6. Nyaman

33 4 2
                                    

"Karena gue mulai nyaman sama lo"

"Brukkk sryeeett" Camellya jatuh tempurung. Lututnya berdarah dan trining latihannya juga sobek. Hari ini paskib sedang latihan fisik, dan salah satunya jogging keluar sekolah.

"Aaww, shit," Gerutu Camellya yang masih terus melanjutkan joggingnya. Camellya tidak berani menatap lukanya, karena dia akan menangis saat melihat darah. Mungkin bisa disebut phobia.

"Kalo nggak kuat jalan aja! Ntar lo jatuh lagi," Ujar Dhito tiba-tiba tanpa menoleh Camellya.

"Gue? Jatuh? Kapan?" Jawab Camellya yang jelas berbohong. Ia tak mau terlihat lemah sebagai wanita.

Saat ia jatuh tadi, ia sangat yakin bahwa tak satupun orang melihatnya. "Kok dia bisa tau?" Batinnya.

"Lo nggak usah bohong! Jelas-jelaa trining lo robek," Kata Dhito membuyarkan lamunan Camellya.

"Oh god. Gue lupa soal trining ini," Gerutu Camellya dalam hati.

"Oh ini-- emang sengaja gue sobek. Bia--r gak panas aja," Jawab Camellya sambil cengengesan.

Dhito hanya bisa memutar bola matanya, karena jawaban Camellya yang benar-benar tidak masuk akal.

Tanpa disadari. Sedari tadi Camellya dan Dhito jogging bersama hingga sampai di sekolah kembali. Dan lutut Camellya semakin terasa perih.
Dan tiba-tiba, Dhito menggendong tubuh mungil Camellya.

"Ih, lo apa-apaan sih? Turunin gue!!!" Bentak Camellya. Dhito hanya berjalan menuju UKS tanpa mendengarkan ocehan Camellya. Sampai di UKS.

Dan. "Bruukk" Camellya terjatuh dari tangan Dhito.

"Kok lo lepasin gue sih? Sakit tauuu!" Rengek Camellya sambil memegang punggungnya.

"Lah, kan lo sendiri yang nyuruh gue lepasin lo?" Ucap Dhito tersenyum sinis.

Camellya semakin dibuat kesal oleh Dhito. Hingga tangan Dhito sampai pada lutut Camellya. Mengusap luka Camellya dengan halus. Membersihkan kotoran pada lukanya. Dan, memberinya alkohol yang sempat membuat Camellya teriak histeris.

"Ternyata lo baik banget ya? Walau lo nyebelin," Batin Camellya mengada.

Camellya terus menatap Dhito hingga Dhito selesai membalut luka Camellya dengan perban.

"Lo nggak lagi merhatiin gue kan?" Tanya Dhito. Sontak Camellya memalingkan wajahnya dari Dhito.

"Ya nggak lah! Ngapain gue liatin lo! Gue cuma liat luka gue aja," Alasan Camellya.

"Yaudah lo nggak usah latihan dulu. Mending lo duduk sambil dengerin materi dari kakel," Ujar Dhito sambil menarik tangan Camellya agar berdiri.

"Yuk ke lapangan. Ntar dicariin kakel," Ujar Dhito yang dibalas anggukan oleh Camellya.

Di lapangan. "Lo duduk di sini aja! Gue mau balik ke barisan," Ujarnya sambil berlari kecil. Dilihatnya, Dhito tengah ijin masuk barisan.

"Kamu kenapa duduk?" Tanya salah satu senior paskib. "Lutut saya luka kak. Waktu jogging saya jatuh," Jawab Camellya yang dibalas anggukan mengerti dari seniornya itu.

Hari ini adalah hari pertama ada seorang laki-laki yang perhatian padanya selain ayahnya dan Rynan. Rynan adalah sahabat yang pernah mengalami friendzone dengannya.

"Entah kenapa gue mulai nyaman bareng sama lo," Batin Camellya diiringi bibirnya yang mulai melengkung menampakkan lesung pipinya.

***

"Lo ngapain duduk di sini?" Tanya seseorang tiba-tiba. Camellya yang hanya melamun hanya berucap mengada-ngada "Gue nyaman sama lo Dhit."

Yang dikatakan Camellya tentu membuat orang itu mengernyit bingung. "Dhit siapa?" Tanya orang itu yang sekali lagi. Dan Camellya mulai sadar akan lamunannya.

"Kak Dimas? Ngapain di sini?" Tanya Camellya sedikit terkejut.

"Seharusnya gue yang nanya sama lo! Lo ngapain masih di dini. Latihan paskib kan udah selesai?" Tanya Dimas.

"Nunggu Dhito! Gue mau pulajg bareng sama dia," Jawab Camellya enteng.

"Kok lo mau nunggu? Ini udah sore. Mending lo balik!" Kata Dimas yang lebih terdengar sebagai perintah.

"Ih nggak bisa kak! Kaki gue sakit. Sopir gue nggak bisa jemput. Dan satu-satunya tuh cuma Dhito. Sekarang dia ada urusan bentar sama ketua paskib," Jelas Camellya panjang lebar.

"Lo nungguin berapa lama?" Tanya Dimas.

"Setengah jam?!" Jawab Camellya tenang.

Tiba-tiba Dimas mengangkat tubuh mungil Camellya dalam dekapannya. Dan tentu membuat Camellya terkejut bukan main.

Blush. "Ih Kak Dimas ngapain? Lepasin! Gue harus nunggu Dhito!" Camellya terus meronta-ronta. Sampai Dimas memasukkan Camellya ke dalam mobilnya.

"Ga usah bacod. Diem. Ini udah sore. Nggak baik cewek nunggu cowok. Cewek itu dikejar bukan mengejar. Cewek itu ditunggu bukan menunggu," Kata Dimas yang lebih seperti mbacod di telinga Camellya.

"Tapi nggak semuanya gitu kak!" Jawab Camellya.

"Setidaknya itu prinsip gue. Awalan kata yang tepat buat cewek itu 'di' bukan 'me,' Karena awalan 'me' itu lebih baik untuk cowok," Ujar Dimas yang tak digubris Camellya. Dalam perjalan Dimas tidak menanggapi omelab Camellya sama sekali.

***

Author:

"Wah sudah mulai nyaman ya? Maaf lama nggak posting soalnya sibuk.. Banyak PR.. hihihi"

"See you next time! And have fun ♡"


Would You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang