"Gue kira lo kenapa nangis! Gue khawatir"
Hari ini Dhito pergi ke rumah Camellya dengan tergesah-gesah. Bagaimana tidak? Camellya menelepon Dhito dalam keadaan menangis. Suara Camellya serak disambut dengan isakannya saat Dhito menerima telpon. Dan itu yang membuat Dhito berkendara dengan kecepatan penuh, tanpa peduli dengan sumpah serapah untuknya di jalan.
Sampai di depan gerbang Camellya. Dhito izin bertemu Camellya pada satpam. Dan satpam mulai membukakan pintu untuk mobil Dhito.
Weng.. Citt.
Suara mobil Dhito. Sedangkan pak satpam hanya menggelengkan kepalanya sembari menghela napas kasar.
"Dasar kids jaman now atuh!!! Belum waktunya mobilan sudah main mobilan, orang tuanya atuh.. Gimana?? Sama aja sama non Siren!!" Gumam pak satpam.
Dhito mulai mengetuk pintu putih besar di depannya. Rumah Camellya memang bagaikan istana, namun disayangkan hanya Camellya dan para pelayan yang ada di rumah. Jika ditanya, di mana orang tua Camellya. Jawabannya adalah kerja. Camellya menceritakan semuanya pada Dhito dan Dhito mengerti itu.
"Dhiitoo.. Hiks.. Hiks," Isak Camellya memanggil Dhito.
"Lo kenapa? Masuk dulu ayo!!"
Ujar Dhito seraya menyuruh Camellya masuk. Dan mereka berdua duduk di sofa dengan jarak yang lumayan dekat."Dhito!! Gue nggak kuat Tto!! Sakit!! Pasti rasanya sakit!! Gue nggak pernah menderita lebih dari ini!!" Kata Camellya mulai bercerita.
"Lo kenapa? Cerita sama gue!! Jangan nangis please!!" Ujar Dhito gelagapan sendiri melihat Camellya menangis tersedu-sedu.
"Bayangkan!! Gimana rasanya sedari kecil tak mendapatkan kasih sayang orang tua!! Bayangkan!! Bayangkan nak!!" Ujar Camellya yang masih menangis, dengan ekspresi yang didramatiskan.
"Ye.. Lo nangis.. Masih aje becanda!!" Ujar Dhito mengusap air mata Camellya dan mendekapnya dalam pelukannya.
"Udah.. Jangan nangis!! Lo kenapa nangis?" Tanya Dhito sambil mengusap rambut Camellya lembut. Camellya melepaskan dekapan Dhito dan mulai mengusap air matanya.
"Coba lo bayangin Tto!! Selama tujuh belas tahun nggak dapet kasih sayang ortunya. Dia cuma sebentar ketemu jiwa ayahnya! Tapi dia tetep semangat jalani hidup.. Nggak pernah nyerah malahan!!" Ujar Camellya membuat Dhito mengernyit bingung.
"Siapa yang lo omongongin?" Tanya Dhito masih kebingungan.
"NARUTO, Tto!! Kasian dia.. Gue liat episode pas habis perang dunia shinobi ke-4 selesai.. Kasian Tto!!" Jawab Camellya. Sedangkan yang mendengar jawaban Camellya, menyurutkan bahunya.
"Lo nangis.. Gara-gara film?" Tanya Dhito datar. Sedangkan Camellya nyengir tak berdosa.
"Kok kesel ya?" Ujar Dhito datar sedatar-datarnya.
"Maaf Tto! Gue baru tau anime Naruto tuh bagus. Jadi ya gini!!" Ujar Camellya.
"Emang apa bagusnya?!!!" Tanya Dhito geretan.
Geregetan.. Duh aduh.. Geretan.. Apa yang harus ku lakukan?? Batin Dhito bernyanyi.
"Nih liat!" Kata Camellya sambil menyodorkan ponselnya pada Dhito.
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Be Mine?
Fiksi Remaja[ Cerita sedang dalam tahap revisi. Update chapter setiap seminggu sekali 1 ch. ] ___________________________________________________ "Karena setiap ada Cinta selalu ada Benci" Cinta dan benci itu beda tipis. Saat kita membenci seseorang, kita ingin...