"Jangan menjauh please! Gue sayang lo!"
Setelah kemarin bertemu dengan Dimas dan diantarkan pulang, Camellya melanjutkan kegiatannya dengan latihan memanah saat ini.
"Lya!!!" Terdengar suara Aprilya menjerit histeris. Ia ada di lapangan panahan rumah Camellya saat ini.
Seet.
"Wooaahh.. Lya.. Padahal lo gue ganggu! Tapi lo tetep tepat sasaran!!" Ujar Aprilya histeris sembari bertepuk tangan.
"Berisik lo!!!" Ketus Camellya.
"Ih lo kok gitu sih! Gue ke sini mau anterin apa yang lo mau!!" Ujar Aprilya lagi, tapi kali ini dengan bibir yang mengerucut. Dan seketika ekspresi Camellya berubah riang.
"Woaahhh lo emang baiikk banget!!!" Puji Camellya pada Aprilya.
"Ya iyalah!!! Aprilll!!" Ucap Aprilya membanggakan diri. Dan mereka berdua cekikikan sendiri.
"Udah ah.. Gue pulang dulu. Istirahat sono lu.. Besok lo mau lomba!" Pamit Aprilya.
"Ok. Makasih Pril," Jawab Camellya sambil cium jauh pada Aprilya.
"Ihhh.. Jijik lu!!" Sontak Camellya melempar sandalnya pada Aprilya. Sedangkan Aprilya terbahak sambil berjalan keluar rumah Camellya.
"Hm.. Udah sore nih. Lebih baik gue siap siap dulu buat besok biar nggak grusah-grusuh," Camellya bergeming ria.
***
Tiinn tiinn tiinn.
Bunyi klakson mobil mendengung di kamar Camellya. Segera Camellya membawa barang-barang yang diperlukan, terutama alat untuk lombanya nanti. Senang sekali saat ini. Camellya bisa berlomba lagi.
"Ak.." Ucapan Camellya terhenti setelah mengingat bahwa tiada siapa pun di rumahnya saat ini. Seperti biasanya, orang tuanya bekerja siang malam pulang jarang. Sepi sekali hidup Camellya. Tak ingin lebay dengan merenungi nasibnya, Camellya kembali bergegas keluar. Dilihatnya dengan jelas Dimas yang berdiri bersandar pada motornya.
"What? Motor? Ash.. Gue takut!! Pasti nih orang mau modus!!" Batin Camellya sambil melirik Dimas dengan tatapan curiga.
"Kak Dimas mau modus ya?!" Tanya Camellya to the point. Dasar Camellya!! Emang pede tingkat tinggi.
"Nggak tuh. Napa emang?" Tanya Dimas sok polos.
"Gak tahu atau pura-pura lupa?" Tanya Camellya lagi.
"Gue nggak tau apa-apa tuh?!" Dasar Dimas menjengkelkan.
"Ihh kakak kan tau... Kalo gue takut naik motor?!!" Rengek Camellya. Lucu. Lucu sekali ekspresi Camellya bagi Dimas saat ini.
"Ya udah tinggal peluk apa susahnya?!" Jawab Dimas menggoda.
"Ck! Modus! Kalo bukan gegara lomba, gue potong abis lu kak!!!" Ujar Camellya tajam. Setajam silet.
"Iya udah. Ayo keburu telat!" Pasrah Camellya naik motor Dimas. Dipeluknya Dimas dengan amat terpaksa. Camellya memaki dalam hati.
"Ck!! Modus tralala lu!!"
Mereka memulai perjalanan, membelah jalan raya. Menikmati semilir angin sejuk. Bukan sejuk, panas. Karena sekarang jam sepuluh.
Sampainya di perlombaan, Camellya masuk dengan amat teramat semangat. Dimas hanya bisa menggelengkan kepala saja.
"Kak! Lo duduk di sana ya?! Lihat gue yang hebat ini! Eaaa," Ujar Camellya.
"Iya deh. Ganbatte!!" Ujar Dimas sambil mengacak rambut Camellya. Camellya mulai berjalan ke tempat berkumpulnya para peserta. Tak lupa dengan hal yang dilakukan Camellya pada Dimas, membuat hati cowok ini bergetar keras. Bagaimana tidak?! Camellya memberikan ciuman jarak jauh, walaupun itu hanyalah candaan. Tapi sangat berefek pada Dimas.
***
"Baiklah! Peserta selanjutnya! Varrah Camellya!" Suara mc mengejutkan Camellya. Namanya dipanggil. Sekarang gilirannya. Camellya maju ke area lomba.
Camellya berdiri, memegang busurnya sambil menunggu aba-aba.
"Okey," Suara pelatih yang berarti akan dimulai.
"Stand," Camellya mulai mengikuti aba-aba.
"Set Up"
"Drawing"
"Anchor"
"Holding"
"Aiming"
"Back tension"
"Release"
"Follow through"
Camellya bersorak ria saat melihat anak panahnya membidik angka sepuluh. Riuh tepuk tangan terdengar, Camellya masuk ke babak selanjutnya. Dihampirinya Dimas yang sedang bersorak ria, memeluknya dengan tiba-tiba. Dan kelakuan Camellya membuat jantung Dimas senam aerobik.
Di sisi lain. Dhito yang melihat Camellya berpelukan dengan Dimas merasa sesak.
"Kok gue nyesek ya? Lihat Camellya sama Dimas?!" Dhito bergeming bingung sendiri dengan perasaanya. Dihampirinya Camellya yang sedang bersama Dimas.
"Lya! Selamat ya?!" Ujar Dhito tiba-tiba. Membuat Camellya terkejut dengan kedatangannya tiba-tiba.
"E-eh i.. Iya!" Jawab Camellya tergagap-gagap.
"Kok gue deg-degan ya?! Padahal lomba dah selesai?!" Tanya Camellya polos.
"Gue kok nyesek ya?!" Tanya Dimas kemudian.
"Gue kok nyesek juga ya?!" Timpal Dhito. Mereka bertiga saling tatap heran. Bodoh! Apa yang mereka katakan jelas sudah dengan perasaan mereka. Tapi bodohnya mereka tak menyadari itu.
"Lo suka sama gue?" Tanya Dhito pada Camellya.
"Lah kan emang iya! Lo kan udah tau!!" Jawab Camellya.
"Lah iya ya?! Heheh," Dhito terkekeh kaku.
"Panas nih. Gue cemburu!!" Ujar Dimas tiba-tiba.
"Lah lo suka Camellya?" Tanya Dhito pada Dimas.
"Emang gitu kan?" Tanya Dimas yang kini beralih pada Camellya yang masih mencerna apa yang sedang mereka bertiga bicarakan.
"Pulang bareng gue aja Yya!" Ajak Dhito.
"Enak aja! Lya tadi berangkat sama gue, berarti pulang juga bareng gue!" Jawab Dimas tak terima.
"Gue!" Elak Dhito.
"Gue!!" Ujar Dimas tak mau kalah.
"Gue!"
"Gue!!"
"Lho?! Camellya di mana?!" Heran Dhito. Dimas juga terkejut setelah mengetahui Camellya yang hilang dari pandangan.
"Ini gegara lo!"
"Lo lah!"
"Double L! Lolak lolok," Maki Dimas.
"Double double L!! Lolak lolok lahlol longor!!" Jawab Dhito tak mau kalah.
"Janfan menjauh Yya! Gue sayang lo!" Batin Dhito.
***
Author :
"Haduh.. Ceritanya makin gj T.T
Ganbatte = Selamat berjuang"
"See you next time! And have fun ♡"
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Be Mine?
Teenfikce[ Cerita sedang dalam tahap revisi. Update chapter setiap seminggu sekali 1 ch. ] ___________________________________________________ "Karena setiap ada Cinta selalu ada Benci" Cinta dan benci itu beda tipis. Saat kita membenci seseorang, kita ingin...