13. Jaga Jarak?

36 4 1
                                    

"Karena gue tau maksud lo. Nggak usah khawatir.. Gue pasti jaga jarak"

Pagi ini, kelas X-IPA 2 sedang pelajaran olahraga di lapangan. Karena guru olahraga harus menjaga try out kelas 12, maka pelajaran olahraga hari ini ditanggung jawabkan pada ketua OSIS, untuk menghindari adanya jam kosong.

"Ih males ah.. Kenapa coba Pak Andi pake nggak ngajar?! Dan kenapa harus Kak Dimas yang gantiin?!!" Gerutu Camellya di samping Aprilya.

"Ih nggak papa kali Yya!! Diajar sama cogan. Lagian apa masalahnya sih?" Ujar Aprilya yang membuat Camellya mendengus kesal.

"Lo sih nggak tau kemaren gue diapain ama tuh kakel nyebelin!" Batin Camellya.

"Ok pelajaran kita mulai!" Ujar Dimas tiba-tiba sambil memandang gadis di depannya itu.

"Hari ini kita mengulang kembali pelajaran yang pernah dipelajari di SMP. Kita akan mencoba ulang tolak peluru!" Lanjut Dimas.

***

Entah mengapa hari ini Dimas tidak fokus dalam pelajaran. Pikirannya melayang terus pada kejadian tadi pagi yang memalukan. Hal yang memalukan saat mengajar olahraga kelas X-IPA 2.

"Gue bego atau apa sih?! Kok gue bisa kehilangan kendali?!" Batin Dimas tak karuan sambil menggaruk kasar kepalanya frustasi. Ia teringat lagi kekadian tadi pagi.

"

Ok kita bisa mulai sekarang! Camellya! Lo maju sini!" Kata Dimas pasa Camellya.

Sedangkan Camellya melihatnya sedari tadi dengan wajah ditekuk. Camellya melangkah maju di samping Dimas.

"Nah gue bakalan contohin lagi gimana posisi awal tolak peluru. Nah Camellya coba contohin gimana posisi awal tolak paluru yang lo tau!" Perintahnya pada Camellya.

Camellya hanya melakukan apa yang disuruhnya.

"Lo itu salah! Yang bener tuh kayak gini!" Ujar Dimas sambil membenarkan posisi Camellya dari belakangnya.

Tercium harum bunga pada rambut Camellya. Harumnya bagaikan kue yang lezat hingga ingin sekali Dimas memakannya. Camellya mulai lelah dengan peluru di tangannya. Namun Dimas hanya diam tak berkutik. Camellya terjatuh karena beban di tangannya. Beruntung Dimas dengan sigap menangkap tubuh mungil gadis itu.

"Huuuuuuuuu!!" Teriak para siswa pada Dimas.

"Kalo ngajar tuh yang bener napa?" Kata Rafael salah satu siswa kelas X-IPA 2.

Karena teriakan itu, Dimas dan Camellya refleks melepaskan tangannya masing-masing. Dimas dan Camellya sangat malu. Para siswi yang melihat kejadian tadi hanya bisa teriak histeris dan menggigit jari. Dimas risih dengan keadaannya saat ini. Hingga ia memutuskan meminta maaf. "Ekhem, maaf-maaf!" Ujar Dimas dengan tangan memohon.

***

"Lo liatkan kejadian tadi pagi? Nyebelin banget kan? Udah kemaren maksa gue pulang bareng... Ngajak beli es krim, eh nyatanya gue yang bayarin. Sekarang!!! Dia malu-maluin gue di depan umum?!" Keluh panjang Camellya pada Aprilya.

Mendengar yang dikatakan Camellya, Aprilya hanya tertawa ngakak.

"Ih lo kok ngakak sih???!!" Kesal Camellya dengan wajah cemberut khasnya. Melihat wajahnya itu, Aprilya semakin ngakak.

Would You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang