5. Don't Say Goodbye

36 6 0
                                    

"Karena suatu saat nanti, gue bakalan tau maksud lo"

Camellya sengaja datang pagi hari ini, karena ia tak mau terlambat lagi. Saat itu sekolah masih sepi, karena masih pukul 06.05

"Ternyata gini suasana sekolah ini kalo pagi," Camellya bicara sendiri sambil menuju kelasnya.

Tiba-tiba seseorang memegang pergelangan tangannya, kejadian tersebut sontak membuat Camellya terkejut. Dengan perlahan Camellya menoleh sambil membuka matanya yang tertutup secara perlahan.

"Lo ngapain nutup mata lo? Kayak gue setan aja?" Suara laki-laki itu membuat Camellya membuka matanya.

"Lo? Kakak kelas yang waktu itu kan? Ngapain kakak ke sini. Pegang-pegang tangan juga," Omel Camellya.

"Gue ke sini mau ngasih lo hukuman yang sempet tertunda kemaren. Emang lo nggak inget kata-kata gue di depan gerbang?" Jawab kakak kelas itu dengan memutar bola matanya.

Seketika Camellya teringat kembali perkataan kakak kelas itu kemarin "Pak, biarin aja dia masuk. Saya pasti memberinya hukuman padanya. Setelah pelajaran berakhir," Dengan ingatan yang terlintas di pikirannya, Camellya dengan polosnya pura-pura tak mengerti.

"Emm, kata-kata apa ya kak? gue nggak tau tuh," Ucap Camellya tanpa memandang kakak kelas itu. "Aduh, kok gue bisa lupa sih?" Batin Camellya sambil berdecak kesal.

"Lo itu bego atau pura-pura nggak tau?" Ucap kakak kelas itu menghela napas kasar.

"Kringgggg totot kringg," bel masuk berbunyi.

"Em, kak ini sudah masuk. Jadi gue harus masuk ke kelas dulu," Camellya tidak menyadari bahwa dirinya sangat lama mengobrol dengan kakak kelasnya itu.

***

"Gue laper, ke kantin yuk?" Pinta Camellya kepada Aprilya.

"Terserah lo aja lah. Iyain aja deh," Jawab Aprilya pasrah pada temannya itu.

Di kantin. "Mbak ini uangnya, makasih," Ucap Camellya pada penjual es sambil tersenyum.

Saat ingin duduk di bangku kantin. Tiba-tiba Dhito datang dengan sengaja menyenggol Camellya. Yang membuat es di tangannya tumpah.

"Kalo jalan itu pake mata!" Kesal Camellya.

"Dimana-mana jalan tuh pake kaki, bukan pake mata. Emang lo mau mata lo buta gara-gara lo buat jalan?" Ujar Dhito yang semakin membuat Camellya geram.

"Udah deh Yya, ga usah ngurusin dia. Biar dia puas, iyain aja deh," Ujar Aprilya seraya menenangkan temannya itu.

***

Di perpustakaan, Camellya tengah sibuk merangkum banyak buku mata pelajaran. Merangkum ini merupakan hukuman yang diberikan kakak kelas itu padanya. Namun Camellya tak sendirian, kakak kelas itu duduk di sampingnya sambil membaca dan mengawasi adik kelasnya itu.

"Ini nggak adil. Emangnya kakak siapa nyuruh-nyuruh gue dan ngasih hukuman kayak gini?" Protes Camellya.

"Emang lo nggak tau gue siapa?" Tanya kakak kelas itu dengan gelengan Camellya sebagai jawaban.

"Gue ini ketua OSIS di sini. Dan gue punya wewenang untuk memberi hukuman sama siapapun yang melanggar aturan!" Jawab kakak kelas itu tanpa menoleh.

"Jadi kakak yang namanya Dimas Pandu Bramatyo?" Ujar Camellya tak percaya.

"Heh! Lo baru nyadar?" Ucap Dimas dengan senyum sinis.

"Kak udah selesai nih. Dan selamat tinggal!" Ujar Camellya sambil berdiri dari kursi berniat keluar dan pulang. Namun langkahnya terhenti saat Dimas memanggilnya.

"Lya!" panggil Dimas yang dijawab lirikan oleh Camellya.

"Jangan bilang 'Selamat Tinggal' karena itu bisa merusak harapan untuk bertemu kembali. Cukup ucapkan 'Sampai Jumpa' saja," Ujar Dimas setelahnya. Perkataan Dimas membuat Camellya bingung.

***

Author:

"Apakah ini kode dari Dimas? Hmm.. Bagaimana kisah selanjutnya?"

"See you next time! And have fun ♡"

Would You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang