Chapter 33

107 8 0
                                    

|

Youngji memaksakan diri untuk masuk sekolah setelah peristiwa di rooftop kemarin siang. Ahra sudah melarangnya untuk masuk sekolah, namun Youngji yang keras kepala tetaplah Youngji yang keras kepala. Buktinya, hari ini ia pergi ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Walaupun kepalanya sedikit pusing dan suhu badannya mendekati panas.

Mingyu mengernyitkan dahinya melihat Youngji yang sudah datang pagi ini. "Lu ngapain masuk? Emang udah sehat?" Tanya Mingyu pada Youngji yang sedang menidurkan kepalanya diatas tasnya.

"Udah, kemaren dikasih makan bubur ajaib sama Mamanya mas Jeonghan." Jawab Youngji.

Mingyu membulatkan mulutnya. Ia tahu betul bahwa bubur buatan Mama Jeonghan sangatlah enak. Dan fakta kalau Youngji adalah tetangga Jeonghan yang bernotabene seniornya saat SMP membuatnya lega, setidaknya Youngji ada yang mengawasi. Tak lama kemudian, semua murid mulai berdatangan, mengisi bangku kosong yang ada di ruang itu.

Jadwal semua murid hari ini adalah melanjutkan perlombaan seperti hari sebelumnya. "Ji, lu seriusan udah sehat? Masih pucet gitu, juga." Tanya Ahra saat mereka akan keluar kelas.

"Dua rius guee. Kuy ah," ajak Youngji. Ia menunggu Mark untuk berjalan bersama menuju aula.

"Eh, Ji! Nanti yang tampil siapa aja?" Tanya Mark ketika mereka duduk dikursi aula.

"Kelas sepuluh, kali?" Jawab Youngji. Seperti sebelumnya, Youngji mengedarkan pandangan dan manik hazelnya bertemu dengan manik Taehyung. Namun kali ini, Youngji yang memutuskan kontak mata yang terjadi antara mereka.

Youngji gapapa? -kth

Lawannya cemen semua -mark


--


Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Seluruh murid berhamburan keluar kelas. Namun berbeda dengan Ahra, Youngji dan Jena. Mereka masih berdiam menunggu kelas sampai kosong untuk dibersihkan.

"Buangin sampah yang di kolong meja sama disapu aja, kaga usah dipel. Ga kotor-kotor amat, kok." Ujar Jena.

Sekitar 15 menit kemudian, mereka keluar dari kelas menuju gerbang. Jena sudah akan menaiki mobil jemputannya yang sudah terparkir manis.

"Duluan, ya Ra, Ji." Pamit Jena lalu pergi. Yang dibalas anggukan oleh Ahra dan Youngji.

Sekarang tinggallah mereka berdua dan beberapa murid yang masih menunggu angkutan umum ataupun jemputan. Saat sedang menunggu, seorang lelaki paruh baya berlari kearah mereka, tetapi diiringi teriakan dari beberapa orang dibelakangnya yang mengejar, termasuk dua polisi.

"Ji! Maling, Ji!" Seru Ahra. Entah keberanian dari mana, Ahra sudah menjegat maling yang berusaha kabur itu. Suara revolver meledak diudara saat Ahra mencekal maling yang sedang berontak. Ketika Ahra lengah karena mendengar suara ledakan, kesempatan itu digunakan maling tersebut untuk menusuk perut Ahra dengan pisau kecil yang ada digenggamannya agar bisa kembali berlari. Namun suara tembakkan membuat pergerakannya terhenti.

Bang! Bang!

Youngji sontak membelakkan mata menatap Ahra yang sudah terduduk lemas memegangi perutnya lalu berganti menatap maling yang sudah tergeletak dengan dua lubang menganga dibagian perut dan dada kirinya. Cairan bening mengalir dari kedua bola matanya saat melihat wajah maling itu. Pria berkulit sawo matang, bersurai kecoklatan, rahang yang sedikit tirus namun tetap terlihat tegas.

Oh My Boy! ; KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang