Tubuh ku melemas saat mengetahui jika aku positif hamil, aku berdiam diri sangat lama di kamar mandi memandangi alat tes kehamilan itu. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan padanya, aku takut dia tekejut dan tidak menerima keadaan ku sekarang.
" Ada apa ? "
" Aku hamil. "
" Jinjja ?! "
" Ne. "
" Mengapa kau seperti itu ? Kau harusnya senang. "
" Uh, aku takut jika dia tidak bisa menerimanya. "
" Apa maksud mu ? "
" Dia sudah mengetahui jika dia bukanlah yang pertama. "
" Maksud mu ? Dia tahu kau dan Yuri pernah melakukan hal itu ? "
" Ne. "
" Ya, babo! Mengapa dia bisa tahu hal itu ? "
" Dia seorang laki-laki, pasti dia bisa merasakan hal itu. "
" Kau tetap harus meyakinkan dia, Sica. Hubungi dia sekarang dan beritahu dia. "
Aku tidak mendengar apapun dari seberang sana, aku sudah menduga jika dia akan terkejut. Aku hanya menggigit kuku-kuku jari ku berharap cemas pada jawabannya.
" Dimana kau ? ", akhirnya terucap satu kalimat dari mulutnya.
" A-aku di apartment Sunny. ", jawab ku.
Begitu saja dia memutuskan panggilan ku dan aku semakin cemas karena responnya yang sangat datar.
" Sunny, eotteohge? ", tanya ku.
" Dia marah ? ", tanya Sunny.
" Dia sangat datar sekali. ", jawab ku.
" Aku yakin Taeyeon tidak mungkin marah pada mu, Sica. ", ucap Sunny.
Beberapa menit kemudian . . .
Seseorang mengetuk pintu apartment Sunny dan aku masih melamun memikirkan Taeyeon. Sementara Sunny berlari ke arah pintu dan membukakannya.
" Jessica. ", suara itu membuyarkan lamunan ku dan perlahan aku melihat ke arah asal suara itu.
" T-tae.. ", gumam ku.
" Ayo pulang. ", ucapnya dengan wajah yang sangat datar.
Aku terdiam dan hanya tertunduk. Aku bisa mendengarnya menghela nafas dan dia mengambil tas ku di sofa.
" Sunny, gomawo, sudah menjaga Jessica. ", ucapnya.
" Ne, Taeyeon. ", jawab Sunny.
" Kami harus kembali ke rumah. ", ucapnya sambil menggenggam tangan ku.
" Ne, hati-hati. ", jawab Sunny.
Dalam perjalanan pulang, dia tidak mengatakan apapun, hanya sebuah musik yang mengisi keheningan kami. Aku masih tidak berani untuk memulai pembicaraan, aku takut jika dia sedang berpikir yang tidak-tidak tentang ku.
Sesampainya di rumah, dia berjalan mendahului ku dan terhenti di ruang keluarga, dia meletakan tas ku di sofa. Tatapannya sangat tajam dan dalam.
" Istirahatlah. ", ucapnya.
" . . . "
" Aku tidak ingin kau kelelahan. ", ujarnya yang langsung berjalan ke ruang makan.
Jessica POV End
Taeyeon POV
" Aku merindukan mu. ", tangannya berhasil menahan ku pergi dan kini aku terdiam dalam pelukannya.
" Aku tidak ingin kau berubah. ", ucapnya.
Aku bisa merasakan kini baju ku mulai basah karena air matanya.
" Mianhae. Aku tidak bisa mengendalikan rasa cemburu ku, aku ... aku mencintai mu. ", sambungnya.
Aku masih terdiam dan membiarkannya mengeluarkan segala sesuatu yang dia rasakan.
" Aku takut kau meninggalkan ku setelah kau mengetahui semuanya. Aku sudah melupakan masa lalu ku saat appa meminta ku untuk menikah dengan mu. Aku sedang hamil, aku takut kau tidak percaya jika ini adalah anak mu. ", ucapnya.
" Apa mau mu, Jessica ? ", tanya ku yang berbalik arah menatapnya.
" A-aku ingin kau tetap bersama ku. ", jawabnya.
" Hah. ", gumam ku.
Dia tertunduk dan aku bisa merasakan tangannya perlahan melepaskan genggamannya dari baju ku. Dengan cepat aku memeluknya dan membiarkan dia menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan ku.
" Saranghae, yeobo. ", aku masih bisa mendengar kalimat itu di tengah-tengah tangisannya.
" Nado saranghae, Sica~ya. ", jawab ku.
Taeyeon POV End
Keduanya terlarut dalam pelukan satu sama lain berbalut keheningan malam. Tangisan Jessica tidak terlalu terdengar jelas karena Taeyeon benar-benar memeluknya sangat erat. Malam itu benar-benar menjadi malam keduanya saling melepaskan rasa rindu mereka yang mengganggu selama ini.
" Mianhae. ", ucap Taeyeon di tengah-tengah pelukannya.
" Nado mianhae. ", jawab Jessica.
" Aku tidak akan meninggalkan mu. ", ucap Taeyeon.
" Gomawo. ", jawab Jessica.
Taeyeon mendaratkan ciumannya di kepala Jessica, hal itu membuat Jessica berhenti menangis dan mulai tersenyum.
Keesokan hari nya . . .
Jessica terbangun dari tidurnya, Ia melihat Taeyeon berada di sampingnya dan Ia tersadar semalam tertidur dalam pelukan Taeyeon. Ia tidak ingin beranjak dari tempat tidur dan ingin lebih lama lagi bersama Taeyeon.
Jessica memperhatikan wajah Taeyeon dengan mata tertutup sangat damai. Ia mengusap wajah Taeyeon
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely
أدب الهواةTidak semua perjodohan berasal dari dua hati yang menginginkan satu sama lain. Masa lalu adalah masalah terberat bagi pasangan yang baru menikah terlebih tidak memiliki perasaan satu sama lain. Jessica dan Taeyeon harus berhadapan dengan masa lalu...