"Naya tuh jelous, kalau kamu deket-deket sama Abel! Ya, dia merasa tersingkir karena kamu sekarang memang lebih deket sama Abel ketimbang dia!""Jelous? Berarti kebukti dong kalau Naya naksir sama gue. Trus gue musti gimana, Ga?"
"Menurut aku sih, mending kamu datengin aja dia sambil bawain bunga. Naya pasti bakalan senang." Arga memberikan ide ala-ala FTV. Aira langsung setuju, wajahnya tampak berseri-seri membayangkan ekspresi Naya yang bakalan seneng banget.
Maka siang itu meskipun langit mendung dan sedikit menitikan air hujan, tidak menghalangi niat Aira untuk mendatangi rumah Naya. Aira tampak rapi mengunakan kemeja garis sembari tangan mengengam seikat mawar merah yang terangkai manis dengan pita.
"Nay...!" panggil Aira dari luar. Namun tidak ada sahutan dari sang pemilik rumah, suasana masih nampak sepi.
"Naya!!!" panggil Aira lagi. Hujan yang semula rintik-rintik, semakin deras membasahi tubuh Aira. Dalam pikirannya, Aira berharap Naya melihatnya lalu memeluknya dan mengatakan, kalau dia sayang sama Aira. Tapi belum sampai Aira berkhayal lebih jauh, tiba-tiba hujan mereda.
Aira kaget, otomatis ia menoleh dan mendapati seseorang membawakan payung untuknya.
"Nay?" Aira tersenyum manis, tapi senyum itu sirna begitu tau sesorang itu Abel, bukan Naya."Elo ngapain disini, Bel?"
"Aira dari pagi gue itu nyariin elo, kenapa sih elo nggak mau angkat telpon dari gue?!" protes Abel polos.
"Ngapain lo cariin gue? Bukannya kemarin juga udah ketemu?"
"Gue mau nanya Ra, bener nggak sih jumlah cincin di film The load of the ring's itu berjumlah tujuh?"Aira langsung melongos, ini anak nggak tau situasi banget sih. Bahkan dalam keadaan sedramatisir ini, justru malah Abel yang muncul. Duh, Bisa gawat kalau sampai Naya tau. Dan benar saja, jendela kamar Naya yang semula terbuka kini tertutup rapat.
"Raaa, kenapa lo diem aja? Benerkan jumlahnya ada tujuh? Gue juga udah tau loh nama guru yang ada di serial kungu komang. Gue juga baca komik-komik kesukaan Arga, Detective conan, Detective kindaichi, One piece juga naruto !" ucap Abel tanpa bersalah. Dia terus ngerecos kayak bebek.
"Diem nggak??? Gara-gara elo kesini, rencana gue gagal, tau!" Aira hilang akal, dia lalu pergi meninggalkan Abel yang masih terbengong.
"Lho Ra, tunggu....kok kabur, sih!"
"Bodo!!!"***
Saat Naya sedang kesal-kesalnya sama Aira. Mama yang baru saja pulang kantor masuk kamar Naya.
"Nay, mawar merah ini punya siapa? Tadi Mama nemu di teras rumah." tanya Mama. Naya menengok sebentar ke arah Mama, dia sebenernya tau siapa yang bawain bunga itu, tapi Naya pura-pura tidak tau."Orang iseng mungkin, Ma!"
"Mana ada orang iseng kasih bunga bagus begini, kalau kamu nggak mau Mama buang saja ya?" dengan cepat Naya menjawab,"Eh jangan Ma, itu buat Naya."
"Dari siapa? Tumben ada yang kasih bunga?"
"Dari Aira, Ma!"
"Oooh Aira!" Mama tersenyum sambil manggut-manggut membuat Naya malu.
"Iiih...Mama kenapa, sih?" sentil Naya.Mama lalu duduk di samping Naya, mengelus kepala Naya, sembari menunggu anak gadisnya itu bercerita. Tapi, Naya malah terpaku menatap sepuluh tangkai mawar yang kini sedang dipegangnya.
"Ya udah, Mama ke kamar dulu. Besok kalau ketemu Aira, jangan lupa bilang makasih, bunganya cantik kayak anak Mama!"
"Mama bisa aja...!" Naya tersenyum.
"Met istirahat sayang!"
Setelah Mama berlalu, Naya meletakkan mawar itu di meja. Masih kesel juga sih sama Aira. Nggak nyangka Aira tega datang sama Abel, sengaja membuat Naya cemburu dengan memperlihatkan kemesraannya sepayung berdua di depan rumah, kalau memang niat mau ketemu dan kasih surprise kenapa musti ajak Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Setinggi Bintang
Teen FictionMereka adalah lima sahabat yang makin akrab sejak bergabung di OSIS SMA Merdeka. Aira, Arga, Adit, Naya dan Wina. Sgala berjalan dengan indah menjalin persahabatan dengan baik. Namun ketika cinta berkuasa, merubah semua. Diam diam mencintai seseora...