29. Malam Pertama

3.5K 187 1
                                    

Keynal mengerutkan keningnya saat pulang dan melihat mobil Veranda sudah terparkir dirumahnya, mungkin Veranda pulang lebih awal. Keynal membuka pintu rumahnya, dia masuk kedalam dan melihat Veranda yang sedang menonton tv, Veranda melirik Keynal yang baru pulang.

“Kau sudah pulang?” tanya Veranda dan Keynal mengangguk

Veranda menghampiri Keynal, mengambil tas kerja Keynal dan membantu Keynal membuka jas dan dasinya.

“Kau lapar? Mau makan dulu atau mandi dulu?”

Veranda menatap Keynal, menunggu jawaban dari suaminya. Keynal hanya diam, dia menatap Veranda, kenapa semakin hari Veranda semakin baik padanya, kenapa wanita itu semakin memperhatikannya, membuatnya merasa buruk atas sikapnya pada Veranda.

“Keynal” panggil Veranda, Keynal tak kunjung menjawab, dia hanya menatapnya

“Kenapa kau begitu baik padaku?” tanya Keynal

Veranda menatap Keynal, tidak mengerti dengan pertanyaan Keynal.

“Veranda”

“Kau suamiku”

“Kenapa kau baik pada suamimu yang justru sudah menyakitimu?”

Veranda diam

“Kenapa kau terus memperlakukanku dengan baik sedangkan sikapku terus menyakitimu?”

Veranda mengigit bibir dalamnya, dadanya terasa sesak dengan apa yang Keynal katakan padanya, perkataan Keynal seolah meminta dia untuk menghentikan segala perhatiannya, seolah meminta dia untuk tidak mencampurinya.

“Veranda”

Veranda menarik nafasnya, mungkin ini saatnya, saat yang tepat untuk mengungangkap perasaannya pada Keynal.

Veranda menutup matanya sebentar.

“Aku mencintaimu”

Akhirnya kata-kata itu keluar dari mulutnya.

“Aku tidak tahu sejak kapan dan kenapa aku merasakan hal ini, tapi satu hal yang aku sadari kalau aku memang mencintaimu, mungkin perhatianku padamu awalnya hanya untuk menunjukkan aku istri yang baik, melakukan tugasku sebagai istrimu tapi perlahan perasaan itu berubah, aku menyanyangimu dan perlahan mencintaimu”

Veranda menarik nafasnya kembali

“Aku tahu ini sulit untukmu, tidak mudah untukmu menerima seseorang masuk kedalam hatimu, kedalam hidupmu, tapi aku akan berusaha, berusaha hingga akhirnya aku tinggal dihatimu, meskipun itu membutuhkan waktu yang sangat lama”

Keynal menatap Verandaa, tidak menyangka istrinya mengungkapkan segala isi hatinya, dan dia merasa begitu perih melihat Verana yang menahan airmatanya, dia tahu sulit untuknya mengatakan hal itu tapi dia begitu berusaha mengatakan semuanya.

“Tapi kalau kau merasa keberatan dengan sikapku, aku akan menghentikannya, kita tak perlu untuk saling menuntut satu sama lain bukan?”

Airmata yang Veranda tahan akhirnya lolos juga, cairan bening itu meluncur dengan bebasnya di pipinya.

“Kau tidak perlu membalas semua yang aku lakukan padamu, karena aku tidak menuntut apapun darimu, cukup membiarkanku melakukannya sudah cukup bagiku”

Veranda berbalik, dia menghapus airmatanya yang turun dengan derasnya, hatinya begitu sakit, dadanya terasa sesak tapi dia merasa lega setelah mengungkapkannya, tak peduli bagaimana reaksi Keynal padanya.

Keynal yang hanya diam ikut merasa sakit melihat Veranda mengungkapkan segala perasaanya, mengungkapkannya dengan mudah meskipun dia harus menyakiti dirinya sendiri, sedangkan dia hanya diam tanpa bisa berbuat banyak.

Keynal menahan tangan Veranda, dia memeluk Veranda dari belakang, mendekap Veranda begitu erat hingga istrinya terkejut dan hanya diam.

“Aku juga mencintaimu, cintaku mungkin tidak sedalam cintamu, tapi aku yakin aku merasakan hal yang sama denganmu” ujar Keynal

Airmata Veranda semakin deras, dia tidak menyangka kalau Keynal juga mencintainya, dia merasa begitu terharu dengan pengakuan Keynal padanya.

Keynal melepaskan pelukannya, dia membalik badan Veranda hingga mereka saling bertatapan, Keynal menyimpan jas dan tasnya yang Veranda pegang, dia tersenyum menatap Veranda, menghapus airmata istrinya.

“Kau mau memulai semuanya denganku?” tanya Keynal

Veranda mengangguk, tentu saja dia mau, sangat ingin memulai semuanya dengan Keynal. Keynal tersenyum kemudian memeluk Veranda erat, perasaannya begitu lega dan merasa bahagia setelah semuanya terungkap.

Keynal melepaskan pelukannya, dia mengecup kening Veranda, mengecupnya begitu lama, menyalurkan segala perasaan cintanya pada Veranda.

Keynal kembali menatap Veranda, menatap dengan senyumnya, dia menyentuh pipi Veranda dengan kedua tangannya, wajahnya mendekat dan menyentuhkan bibirnya pada bibir Veranda. Veranda memejamkan matanya saat merasakan bibir Keynal dibibirnya, hal yang dia inginkan dari dulu. Perlahan Keynal mencium Veranda dengan lembut, memagutnya perlahan dan memberikan sentuhan-sentuhan kecil yang membuat Veranda merasa memanas.

Veranda melepaskan ciuman Keynal, dia menatap Keynal dengan nafas yang memburu, wajah sumringahnya kembali terlihat, dia bahkan tidak bisa menyembunyikan rona merah pipinya.

“Mulai sekarang kau bisa menciumku kapanpun kau mau” ujar Keynal

Veranda menatap Keynal dengan mengerutkan keningnya.

“Aku tahu saat kau diam-diam menciumku disaat aku tidur, memperhatikanku saat aku tidur”

Seketika Veranda begitu malu, dia tidak menyangka Keynal menyadarinya dan dia hanya diam saja, membiarkannya.

“Bahkan lipstikmu masih menempel dibibirku”

Veranda semakin malu, dia tidak bisa menyembunyikan wajahnya, dia berbalik tak ingin Keynal melihatnya, Keynal hanya tersenyum melihat Veranda.

“Kau malu?” tanya Keynal

Veranda tidak menjawab, kenapa Keynal harus bertanya seperti itu, padahal sudah jelas kalau dia sangat malu kedapatan diam-diam menciumnya.

“Hei”

Keynal kembali mendekap Veranda dari belakang.

“Tapi aku berterima kasih kau sudah melakukan itu padaku, setidaknya aku menyadari perasaanku padamu lebih cepat, kalau kau tidak melakukannya mungkin aku sedikit lama mengetahui perasaanku padamu”

“Aku mencintaimu Veranda” bisik Keynal

Hati Veranda menghangat mendengarnya, dia tidak salah memilih untuk tetap bertahan dan berusaha mendapatkan Keyn, andai saja dulu dia memilih untuk menyerah mungkin seumur hidupnya dia harus merasa tersiksa.

Veranda melepaskan pelukan Keynal, dia berbalik, menatap Keynal, tatapan hangat seorang istri pada suaminya, tatapan cinta yang terpancar jelas dimatanya.

“Aku juga mencintaimu Keynal”

Veranda mengalungkan tangannya dileher Keynal, kali ini dia yang berinisiatif mencium Keynal, memagut bibir bawah Keynal membuat Keynal ikut membalasnya, ciuman yang awalnya biasa berubah menjadi sedikit liar saat tangan Keynal menyentuh Veranda, menelusup ke punggungnya dan menyentuhnya lembut. Veranda menurunkan tangannya saat menyadari tangan Keynal  bergerilya ditubuhnya, dia membuka kancing kemeja Keynal tanpa melepaskan ciumannya.

Perlahan Keynal  membawa Veranda menuju kamarnya, melepaskan semua rasa cintanya pada Veranda, mengungkapkan kalau hanya dia satu-satunya yang dia cintai sekarang dan itu menjadi malam pertama mereka yang tak terlupakan.

Kenapa Aku Jatuh Cinta Padamu? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang