Chapter 34

106 3 0
                                    

Saat sheila sampai,ia disambut dengan senyuman ayahnya.

"Nak sheila,semoga kita segera akrab." Kata bu rima

Sheila hanya memberikan sebuah senyuman yang menyimpan kepedihan.

"Sini duduk deket ibu." Kata bu rima sambil menepuk ruang kosong sofa disampingnya.

Sheila pun duduk disamping ibunya karena untuk menghargainya.
Berkat kebaikan ibunya itu,ia dan kakaknya masih bisa tinggal di rumah penuh kenangan ini.

Tak lama kemudian,datang Yoda.

"Javar,kasih tempat buat Yoda duduk disamping kamu." Seru ayah.

Javar melirik Yoda sebentar dan menggeser badannya cukup jauh agar  dapat ruang untuk Yoda duduk di sampingnya

"Yoda,duduk dekat kakak kamu." Seru Bu rima.

Yoda pun menatap ayah sebentar lalu memutuskan untuk duduk dekat javar.

"Javar,kamu sudah pastiin ngundang karyawan dan rekan bisnis kita?"

"Udah,yah,tinggal nunggu respon nya nih."

"Bagus,
Sheila,Yoda,kalian gak mau ngundang temen sekolah kalian?" Tanya Ayah.

"Nggak usah,yah,lagian ntar ganggu mereka,kan kita juga sekolah." Kata Sheila.

"Nak,pestanya pas hari minggu kok.".kata bu rima.

"Iya,sheila,ayah bakalan seneng kalau kalian ngundang temen temen kalian. Nanti ibu juga seneng loh." Kata ayah.

"Yoda,gimana menurut kamu?" Tanya ibu rima.

"Yoda nurut sheila aja." Jawab Yoda

"Yaudah,yah,bu Rima. Gakpapa deh." Kata sheila.

"Jangan panggil gitu dong,panggilnya mama aja." Kata mama

"Iya,ma." Kata sheila yang terdengar masih kikuk.
Sudah lama ia tidak memanggil seseorang dengan panggilan mama.

"Yah,ma,javar mau ke kantornya organizernya dulu. Mau nge fiks in agenda." Kata javar.

"Yaudah,hati hati." Kata mama.

Javar hanya mengangguk dan berlalu pergi

"Sheila,karena ayah sudah disini,ayah kan pernah nglarang kamu dianter jemput cowok kan? Itu dibatalin."

"Kenapa?" Tanya sheila.

"Karna ayah yakin putri ayah ini udah gede. Dan udah bisa mem filter mana yang baik dan buruk."

"Berarti boleh yah temen temen ku datang kesini?termasuk temen cowok?"

"Iya,asalkan tidak ada niat buruk apapun."

Mama lalu membelai halus rambut sheila dan berkata,"emang kamu ada temen cowok?"

"Ada,ma."

"Jadi,kamu dulu juga temenan dong sama Yoda?"

"Iya,ma. Kita sekelas." Kata sheila yang berusaha menutupi rasa ketertarikannya dulu pada Yoda.

"Bagus dong. Kalian bisa bersaudara sekarang,tambah deket." Kata mama.

Sheila hanya mengangguk dan yoda masih menatap sheila tanpa putus.

"Shei,ajak yoda jalan jalan sekitar komplek. Biar gak kikuk gitu sama tetangga dan lingkungannya juga." Kata ayah

"Iya,yah,itu ide bagus." Kata yoda.

Sheila melirik tajam yoda.
"Nak,kamu mau kan?" Tanya mama.

"I.iya ma." Sheila pun berdiri dan melangkah keluar diikuti oleh Yoda.

Sheila dan yoda berjalan jalan di sekitar komplek.

"Maaf." Kata yoda memulai.

"Buat apa?"

"Buat kehadiran gue di keluarga lo."

"Aku nggak permasalahi kok,mama orangnya baik."

Yoda menghentikan langkahnya,
"Kapan lo mikir perasaan gue shei."

Sheila pun menghentikan langkahnya juga.

"Perasaan?"

"Iya,"

"Yoda,lupain soal perasaan kamu. Buang jauh jauh rasa cinta kamu ke aku sebagai lawan jenis. Kita saudara sekarang."

"Kalau gue gak bisa?"

"Harus bisa. Kalau aku aja bisa kenapa kamu enggak?"

"Jadi lo juga punya perasaan ke gue? Tapi kenapa dengan cepetnya lo buang perasaan itu jauh jauh."

"Karena aku harus,yoda. Demi kebahagiaan ayah aku. Dan kamu juga harus melakukan hal yang sama untuk kebahagiaan mama kamu."

"Jadi,selesai disini aja perjuangan kita."

"Kita harus jaga jarak agar keluarga kita tidak mengetahuinya." Kata sheila yang berlalu pergi.

"Permintaan kedua,jangan jauh jauh dari gue."

"Maksud kamu apa?"

"Masih inget kan,5 permintaan yang dulu lo janjiin? Gue udah pakai yang pertama dan sekarang gue pakai yang kedua."

"Yoda,tolong pahami keadaan kita." Mata sheila mulai berair.

"Permintaan ini gak aneh dan gak nglanggar hukum."

Sejenak sheila berpikir,"oke,aku tidak akan jauh jauh dari kamu. Itu karena kita saudara."

Sheila pun berjalan lebih dahulu dan diikuti yoda dibelakang..

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Saat di kamar,sheila merenungkan sesuatu.

Aku harus melupakan Yoda,bagaimana mungkin aku bisa mencintai saudara ku sendiri.
Bagaimana caranya aku menjauhinya dan membuatnya berhenti untuk mencintaiku sebagai sheila yang dulu bukan saudaranya?

Sheila tersenyum pada akhirnya,karena ia mendapatkan gagasan.

Saat makan malam,keluarga besar datang dan menikmati bersama.

Drettt...drettt...
Hp sheila bergetar tepat di atas meja.

"Aku boleh kan angkat telfonnya dulu?"

"Iya,nggakpapa." Kata ayah.

"Halo,Reys,ada apa?"

Saat mendengar kata 'reys',perhatian Yoda tertarik.

"Aku baru makan malem nih,sama keluarga."

"Aku cuman pengen bilang aja,kalo besok jangan lupa sekolah."

"Iya lah,masak lupa. Mau jemput?"

"Boleh?"

"Iya,sekarang aku udah dibolehin sama ayah."

"Oke deh,aku jemput besok
Lanjutin aja makan malemnya,maaf ganggu. Bye."

Sheila menutup telfonnya.

"Ayah,besok aku dijemput temen aku. Boleh kan?"

"Iya,boleh.."

"Makasih,yah,oh ya,kak yoda,nanti habis makan malem ini kita bicara bentar dulu,ada yang mau di omongin."

Yoda terperangah,"ha?boleh boleh."

Sesudah makan malam,yoda dan sheila ngobrol di teras.

"Mau bicara apa?"

"Kak yoda,besok aku dijemput Reys,jadi kamu jangan muncul di hadapan dia. Semua temen temen ku disekolah juga akan tahu tapi pas acaranya aja. Jangan besok."

"Hah?lo?dijemput reys?"

"Iya,kak. Inget jangan muncul di hadapan dia dulu."

"Stop manggil gue kak."

"Kenapa,kan kamu emang kakak aku. Udah pokoknya inget aja yang tadi."

Sheila pun beranjak pergi dari situ.

Yes,I Need You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang