9.Preman bersaudara

197 5 0
                                    


Kring!!!
Suara beker di sebuah kamar cowok, berbunyi. Tampak tangan keluar dari dalam selimut berusaha mengapai-gapai barang itu.
Mata cowok itu masih terlihat mengatup rapat, kepalanya pun terasa berat seperti ada beberapa ton besi menumpuk disana.

Begitu melihat barang kesayangan dan juga menyebalkan itu. Cowok yang ternyata Aira, langsung  bangun dan terbelalak melihat jarum jam panjang berada tepat di angka enam. 

"Siaaal, gue telaaat...!" katanya sambil bangun dari rebahannya. Karena kondisinya masih mengantuk, jadi otak Aira belum terlalu fokus, tadinya mau masuk  pintu kamar mandi, jadi salah masuk ke pintu lemari.

"Pantes gelap!" Aira melongos, menyadari ke tololannya.

Setelah melakukan rutinitas mandi pagi yang selalu kilat, Aira segera turun menghampiri Arga dan Mamanya  di ruang makan.

"Pagi Mama...Pagi bro!" Aira menyapa Mama dan Arga yang sedang asik menikmati setangkap roti dan susu putih sebagai menu wajib tiap pagi.

"Pagi juga sayang, telat bangun lagi?" tanya Mama. Aira hanya membalas  dengan cengiran sambil menyambar setangkap roti kesukaannya yang sudah disiapkan oleh Mama.
"Semalem lembur Ma, ngerjain PR. Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Seni rupa, wuiiiih sampai puyeng deh, Ma!" susah payah Aira bicara karena mulutnya penuh roti.

"Hem, ngerjain PR beneran atau ngegame?" sahut Arga menyindir. Sebelum Aira melotot pada abangnya, Mama keburu ceramah.

"Aira, kamu sudah kelas tiga, kurangi dong maen PSnya. Kalau kamu nanti sampai enggak lulus, Mama juga kan yang repot!" Kali ini Aira tak bisa berkutik, Arga yang sedang sibuk mengoleskan mentega pada roti, tersenyum penuh kemenangan.

Setelah semua sarapan masuk perut, dan semua ceramahan Mama masuk telinga, cepat-cepat Aira dan Arga berangkat. Lima belas menit kemudian, mereka sudah sampai di sekolah. Selamat! Kali ini mereka tidak sampai terlambat.

Ternyata, Jakarta yang selalu diprediksikan bakalan selalu kena macet, sudah tidak berlaku lagi bagi  Aira. Karena dia tahu jalur khusus untuk sampai ke sekolah tanpa melewati lampu merah.

Waktu Aira memarkir motornya di parkiran sekolah, dia merasa ada yang kurang enak di hati. Tapi mungkin hanya perasaan dia aja yang masih mengantuk karena semalam hanya tidur tiga jam.  Yang pasti, Aira segera berlari  menuju kelasnya. Begitu juga Arga. Dua kakak beradik ini di mana-mana selalu terlihat akur, berangkat dan pulang sekolah bareng. Paling kalau lagi ada PR aja, Aira berangkat lebih pagi karena mau nyontek.

Ya, orang memang tidak ada yang sempurna, karena soal pelajaran Aira cenderung memiliki otak pas-pasan dibanding Arga. Orang ganteng juga tak selalu beruntung, karena pagi ini Pak Edy guru terkiller di sekolah sedang menunggu Aira dan Arga. Pasalnya kemarin siang, mereka tidak kelihatan dijam pelajaran Pak Edy.

"Tolong, kalian berdua ke sini!!!" Suara Pak Edy menggelegar membelah pagi,  sampai-sampai seluruh siswa yang sedang berjalan di koridor menoleh ke arah datangnya suara. Mereka langsung lirik kanan dan kiri mencari-cari siapa orang yang dimaksud Pak Edy.

Cewek-cewek yang merasa memakai baju ketat dengan rok di atas lutut, menjadi sibuk melorotin roknya masing-masing. Heran deh murid sekarang! Pada mau ke sekolah apa fashion show. Sepertinya kebiasaan buruk ini, semakin menjamur. Begitu juga yang cowok, buru-buru mereka memasukkan baju mereka ke dalam celana

Cinta Setinggi Bintang  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang