5. Jomblo

239 5 0
                                    

"Hidup itu jangan dibuat hitam putih tapi warnailah dengan cinta dan berpacaran!"

Hari Minggu yang dinanti tiba, Naya sudah meminta ijin Mama untuk menggunakan dapur sekaligus peralatan memasaknya.  Kali ini Naya sudah siap menunggu kawan-kawannya untuk datang membawa bahan-bahan yang nantinya akan di masak.

"Hai Nay!" Arga datang, lengkap membawa keranjang belanjaan dengan sayur mayur ala-ala penjual sayur keliling. Cowok pendiam itu tidak malu membawa belanjaan di motor sport kawasaki besarnya. Kalau Aira mana mau, "Malu sama infortaiment!" katanya sok britis.
"Ya ampun Arga, sini aku bantuin, kamu kok sendirian, Aira mana?" tanya Naya seraya mengambil kantong belanjaan dari motor Arga. Arga langsung mengepuk jidatnya, "Astagfirullahalazim, Aira ketinggalan di pasar !"

"Hah?" Naya melonggo yang otomatis bikin Arga jadi nyengir,

"He he he aku bohong kok, Aira ada perlu sebentar nanti dia mau menyusul!"

"Ohh, oke!" Naya manggut-manggut sambil nyengir, mulai dah si jenius Arga jayusnya keluar. Sebenarnya agak canggung juga sih kalau hanya berdua saja sama Arga, walaupun sudah lama berteman, makhluk ganteng satu ini  jarang sekali mau mengobrol, barusan becanda saja jayus. Naya menjadi salah tingkah.

"Kamu kenapa Nay?" lama-lama Arga menyadari, sejak tadi Naya bertingkah aneh dan agak canggung,

"Ah nggak kok, nggak papa yuk mari  ke dapur!"

Lalu mereka mulai memilih-milih bahan yang akan dimasak, Arga memilih masak opor ayam beserta sambel goreng kentangnya.

"Dimulai dari meracik apa dulu nih, Ga?" Naya sama sekali tidak  mengerti soal masak, apalagi bumbu-bumbu apalah-apalah itu. Selama ini, Mama dan Bi Inah yang masak, Naya hanya bantu iris-iris dan tumis-tumis saja.

"Emm... Kamu  nggak bisa masak, ya?" tanya Arga.

"Bisa !" 
"Masak apa?"
"Masak air, buat ngerebus indomie!" Naya meleletkan lidah jahil. Arga tertawa sambil geleng-geleng.
"Oke, kita potong ayamnya dulu Nay, kamu iris-iris bawang merah dan bawang putihnya, ya!"    

"Oke, siap!"

Beberapa saat kemudian, "Duh mata aku pedes!" Naya menyerka air matanya yang tau-tau keluar.

Arga tertawa,
"Jangan ketawain dong, beneran perih, Arga!" protes Naya malas diketawain.

Arga menundukkan wajah, menyamakan tingginya dengan Naya. Naya kaget begitu tau wajah Arga sudah ada didepan wajahnya, ternyata dibalik kaca mata cowok jenius itu, Arga memiliki wajah yang jauh lebih tampan dibanding Aira tapi sayang, tidak ada getaran apapun di organ dalam Naya yang  disebut 'hati.'

"Perlu aku tiup, biar matanya enak'an?"
"Enggak usah!" balas Naya mencoba baik-baik saja.

"Okay, sini Nay aku ajarin cara mengiris, karena daging bawang merah itu bentuknya seperti tabung jadi kalau mau memotong , harus dengan cara melintang biar tidak bikin mata kamu pedes. Jadi waktu kita memotong bagian akar, bawang mengeluarkan enzim yang bereaksi ke seluruh bagian bawang, lalu bawang akan melepaskan gas, ketika enzim itu bercampur dengan air akan terbentuk asam. Yang berakibat pedih di mata. Aku contohin mengirisnya ya!" jelas Arga sambil  mendekati Naya. Mereka berdampingan, hampir tidak ada jarak  tubuh jangkung Arga berdiri di samping Naya, aroma parfum cowok itu dapat tercium oleh Naya, padahal aroma bumbu dapur sudah mulai mengepul.

Cinta Setinggi Bintang  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang