"Karena gue udah tau sebenarnya"
Hari ini Camellya pergi ke kelas X-IPA 1 karena niatnya ingin bertemu Dhito. "Mana tu anak?" Tanya Camellya pada diri sendiri.
"Dhito!!!" Panggil Camellya setelah menemukan orang yang ia cari.
Namun bukan hanya Dhito yang menoleh. Iya. Di sana Mella juga menoleh. Dan sikapnya seperti acuh pada panggilannya terhadap Dhito. Lalu Dhito menghampirinya di depan kelas.
"Lo ngapain goblok!? Lo tau ada Mella kan?!" Ujar Dhito setengah kesal.
"Gue mau ngomongin hal yang penting. Tapi nggak di sini!" Jawab Camellya yang terdengar mengajak Dhito ke tempat lain.
Dhito menarik tangan Camellya seraya menyuruhnya mengikuti Dhito. Mereka berada di depan Laboratorium. Tempat yang cukup sepi.
"To! Gimana sama Mella? Apa dia udah nggak suka sama Kak Dimas?" Tanya Camellya.
"Belum. Lagian lo kok belum jadian sama Kak Dimas?"
"Ya elah. Ya masa cewek nembak cowok? Goblok! Kan kata lo. Lo bantu biar Kak Dimas nembak gue?"
"Iya sih. Tapi please lo aja lah. Lo liat Mella tadi kan? Acuh ke gue?" Kata Dhito sambil mengingatkan.
"Tai lo emang. Ya udah gue usahain!" Ujar Camellya yang langsung pergi setelahnya, tanpa menghiraukan Dhito yang memanggil namanya berulang kali.
***
Waktu ini. Jam ini. Menit ini. Dan detik ini. Camellya mengumpulkan keberanian untuk mengatakan hal pada orang di depannya ini.
"Kak," Ucap Camellya sedikit bergetar.
Camellya takut. Takut akan menyakiti dan tersakiti. Tapi nyatanya, dia akan memulainya sekarang.
"Kakak mau nggak jadi pacar aku?" Ucap Camellya.
Aku. Ya kata itu kembali muncul. Sebenarnya Camellya tidak suka jika menggunakan kata gue-lo karena itu sangat kasar. Aku-kamu adalah Camellya yang dulu. Sebelum sesuatu terjadi. Dan kata-kata itu akan muncul saat Camellya mulai tak sanggup atau takut.
"Maaf gue nggak bisa Yya," Jawab Dimas datar.
Jleb. Rasanya campur aduk setelah mendengar jawaban itu. Kecewa karena ia tak berhasil menepati bantuannya pada Dhito. Senang karena tiada yang ia sakiti dan ia tak tersakiti. Sedih karena harga dirinya sebagai wanita seakan hancur karena menembak seorang pria dengan jawaban 'tidak.'
"Tapi kenapa kak?" Tanya Camellya tak percaya. Jika Dimas menyukainya mengapa ia tak menerimanya?
"Karena lo sebenernya nggak cinta gue. Hati lo punya Dhito! Gue tau sebenernya karena gue ada di sana saat Dhito minta lo ngelakuin ini," Jawab Dimas dengan wajah sedikit kecewa.
Camellya hanya menunduk. Tak terasa meneteskan air mata. Tentu Camellya terkujut bukan main. Dan tentu Camellya merasa bersalah. Bukan hanya merasa bersalah, tapi sangat salah.
Dimas yang melihat air mata Camellya. Refleks mengusapnya dengan jarinya. Mendongakkan wajah Camellya agar menatapnya. Camellya takut menatap Dimas. Sedangkan Dimas hanya tersenyum.
"Nggak pa-pa! Gue udah bilang Mella kalo gue punya pacar dan bilang ke dia nggak usah deketin gue. Toh gue sukanya sama lo, bukan dia. Lo nggak usah khwatir," Ujar Dimas yang membuat mata hazel di depannya mengalirkan air lebih banyak.
"Nggak usah nangis Yya," Ucap Dimas menenangkan.
Walau Dimas berkata seperti itu. Camellya tetap menangis. Ia tak mengatakan apapun. Beruntung selarang mereka tidak di sekolah. Ya, sebelumnya Camellya mengajak Dimas ke taman kompleks dekat sekolahnya.
"Tapi kak. Hampir aja aku mulai menyakiti hati Kak Dimas lebih dari sekarang!" Ucap Camellya menyesal.
"Nggak pa-pa. Cinta emang gitu. Terkadang membuat kita lupa tindakan yang sebaiknya fiambil dan dihindari," Dimas berkata tenang. Seakan tak ada masalah.
"Kak maafin aku. Aku janji aku nggak akan ganggu kakak lagi sekarang!" Putus Camellya yang dijawab gelengan oleh Dimas.
"Kenapa?" Tanya Camellya tak mengerti. Tangisnya mulai mereda sekarang.
"Lo nggak ganggu gue," Ucap Dimas. ada jeda sebelum Dimas melanjutkan perkataannya.
"Mungkin sekarang lo belum cinta sama gue. Tapi gue akan buat lo cinta sama gue," Putus Dimas setelahnya.
Deg. Hati Camellya tak karuan setelah Dimas mengatakan hal itu. Dimas mendekat. Memeluk Camellya, walau gadis itu tak membalas pelukannya. Selang beberapa detik. Dimas mengecup ujung kepala Camellya. Sontak Camellya melepas pelukan Dimas.
"Kak Dimas apaan sih?" Gerutu Camellya kesal. Wajahnya sangat merah sekarang. Dimas yang menyadari itu hanya terkekeh melihatnya.
"Maaf. Gue kebawa suasana aja," Jawab Dimas.
"Auk ah.. Aku.. Maksudnya gue mau pulang!" Ucap Camellya. Dimas hanya terkekeh melihat Camellya yang salah tingkah.
"Gue anter!" Kata Dimas.
"Ng.." Kata Camellya terpotong.
"Gue nggak nerima penolakan!" Tegas Dimas yang tentu membuatnya kesal.
***
Author :
"Aku cepetin upnya. Soalnya gak ada kerjaan"
"See you next time! And have fun ♡"
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Be Mine?
Novela Juvenil[ Cerita sedang dalam tahap revisi. Update chapter setiap seminggu sekali 1 ch. ] ___________________________________________________ "Karena setiap ada Cinta selalu ada Benci" Cinta dan benci itu beda tipis. Saat kita membenci seseorang, kita ingin...