"Lo itu suka apa sih?"
Pagi ini, Dhito menjemput Camellya di rumahnya. Entah apa yang Dhito pikirkan sekarang? Hanya diketahui oleh Dhito, tuhan, dan malaikat saja.
"Lya!!! Cepet turun nak! Ini temennya udah nungguin," Teriak Zeira dari lantai bawah. Dengan setengah berlari, Camellya turun ke bawah.
"Ga usah lari-lari, ntar jatuh. Gue tunggu lo kok! Selama apapun itu!" Ujar Dhito, membuat Camellya bungkam.
Dengan kekehan Camellya berkata "Apaan sih lo? Pagi dah main gombal?! Kalo anak orang baper.. Terbang gimana? Kan takut kalo jatuh!?"
"Ga usah takut! Gue tangkep kok!" Ujar Dhito sukses membuat pipi Camellya merona merah.
"Dhito!!!! Gue lempar sandal lo ya??!!!" Teriak Camellya setengah kesal. Camellya berteriak? Apakah mamanya tidak marah? Jangan ditanya! Zeira pasti sudah berkutik dengan laptopnya.
"Yah.. Kan sakit!!!" Ujar Dhito dengan wajah sok imut. Membuat Camellya terkekeh geli.
"Iyuhh.. Djijik! Lagian kan cuma sakit fisik. Bukan hati! Jadi sans aja lah.."
"Banyak bacod lo.. Udah yuk berangkat! Ntar telat," Ajak Dhito menggandeng tangan Camellya. Sedangkan Camellya sibuk menenangkan jantungnya yang berlompat ria. Saat ini, Camellya benar-benar merasakan darahnya berdesir di sekujur tubuhnya.
Ceklek.
"Ayo masuk!" Perintah Dhito pada Camellya. Ya. Dhito membukakan pintu mobilnya untuk Camellya. Memang Dhito masih lima belas tahun. Tapi Dhito sudah terlatih, dan dia diberi izin setelah tes berkendara di kantor polisi minggu lalu. Walau tidak masuk akal, jika diperbolehkan. Tapi bagaimana tidak, ayah Dhito seorang tentara. Tentu ayahnya akan bertanggung jawab jika terjadi apa-apa.
"Ih.. Ngapain coba ngebukain pintu? Gue bukan anak kecil!!"
"Yee.. Hal ini lah yang dilakukan sepasang kekasih tau!!"
Sekali lagi, Dhito membuat jantung Camellya senam aerobik. Diiringi lagu hard impact.
***
"Ya ampun Prilll... Ra.. Fit.. Gue dibuat teebang sama Dhito!!!" Camellya bercerita pada ketiga sahabatnya itu. Siapa lagi, jika bukan Aprilya, Laura, dan Fita?
"Anjir.. Anjir.. Turun Mel.. Turun.. Hati-hati jatuh goblog!!!" Cerocos Aprilya.
"Auk ah loh.. Baperan pooolll!!!" Celetuk Laura.
"Ah masa? Lo habis diapain emang?!" Ujar Fita. Camellya menceritakan semuanya dari awal.
"Ih ya.. Laura, April mah.. Sama aja.. Seneng dikit gitu napa, kalo temen seneng. Jangan diledek jigong!!!" Ujar Camellya tak terima.
"Emang ya.. Cuma Fita yang paham!!!" Lanjut Camellya. Camellya mendengus kesal.
"Udah ah.. Lo sensi banget sih.. Lagian kita cuma becanda!!!" Ujar Laura merayu Camellya yang sedang memayunkan bibirnya.
"Ih biasa aja napa cemil," Ketus Aprilya. Camellya hampir melemparkan botol pada Aprilya jika Fita tak menahannya.
"Wew.. Serius amat!!" Gerutu Aprilya di tengah kekesalan Camellya. Moodnya hancur sudah. Tapi Camellya berusaha memperbaiki moodnya.
"Eh btw.. Dhito tanggal 22 Agustus ultah tuh.. Gue enaknya ngado apa yah?" Tanya Camellya tiba-tiba.
"Coba aja tanya gih sama Dhito! Kalo gak dikasih tau ya.. Beliin jam tangan aja.. Biar bisa dipake sehari-hari!" Usul Fita yang disetujui kedua teman Camellya lainnya.
"Ok deh.. Gue tanya ke Dhito aja nanti!!"
***
Seperti yang Camellya katakan. Camellya akan bertanya pada Dhito hal yang disukainya. Dan Camellya sekarang menuju ke perpustakaan, tempat Dhito nongkrong bersama teman-temannya.
Sreet.
Camellya tengah mencari sosok Dhito dengan teliti saat ini. Dengan mata elang Camellya, tidak akan ada satupun yang terlewat. Karena gadis ini, mempunyai ketelitian yang dalam. Dan benar sekali! Camellya menemukan Dhito duduk di bangku pojok bersama ke-empat temannya.
"Eh ada Xeiren!!!" Ucap ke-empat teman Dhito serempak. Dan tentunya membuat Camellya dan Dhito terkejut. Bukan hanya mereka berdua yang terkejut. Bahkan se-isi perpus pun terkejut. Dan Camellya menjadi pusat perhatian sekarang.
"Oi Fourble Vin!! Alias Devin, Kevin, Gevin, Revin!!! Kalian gila apa goblog hah? Ini tuh perpus jigong!!!" Ujar Camellya sebal.
"Tau tuh Yya.. Mereka pada idiot emang. Oh ya! Lo ada perlu apa?" Ujar Dhito.
"Benda apa yang lo suka?" Tanya Camellya to the point.
"Busyeet dah lo!! Berani amat tanya langsung?" Ujar Si Devin.
"Vinvin!?" Ujar Gevin.
"Uhuy uhuy uhuy.. Kaqa!!" Ujar Fourble Vin serempak dengan nada khas burung bangau.
"Goblog!!" Celetuk Dhito.
"Gue suka gelang Yya.. Emang kenapa? Mau ngado gue lo?!" Lanjut Dhito.
"Aish.. Ge-er lu!! Gue cabut dulu yak?" Saat Camellya hendak pergi, Revin memanggilnya.
"Eh Mellya.. Lo denger suara tikus gak? Cit cit cicit..?"
"Nggak tuh.."
"Lo nggak denger? Cit cit cicit.."
"Nggak ah.. Emang ada tikus?" Seketika mereka berlima terbahak. Entah mengapa.
"IQ lo berapa Yya? Lo nggak denger tadi Revin mendecit kayak tikus?! Masa tadi lo nggak denger?!!" Ujar Kevin masih terbahak.
"Jigong semua lu pada!!!" Camellya melempar sepatu salah satu murid pada meja yang ditempati Dhito.
"Njir.. Nyaris kena!!" Mereka berlima mengela napas lega saat lemparan Camellya meleset. Sedangkan Camellya mendengus kesal lalu pergi.
***
"Guys.. Bantu vommentnya ya?? Biar Farkam makin semangat nulis ceritanya.. :)
Farkam sedih deh.. :'( Bantu ya??""See you next time! And have fun ♡"
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Be Mine?
Ficção Adolescente[ Cerita sedang dalam tahap revisi. Update chapter setiap seminggu sekali 1 ch. ] ___________________________________________________ "Karena setiap ada Cinta selalu ada Benci" Cinta dan benci itu beda tipis. Saat kita membenci seseorang, kita ingin...