15. Jatuh dan Cinta

184 4 0
                                    

"Jatuh cinta memang membawa dua perasaan, senang sekaligus sakit. Senang kalo bisa bersama, tapi juga sakit karena tau kalo lagi jatuh cinta dan menjadi  rapuh  karena tak sanggup  mengungkapkannya."

***

"Hai, apa kabar, Ra?" sapa Naya ketika sore itu mengangkat telpon dari Aira.

"Tentunya baik dong.  Kita kayak  enggak pernah ketemu lama aja, pakai nanya kabar-kabar segala!"

"Hehehehe." Naya terkekeh, meskipun dalam hatinya sedih. Karena ia tau sahabat cintanya ini, sekarang  sedang dekat dengan anak baru di sekolah. Abel!

"Kok diem sih Nay, lagi sariawan, ya?" tanya Aira.

"Enggak kok, oh iya makasih ya, soal cokelat yang kamu kasih  kemarin!"

"Sudah habis belom? Jangan banyak-banyak makannya ntar kamu jadi gemuk lho!"

Naya melihat cokelat yang diberikan Aira, makanan itu masih utuh, Naya meletakkan di atas meja kamar. Kata orang,  kalau cowok memberikan cewek cokelat itu tandanya sayang. Ibaratnya sayang itu manis, semanis cokelat. Mmm...mudah-mudah iya Aira begitu.

Naya memang suka sekali sama cokelat, mulai dari puding coklat, wafer coklat, ice cream coklat. Pokoknya yang berbau-bau coklat dia suka.

"Nay?" suara bass baiton Aira mengagetkan lamunan Naya.
"Ngg...masih kok Ra, malah belum aku makan!"
"Kok enggak dimakan, enak  lho rasanya!"
"Oh ya? Aku coba sekarang, ya!" Naya mengambil cokelatnya, segera melahapnya.

"Mmm....Enak banget Ra, teksturnya lembut !"

"Nanti kalau sudah habis,  gue kasih lagi deh. Di rumah masih banyak kok, kemaren dapet oleh-oleh dari Abel !"

Nyam...Nyam...Glek!!!
"Apa Ra, dari Abel???"
"Iya!"
Glek...!!! Uhuk...uhuk...!!! Naya tersedak, ia sampai batuk-batuk. Tenggorakannya menjadi sakit.

"Nay, elo kenapa?" tanya Aira panik sendiri.
"Aku mau ambil minum dulu!" Naya berlari menuju kulkas, dengan masih membawa telpon warlessnya.

Setelah minum, dia baru menjawab pertanyaan Aira. "Aku enggak papa!"
"Lo keselek ya? Huahahaha....Makanya hati-hati kalau makan, cokelatnya enak banget kan Nay. Itu asli buatan swiss. Kebetulan Papanya Abel kerja disana. Oh iya Nay, kemaren elo ke mana aja, gue tuh mau kenalin elo sama Abel temen kecil gue waktu TK. Tau Abel kan, anak baru di sekolah itu?"

Jelas saja tahu, anak baru yang sok dan menyebalkan itu. Bahkan sekarang telah menjadi idola baru di sekolah dan baru dekat sama kamu. Sebenarnya kalimat itu yang ingin Naya sampaikan tapi, "Ngg....Yang mana sih, cewek yang kemarin  sama kamu itu ya?" jawab Naya pura-pura tak tahu.

"Iya-iya bener, besok deh gue kenalin. Abel itu anaknya asik lho, dia sama kayak elo suka cokelat. Waktu kecil dulu, dia sering sakit gigi gara-gara kebanyakan makan cokelat. Giginya sampai bolong-bolong."

"Bukan kebanyakan cokelat, tapi memang dianya aja yang malas sikat gigi!" Naya nyolot.

"Hahaha...bisa aja lho Nay. Selain cokelat, dia juga sama kayak elo suka pedes. Beh, kalau makan pasti pakai sambel. Apalagi sambel buatan mamanya, wuh enak banget Bla..bla..bla...!" Aira terus nyerocos kayak petasan, padahal Naya sudah ingin menyuapi gagang telpon ke mulut Aira yang terus saja membicarakan soal Abel. Memang penting apa??? Iiih...!" geram Naya dalam hati. 

Cinta Setinggi Bintang  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang