kita lewati hari
bersama waktu
tersenyumlah
ini adalah kebahagiaanmu
tertawalah
kamu berhak majuAries sudah setia menunggu di depan pagar rumahnya dengan senyuman yang terus saja mengembang sejak tadi malam. Mungkin saat tertidur Aries juga ternyum.
Dari arah kanan, sebuah mobil hitam datang mendekat menyembulkan kepala seorang anak gadis dari dalamnya sambil melambai-lambaikan tangannya ke arahnya. Persis seperti yang Aries lakukan saat di angkot tempo hari.
Saat mobil itu berhenti tepat di depannya, gadis itu langsung menloncat turun dari mobilnya memeluk erat Aries. Seperti lama tidak ketemu. Padahal baru kemarin.
"Kak Ari, Mily udah kangen berat, nih. Gak mau tahu harus tanggung jawab!" Emily melepaskan pelukannya lalu menyengir lebar kepada Aries.
"Baru kemarin kita ketemu, padahal. Tapi emang, sih, Ari mah orangnya ngangenin."
Dari dalam mobil, Libra menghela napas panjang. Hari ini akan menjadi hari yang paling merepotkan baginya. Masih dalam tahap yang wajar jika Emily bersikap kekanak-kanakkan. Sedangkan Aries?
"Kak Ari duduk sama Mily ya di belakang. Jangan pinggir si Abang. Dia belum mandi. Bau." Keduanya terkekeh. Lalu besama-sama memasuki mobil di belakang.
Setelah keduanya masuk, Libra melajukan lagi mobilnya pelan. Dua orang di belakangnya memang sangat cocok sekali. Sama-sama berisik. Dalam hati, Libra berdoa semoga hari ini bisa cepat berlalu. Emily dan Aries memang memiliki banyak kesamaan.
Di sepanjang perjalanan, Libra merasakan panas di telinganya. Bagaimana tidak, sedari dari tadi obrolan yang dibahas Emily dan Aries selalu saja tentangnya. Dasar gadis. Jika sudah berbincang, suka lupa daratan. Libra mendengus.
"Nih ya, Kak, si Bang Libra itu kalau di rumah baik banget malah." Emily memang selalu antusias jika sudah bercerita mengenai Libra. Akan tetapi Aries juga tak kalah antusiasnya.
"Kok ke Ari mah ketus mulu, sih, Mily?" Tiba-tiba saja Aries merasa kesal. Jika mengingat semua perlakuan Libra kepadanya.
"Karena emang lo bego, pantes gue ketusin." Libra yang sedang fokus ikut menyahut.
"Tuh kan!" Aries mencebik.
Emily terkekeh. "Abang, ih! Gak boleh gitu sama pacar sendiri juga."
Aries dan Libra kompak saling membelalak. "Ih mana mau Ari pacaran sama orang ketus kayak dia!"
"Terus yang bilang bakal buktiin kalau gue bakalan jatuh cinta sama lo siapa, hah? Siapa?" Ucapan Libra yang sarkastis sukses membuat Aries terpojok.
"Wah, Kak Ari pernah ngomong gitu sama si Abang?" Emily tertawa kecil. "Ternyata Kak Ari gerak cepat juga."
Aries tidak bisa memungkiri bahwa sekarang pipinya tiba-tiba terasa panas. Seperti melihat mantan yang sedang berjalan bersama gebetan barunya. Panas.
"Ih Bang, lihat deh, si Kak Ari lagi malu-malu masa," goda Emily yang langsung direspon cepat oleh Libra.
"Mampus!" tukasnya puas.
Sekarang ia bingung harus berbuat apa. Sepasang adik kakak ini sudah benar-benar membuatnya kalah telak.
"Tapi awas aja kalau Libra beneran jatuh cinta sama Ari. Es krim di kedai satu bulan!" cibir Aries mengundang semburan tawa ceria dari Emily.
"Wah mulai memanas nih, skor baru satu sama, pemirsa. Mily kudu buru-buru update Insta Story, nih. Kapan lagi coba si Abang debat sama cewek kayak gini. Ternyata asik juga." Emily buru-buru merogoh saku celananya hendak merekam momen langka itu. Namun sayangnya ponsel miliknya tidak menyala karena baterainya habis. Semalam ia lupa tidak mengisi dayanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kita
Fiksi RemajaKepingan-kepingan dari masa yang seharusnya sudah lalu menolak jatuh. Akan tetapi, hatinya sudah hampir runtuh. Hanya saja, berkat kita yang berjuang, yang terluka, yang sama, manusia ini bisa menerima kepulangan paling lapang. Lalu kita, yang bahag...