24. Pedas Manis

7 1 0
                                    

"Percayalah! Apa yang lo lakuin lebih pedes dari apa yang lo katain"

"Lya!" Panggil seseorang dengan suara parau.

"Kenapa Tto?" Tanya Camellya pada Dhito. Terlihat jelas Dhito menatapnya dengan tatapan nanar.

"Gue mau curhat sama lo!"

"Curhat aja kale!!"

"Tapi gue takut lo kecewa!"

"Emang kenapa kalo gue bakalan kecewa?"

"Gue takut lo marah. Gue takut lo menjauh. Gue takut kehilangan lo. Karena gue sayang sama lo! Lo adalah sahabat yang paling ngertiin gue Yya!!" Ujar Dhito panjang kali lebar kali tinggi dengan tatapan bersalah. Namun, manis. Dhito tak mau kehilangan Camellya. Camellya mengulum senyumnya sebelum bertanya.

"Emang apa yang akan buat gue ngelakuin itu?" Tanya Camellya tak mengerti.

"Nggak! Gue nggak mau kasih tau lo!"

"Kasih tau please!" Mohon Camellya.

"Nggak Lya!!" Ujarnya lembut namun tegas.

"Ya udah deh nggak pa-pa. Lagian itu hak lo, mau cerita apa nggak."

***

Camellya berada dalam kelas sekarang. Ia masih gelisah karena ucapan Dhito tadi pagi. Entah mengapa setelah ia terjatuh saat latihan senin kemarin, ia merasa bahwa Dhito akan kembali pergi darinya. Feeling yang sama saat Camellya terjatuh sebelum Dhito jadian dengan Mella beberapa hari kemudian.

Flashback

Bruk.

Camellya jatuh tersungkur di lapangan voli. Saat ini, ia sedang latihan paskib.

"Ya ampun Lya!!!" Jeri menggelegar milik Aprilya menggema di gendang telinga Camellya.

"Lo kok bisa jatuh lagi sih???!! Nggak kapok apa, waktu kelas sepuluh lo jatuh?" Tanya Aprilya histeris, membuat Camellya berdecak kasar.

"Ah elah!! Lu mah.. Temen jatuh kagak ditolongin! Malah dikatain!!! Emang kampret Lu!!" Aprilya hanya cengengesan saat mendengar protes Camellya. Sesegera mungkin, Aprilya mengulurkan tangannya membantu Camellya untuk berdiri.

"Kampret lu emang!!" Maki Camellya pada Aprilya. Sedangkan yang dimaki membelalakkan matanya lebar.

"Eh lu ya?!! Ditolongin tuh ya.. Bilang 'Terima kasih' bukan malah dimaki!!! Anak dugong!!!" Ujar Aprilya terlampau nge-gas.

"..."

"Ih Lya!!! Lo kok nyebelin sih?! Kan gue lagi ngomong sama lo!! Kok dikacangin sih?!!"

"..."

"LYA!!!!!!!"

"Eh!! Iya.. Kenapa?!!" Tanya Camellya terkejut.

"Lo dari tadi nggak dengerin gue Yya??" Tanya Aprilya denganbibir ditekuk seratus delapan puluh derajat ke bawah.

"Kok gue ngerasa nggak enak ya? Firasat gue kayak gue bakalan sakit lagi!!" Ujar Camellya sambil memegang dadanya.

"Maksud lo?" Tanya Aprilya tak mengerti.

"Rasanya kayak!! Ada seseorang yang bakalan pergi dari gue lagi!!"

***

"Camellya!!!!!! Omegot!!!!!" Teriak Aprilya histeris. Membuat seisi kelas menutup telinganya rapat-rapat.

"Haduhhhh.... Apaan sih? Apa-apaan? Ada apaan? What-what? Why? Opoo? Naze desu ka?" Tanya Camellya dengan bahasa yang campur aduk, entah bahasa Jawa lah, Inggris, maupun Jepang.

"Entuuu.. Si Dhito!!" Jawab Aprilya yang berhasil membuat bulu kuduknya berdiri.

"Dhito jadian sama adik kelas. Namanya.. Eumm.. Ahh.. Bebby!! Ya.. Bebby!!" Lanjut Aprilya yang berhasil mengguncang tubuh Camellya. Darahnya berdesir di sekujur tubuhnya. Badannya melemah kala mendengar pernyataan itu.

Camellya memang kecewa dengan Dhito. Karena ia jadian dengan orang lain, walaupun Dhito tau perasaan Camellya padanya. Bukan. Yang lebih mengecewakan lagi adalah, Camellya mendengarnya dari orang lain. Camellya bukan orang pertama yang tau mengenai hal ini. Dhito hanya memberikan harapan lalu pergi meninggalkan begitu saja. Jadi?!! Apa Dhito menganggap Camellya sebagai sahabat? Berita sepenting ini saja, Camellya harus mendengarnya dari orang lain. Jadi, maksud Dhito. Camellya adalah pelariannya? Wow!!! Amazing!!!

Aprilya menatap Camellya nanar. Terpancar jelas dari mata Camellya bahwa ia sedang sangat kecewa.

"Lya!!" Panggil Aprilya hati-hati.

"Gue perlu ngomong sama Dhito!" Napas Camellya memburu saat ini. Aprilya yang melihat Camellya berdiri, dengan sigapnya menahan bahu Camellya untuk kembali duduk.

"Lo mau ngapain?" Tanya Aprilya tegas.

"Gue harus ngomong sama Dhito!! Dhito nggak bisa buat gue jadi pelarian!!" Jawab Camellya dengan emosi.

"Jangan bodoh Yya!!" Ujar Aprilya yang membuat Camellya mendelik lebar ke arahnya.

"Lo bilang gue bodoh??!!!" Tanya Camellya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya!! Lo bodoh!!"

Bugh.

Aprilya meringis nyeri setelah mendapat hantaman pada perutnya. Mata Camellya. Saat ini!! Sangat merah!! Matanya yang mulanya hazel, kini berubah menjadi warna hitam. Oh tidak!!! Ini adalah tanda bahaya dari Camellya.

"Coba lo pikir Yya! Dhito nggak bilang sama lo tuh.. Karena dia nggak mau bikin lo sakit hati ataupun kecewa. Dia nggak mau lo menjauh dari dia. Dia bahkan menyembunyikan perasaannya pada adik kelas demi perasaan lo. Tapi laki-laki terkadang nggak sebodoh wanita yang lebih memilih memendam perasaannya hingga membuatnya kehilangan orang yang ia cintai. Coba lo pikir!!! Lo sahabatnya Yya!!! SAHABAT DHITO!!! Lo bukan pelarian, tapi memang dia nganggep lo sebagai sahabat. Lo nya yang terlalu berharap Yya!!! TERLALU BERHARAP!!!" Ujar Aprilya emosi.

Dan apa yang dikatakannya membuat Camellya semakin lemah. Matanya berwarna biru kelabu sekarang. Menandakan kesedihan yang mendalam. Perasaan Camellya dapat dijelaskan melalui warna matanya. Entah kelainan apa yang ada di diri Camellya. Tapi orang terdekat sangat mensyukuri kelainan itu, karena dengan semua itu. Mereka bisa mengetahui keadaan Camellya tanpa bertanya.

"Gue cuma wanita Pril. Gue juga ingin merasakan cinta. Tapi kenapa saat rasa cinta datang untuk pertama kalinya padaku. Hanyalah memberi luka. Kata orang cinta itu indah. Kata orang, cinta membuat kita kuat. Tapi nyatanya.. Cinta hanya membuat kita lemah. Gue benci!! Gue benci!! Dan bencilah yang menguatkan seseorang!!" Ujar Camellya putus asa.

***

Author :

"Ya elah guys.. Gimana tuh rasanya di PHP in? Yang pernah ngalamin kuy.. Angkat kaki!!! Wkwkwk"

"See you next time! And have fun ♡"


Would You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang