Sejak pagi ini di asrama, orang-orang sedang ribut tentang uang mereka yang berkurang.Tapi beberapa orang juga mengabaikan mereka karena mereka mendapatkan uang tambahan. Begitu juga denganku mendapatkan uang lima puluh ribu lagi dari hasil tes kemarin. Aku tidak tahu hasilnya tapi yang jelas aku menjawabnya agar sesuai KKM yang berlaku.
Di kelas tidak begitu ribut atau bisa kubilang yang masih bisa ribut hanyalah mereka berdua, Rony dan Elline yang tidak pernah tahu situasi maupun tempat untuk ribut bahkan tentang hal kecil seperti tuduh-tuduhan menukar isi bolpoint. Aku rasa itu bukanlah hal kecil.
David dan Oki terlihat lesu, aku rasa mereka termasuk salah satu dari yang kehilangan uangnya pada hari ini. Kebanyakan murid duduk dengan tidak sabar untuk menunggu Bu Rika datang dan meminta penjelasan.
"Kalian terlihat lesu? Apa kalian tidak sarapan"
Itu kata pertama yang dikatakan Bu Rika ketika batang hidungnya muncul dikelas. Sejujurnya kami tidak pernah sarapan karena pada pagi hari kantin kelas E masih tutup, sedangkan mau ke toko juga masih tutup jadi mau tidak mau menunggu siang tiba kalau tidak sudah menyiapkan roti atau makanan pada malam harinya.
"Bu aku mau tanya, Uang di kartu pelajarku berkurang seratus ribu, apakah ada kesalahan dari sekolah?"
Benar, kebanyakan uang mereka yang berkurang adalah seratus ribu. Bahkan pada musim krisis akhir bulan seperti ini, kehilangan hingga seratus ribu atau menjadi minus adalah sebuah pukulan telak. Uang mereka berkurang hingga dua puluh persen dari uang bulanan biasanya.
"Tidak, sekolah tidak melakukan kesalahan apapun"
"Lalu kenapa bisa berkurang?"
Murid-murid bertanya-tanya. Sebenarnya mereka sudah tahu kemungkinannya tapi mereka tidak mau menerima kenyataannya jadi mereka mencoba mencari sesuatu yang bisa disalahkan
Atas pertanyaan murid-murid, Bu Rika tersenyum dan melanjutkan penjelasannya
"Saat uang kalian bertambah, kenapa kalian tidak menanyakannya?"
Murid-murid terdiam dengan perkataan itu
"Jawabannya seharusnya kalian sudah tahu"
Sudah sifat manusia, ketika mereka mendapatkan untung maka mereka akan diam tapi ketika mereka mendapat rugi maka mereka akan berkoar.
Hal itu sering terjadi di kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang akan suka bercerita tentang keluh kesahnya seperti ini susah, hari ini rugi dan yang lainnya tetapi ketika mereka mendapatkan untung mereka akan diam.
"Tapi bu, uang kami berkurangnya seratus ribu sedangkan kalau kami berhasil berhasil hanya mendapat lima puluh ribu"
"Hidup memang tidak adil jadi terbiasalah. Lagipula kalian mendapatkan uang seratus ribu bukan dari dua tes sebelumnya?"
Sekali lagi mereka terdiam dan tidak bisa menjawab.
Sekolah ini benar-benar licik. Mereka dengan pandainya memainkan sifat buruk orang-orang yang ada disini. Mereka memberikan makanan tanpa penjagaan kepada tikus-tikus dan ketika para tikus merasa aman-aman saja, mereka langsung menangkapnya.
Saat kami terdiam, Bu Rika memberitahukan kami hal yang sebelumnya tidak diberi tahu kepada kami. Dia menuliskan sesuatu di papan tulis.
Kelas A: 2000 Poin
Kelas B :1600 Poin
Kelas C:1400 Poin
Kelas D:1200 Poin
Kelas E:1000 Poin
"Berdasarkan tes kalian kemarin inilah Poin kelas kalian. 1 orang yang lulus menandakan 100 poin kelas dan itu artinya kelas kita hanya ada 8 orang yang lulus dalam Tes Kemarin"
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA ARK (The E Class)
Teen FictionSMA ARK adalah SMA terbaik di indonesia dimana banyak orang-orang sukses berasal dari sana. Mulai dari Presiden Indonesia, Atlit Top, Penulis terkenal hingga masih banyak lagi dibidangnya masing-masing. Alvin mendaftar kesana menggunakan ijazah pake...