14 - K e m e n a n g a n

157 6 0
                                    

"Berteriaklah, berikan semangat untuk Aira!!!Karena penonton berteriak itu sebenarnya adalah sebuah kekuatan untuk pemain, yang tak terlihat"
                                          

Pertandingan yang sudah lama dinanti, antara klub ELBA SMA Merdeka dengan SMA Negeri Tunas Angkasa  akan segera di mulai. Sebagai tuan rumah, SMA Merdeka mempersiapkan secara maksimal mengenai fasilitas yang dibutuhkan selama pertandingan. Selain itu, sgala persiapan tim juga harus segera dimatangkan.

Termasuk para surporter, yang masing-masing sudah memegang bendera yang dibagikan oleh Wina dan Naya sebagai tim sukses acara ini. 

Suasana tambah seru karena kompetisi ini dimeriahkan oleh marching band dari perwakilan sekolah masing-masing. Sebelum pertandingan dimulai, anggota tim berkumpul dulu bersama pelatih.

Pelatih sedikit memberikan teknisi permainan sebagai bekal sebelum mereka bertanding. Seperti pengarahan tentang taktik-taktik dalam permainan dan pergantian formasi.

"Yang pasti, fokuslah pada permainan dan jangan sampai kita lewatkan kesempatan menyerang. Kuatkan defence dan pastikan pacenya." kata Mas Andi pelatih tim Aira.

Beberapa menit kemudian,

Priiiit...! Suara peluit terdengar menandakan pertandingan akan segera dimulai. Wasit melemparkan bola ke atas, kedua tim saling beradu merebut bola.

"Hup!" lemparan pertama berhasil dipegang Aira. Cowok itu mendribble bola dengan tenang dan santai, kemudian berlari mendekati ring.

Hanya dengan satu gerakan, Aira mengangkat bola dan menembak tanpa mengukur lagi. Bola meluncur dari tangan Aira dan masuk ke ring dengan mulus. 

"Kyaaa...!" tepuk tangan menggema disudut lapangan. Wina dan Naya yang duduk didekat papan skor bersorak senang melihat aksi Aira yang mengagumkan dan tanpa beban itu.

Lawan dari SMA Negeri Tunas Angkasa (SMANTA) mulai memanas, semangat mereka berapi-api. Sampai pada menit ke sepuluh, tim SMANTA berhasil mencetak 3 point.

Skor sementara 10-8 untuk keunggulam kubu tuan rumah.

Ketika lawan sedikit lengah, Aira melakukan blocking. Tapi sayang, itu hanya taktik tipu-tipuan dan alahasil Tim SMANTA  berhasil memasukkan bola lagi.

"Sial!" geram Aira mulai panik, karena kebobolan. 

Permainan kembali berlanjut, sekarang giliran Adit yang beraksi. Dengan ganas ia merebut bola dan siap melakukan passing. Sebelum ia melakukannya, dari tepi lapangan Abel berteriak,

"Daripada passing lebih baik dribble...tetap kuatkan defence!" Aditpun mengikuti taktik yang disarankan Abel.

"Nice!" bola masuk. Adit tertawa senang begitu juga Aira, ia sampai melakukan gerakan cium jauh pada Abel. Naya yang melihat tingkah Aira jadi cemburu.

"Semangat ya!" balas Abel dengan riang gembira, sambil loncat-loncat dengan norak. Naya sempet heran melihat aksi Abel yang langsung teriak-teriak seperti orang unjuk rasa. Mending kalau suaranya bagus, itu anak nggak sadar kalau suarannya brisik sekali.

Sampai pada menit terakhir, pertandingan semakin memanas, skor mencapai 67-65.  Tim SMANTA berada diposisi unggul. Aira panik, dia melakukan blocking lagi dan berhasil.

"Sebelum melakukan three point, elo harus konsentrasi dulu, Raaaa!" teriak Abel lagi. Aira tersenyum sambil terus mendribble bola, matanya terpicing menatap ring. Lalu, dengan gerakan cepat, tubuh Aira yang jangkung melayang melakukan tembakan  Jump stop, ini  merupakan gerakan memasukan bola dengan teknik berhenti terkendali dengan menggunakan dua kaki,  bisa digunakan pemain untuk menyerang  dan mempertahankan keseimbangan tubuh.

Gluduk...gluduk...! Bola berputar di ring, penonton sampai dibuat tegang ketika menyaksikannya.

"Bluk...!" satu angka berhasil di cetak Aira.

"Winner!"

Priiiit! Peluit wasit menjerit panjang, menandakan akhir dari pertandingan. Tim ELBA berhasil menang dengan skor tipis. Penonton bersorak gembira menyambut kemenangan.

Perasaan senang, bangga, haru, bercampur menjadi satu. Tapi, tidak sebahagia hati Naya yang sedih melihat Abel bergelut manja di lengan Aira. Hati Naya rintih di tengah hingar bingar kemeriahan sorakan penonton. 

"Beruntung Aira punya Abel, dia bisa menjadi sahabat yang mengerti semua tentang basket. Abel yang cantik, matanya yang lentik, bibirnya yang mungil bener-bener pantas untuk dikagumi. Dan cewek seperti dialah yang pantas menjadi pacar seorang Aira. Bukan  aku..."

"Ya Tuhan...harus dengan cara apa lagi, supaya Aira melihat aku!" Naya tertunduk dan pasrah membiarkan hujan air matanya mengalir, pelan-pelan ia mundur, menjauh dan pergi meninggalkan lapangan.

Jatuh cinta memang membawa dua perasaan, senang sekaligus sakit. Senang jika mampu bersama, tapi juga sakit karena tau kalau sedang jatuh cinta dan menjadi  rapuh karena tak sanggup  mengungkapkannya.

Ya..begitulah cinta. Yang pasti surporter tim "ELBA" SMA Merdeka terus berteriak, memanggil-manggil nama Aira. Revolusi Aira kini telah menjadi Bintang Sekolah, karena dianggap sukses mengusung timnya pada sebuah kemenangan.

***

😱😱 Kalau kamu jadi Nayaaa??? Gimana perasaanmu?? Apa yang harus kamu lakukan???😭😭

Cinta Setinggi Bintang  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang