enam belas

1.6K 166 33
                                    

" Aku tidak memaksamu untuk sekedar menyukaiku. Maafkan kelakuan Tatsuya maupun Taiga yang membuat waktumu terbuang sia sia. "
Ryo membungkuk sopan dan peegi menjauh dari Rindaman.

Sssyttt,  Rindaman menarik tangan Ryo hingga payung yang sengaja ia tutup terjatuh.

Rindaman menatap Ryo tajam,  Ryo menunduk takut sekaligus malu. Bibirnya mulai bergetar dan matanya mulai berkaca. Dia sungguh betada disituasi yang sulit.

" Aku tidak akan pernah memafkanmu!" Ucap Rindaman tegas.
Ryo tidak berani menatap Rindaman,  berusaha menghindar dari Rindaman.

"Kalupun aku bisa menghilang hal itu sungguh sangat kuharapakan. Menghilang dari situasi yang sulit. " Guman Ryo.

Cup..... The firts kiss to Ryo. Ciuman cepat itu membuat Ryo terpaku. " Apa maksudnya" ucap Ryo dalam hati.

" Aku tidak akan memafkanmu karena terlebih dahulu mengungkapkan cintamu untukku,  setidaknya biarkan aku yang mengatakannya. Aku menyukaimu Ryo. " Rindaman melumat bibir Ryo semakin dalam,  memegang pinggang Ryo kuat untuk lebih dekat dengan dirinya dan kini terlihat Ryo yang juga menikmatinya mengalungkan tanggannya keleher Rindaman. Tak memperdulikan orang berlalu lalang melihatnya.

Kalau begini mah,  dunia berasa milik berdua yang lainnya apa donk? "

Rindaman melepas ciumannya dikala Ryo kehilangan nafas teraturnya.

" Rindaman..... " Ryo memastikan kalau ini bukan hanya mimpi.

" Aku mencintaimu" Ucap Rindaman tegas. Terlihat Ryo bersemu merah dibalik mata sipitnya.

"Pulanglah aku tidak bisa mengantarkanmu karena ada klien yang sedang menunggu. Nanti malam aku akan menjemputmu makan malam bersiaplah." Rindanan mengecup kening Ryo sebelum mengantarkan Ryo menaiki taxi yang sengaja dipesan Rindaman.

Terlihat Ryo sungguh senang dia akan sangat berterimakasih pada Taiga maupun Tatsuya karena mereka kini Ryo bisa bersama Rindaman walau caranya agak menegangkan. Lebih tepatnya seperti berada ditengah laut dan dikelilingi ikan hiu yang tengah lapar.

Sesampai dirumah Ryo kaget melihat Taiga terkapar tak berdaya begitupun Tatsuya yang sedang melakukan pijatan di ruang tengah di depan tv yang menyala.

" Aku melihat mobil Genji ada didepan! " Ryo.

Taiga terbangun dari aksi lelahnya.

" Suruh dia masuk! " Ucap Taiga tak berdaya.

" Tumben kau Taiga! " Ucap Ryo santai karena kini dia tengah berbunga.

" Enyahlah kalian semua aku tahu kau baru becumbu dengan Rindaman , dan kau Tatsuya jangan macam macam hanya mengobrol dirumah tidak kemana mana? " Ucap Taiga mutlak dan langsung meninggalkan ruang tengah menuju kamarnya.

Fitnah keji dilontarkan Taiga,  padahal Ryo hanya dicium saja.

" Kenapa dia? " Ryo

" Dia baper mungkin! "Menaikkan pundaknya.

Alhasil keduanya terkekeh melihat Taiga yang jomblo akut,  setidaknya lebih baik Ryo merasakan jatuh cinta ataupun Tatsuya. Taiga diumurnya hampir tiga puluhan dia belum pernah merasakan jatuh cinta. First kiss otomatis belum juga. Abaikan.....

Tatsuya meminta bibi penjaga rumah untuk meminta Genji masuk, terlihat kaki Tatsuya benar benar terkilir karena tukang pijatnya sampai harus membalut area yang sakit.

Tatsuya berusaha duduk dengan nyaman dan menutupi kakinya yang terluka dengan selimut yang sengaja diambilkan Ryo untuknya.

" Tutupi lukamu sebelum kita akan kehilangan keduanya. " Ryo melempar selimut kearah Tatsuya dan pergi meninggalkan Tatsuya. Karena Ryo harus bersiap dia akan berkencan.

The Great Mafia (end) H2o Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang