manusia paling menyedihkan
adalah yang paling sering tersenyum
manusia yang paling resah
adalah yang paling banyak tersenyum
manusia yang paling patuh
adalah yang paling tersenyumTidak selalu yang cerah itu kita konotasikan sebagai pertanda datangnya kebahagiaan-kebahagiaan. Terkadang, yang selalu terlihat cerah adalah justru yang paling bersedih. Seperti manusia yang senang sekali menyembunyikan laranya di balik sebuah senyum.
Sampai hari ini, janjinya kepada sang adik belum juga terpenuhi. Libra yakin, gadis itu pasti menunggu sekali kedatangan Aries. Setelah semesta mengembalikan suasana, di antara Aries dan Libra sempat terjadi beberapa kecanggungan. Untuk yang kemarin, Libra benar-benar malu.
Di sela-sela pelajaran kosong ini, tidak diisi apa-apa selain hening yang berasal dari manusia ketika saling diam.
"Libra kenapa?" tanya Aries.
"Gue nggak apa-apa."
"Apa jangan-jangan Libra malah marah lagi sama Ari gara-gara masalah yang kemarin."
"Lo apaan sih, Ri?" Padalah Libra sedang berusaha melupakannya.
"Maafin Ari."
"Berisik, ah."
"Maafin Ari, maafin Ari, maafin Ari, maafin Ari, maafin Ari, maafin Ari, maafin Ari, maafin Ari, maafin Ari, maafin Ari."
"Lo dengar gue nggak, sih?" ucap Libra kesal.
"Ya, Ari dengar. Tapi Libra dari tadi diam aja. Jadi Ari kira, Libra marah sama Ari."
"Kalau gue marah sama lo, emang kenapa?"
"Ya jangan, lah!"
"Kenapa jangan?"
"Soalnya Ari bakal ganggu Libra buat maafin Ari."
"Dih, males banget maafin lo."
"Makanya, harus dimaafin."
"Kalau gue nggak mau?"
"Ari paksa sampai mau."
Sedikit senyum, memaksa mendung untuk mundur.
"IH, LIBRA SENYUM KE ARI MASA?"
Tentu saja, adalah kesalahan bagi Libra karena telah mengundang tatapan banyak orang dengan layangan tatap termenyebalkan yang pernah ada. Seolah memiliki bahasa, matanya berbicara bahwa Aries dan Libra adalah sepasang manusia paling bahagia.
"Lo bisa nggak resek, nggak sih?"
"Eh, maaf. Ari cuma senang doang. Habisnya Libra senyum sama Ari, sih. Berarti itu tandanya Libra nggak marah sama Ari."
Ya, mana bisa bego, ucap Libra di dalam hati.
"Dih, pede banget, lo."
"Aduh, Lib. Hari ini langitnya cerah banget, ya?" tanya Aries.
"Terserah lo, dah."
"Iya, nih. Habisnya tadi ada yang senyum. Kayaknya hatinya udah nggak mendung lagi, deh."
"Dih, apaan sih lo gombal."
"Dih, emang Ari ke Libra gitu?"
"Dih, sialan banget. Lo udah berani ngisengin gue?"
"Dih, kenapa Aries harus takut?"
"Dih, soalnya gue orangnya totalitas."
"Dih, totalitas apaan."
"Dih, nggak percaya bocah."
"Dih, ya nggak,lah."
Kemudian Aries meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
kita
Teen FictionKepingan-kepingan dari masa yang seharusnya sudah lalu menolak jatuh. Akan tetapi, hatinya sudah hampir runtuh. Hanya saja, berkat kita yang berjuang, yang terluka, yang sama, manusia ini bisa menerima kepulangan paling lapang. Lalu kita, yang bahag...