha-iyha. Gue udah mau terbang kok! Santai aja, gue nggak bakal ngelewatin pesta ulang tahun lo," Kata Rynan meyakinkan dari seberang sana.

Saat itu Rynan sedang berada di Jerman untuk mengunjungi neneknya. Dan kini ia akan kembali ke Indonesia.

"Yess, ya udah. Hati-hati ya?!" Pesan Camellya pada Rynan. "Ok! Bye--" Jawab Rynan, yang setelahnya ponselnya dinonaktifkan.

Rynan segera masuk ke pesawat dan memulai perjalanan. Hingga. "Pesawat dengan tujuan Jerman ke Indonesia, diketahui terjatuh dari ketinggian 18.000 ft. Yang disebabkan oleh cuaca yang buruk dengan sambaran halilintar membuat pesawat hilang kendali---" Berita televisi.

"Rynan?! Nooooooo!!! Why? Tell me why god?" Tangis Camellya.

Tanpa sadar, air mata Camellya menetes. Dan tentu semakin membuat Aprilya bingung.

"Lya lo kenapa lagi sih?" Tanya Aprilya yang mulai kesal dengan sikap Camellya.

"Ah nggak, nggak apa-apa. Yul balik ke kelas?!" Pinta camellya sambil mengusap air mata pada pipinya.

***

"Halo Lya? Lo bisa temenin gue shopping nggak hari ini?" Tanya Aprilya dari seberang sana.

"Maaf Pril! Gue nggak bisa. Gue sibuk!" Tolak Camellya pada Aprilya.

"Yaelah Lya, sekarang tuh hari Minggu! Masa lo nggak bisa sih?" Kata Aprilya dari ponsel dengan nada memaksa.

"Sorry Pril. Gue beneran nggak bisa!" Jawab Camellya yang langsung menutup ponselnya setelah itu.

"Udah jam 09.00 gue harus ke sana sekarang," Gerutunya sambil menuruni anak tangga dengan cepat.

"Lya mau kemana?" Introgasi Zeira.

"Mau kemana aja terserah Lya ma!" Jawab Camellya yanpa menoleh.

Ucapan Camellya itu sangat menusuk bagi Zeira. Entah mengapa sejak Rynan pergi sikapnya menjadi dingin.

Umur Camellya baru 14 tahun. Dan dia sekarang kelas sepuluh karena kepintarannya. Bagaimana tidak? Camellya adalah anak yang dapat menghafal dan paham semua mata pelajaran hanya dengan sekali baca. Camellya memang belum cukup umur untuk berkendarakan sepeda motor, tapi ia mengambil resiko untuk itu. Ia mendapat izin orang tuanya untuk berkendara dengan menggunakan SIM dan STNK atas nama ibunya, dan hanya untuk kepentingan sekolah.

Camellya mulai memarkirkan motornya. Dan sekarang ia berdiri tepat di depan gedung putih menjulang tinggi yang dipenuhi orang. Ia mulai masuk dan berbicara pada resepsionis.

"Lantai tiga, ruang Edelweis" Ucap wanita yang terlihat berumur 30 tahun itu. "Ok makasih ya mbak," Ucap Camellya pada wanita itu.

Camellya mulai berjalan menyusuri koridor dan menggunakan lift menuju lantai tiga. "Tok tok tok," Suara ketukan Camellya pada pintu di depannya.

"Ya? Masuk," Ucap seseorang dari dalam ruangan.

"Nona Vegan, saya menunggu anda sedari tadi. Dan sepertinya anda melewatkan jadwal anda bukan?" Ucap wanita berjas putih itu pada Camellya.

"Oh iya. Maaf. Minggu kemarin saya tidak datang karena ada keperluan," Jelas Camellya pada wanita itu.

Selang beberapa menit. "Bagaimana hasilnya?" Tanya Camellya pada wanita yang duduk di depannya itu.

"Huuwhh" Hela wanita itu. "Ini semakin buruk!!!" Ujar wanita itu setelahnya.

Camellya hanya bisa menghela napas dan tertunduk sedih mendengar hal itu. "Apa gue harus menghindar dari orang yang gue sayang? Ya sebaiknya begitu," Batinnya.

***

Author:

"Apa yang dimaksud wanita berjas putih itu? Apa yang terjadi pada Camellya?"

"See you next time! And have fun ♡"

Would You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang