Seperti pagi sebelum-sebelumnya, Veranda membuatkan sarapan untuk suaminya dan dirinya dan kali ini dia membuat sarapan dengan perasaan yang berbeda, perasaan yang jauh lebih membahagiakan dari sebelumnya.
Beberapa kali Veranda menyingkirkan rambutnya yang menghalangi pemandangannya, tangannya kotor membuat dia tidak bisa untuk mengikatnya, yang bisa Veranda lakukan adalah menyingkirkannya sementara.
Keynal baru bangun dari tidurnya, dia melihat istrinya sedang membuat sarapan dan beberapa kali menyingkirkan rambutnya, Keynal mengambil ikat rambut Veranda, dia menghampirinya kemudian mengikatkan rambut Veranda yang mengganggunya, Veranda sedikit terkejut, dia melirik kemudian tersenyum melihat suaminya sedang mengikatkan rambutnya. Selesai mengikatkan rambutnya, Keynal memeluk Veranda dari belakang.
“Apa yang kau buat?”
“Sesuatu yang bisa dimakan untuk sarapan”
“Apa itu?”
“Yang kau lihat dihadapanmu”
Keynal melepaskan pelukannya, dia membalik Veranda, mencubit pelan hidung Veranda.
“Kenapa tidak mengatakannya langsung? Kenapa harus berbelit-belit?”
Veranda tersenyum.
“Kenapa banyak bertanya? Aku tidak tahu kalau kau secerewet ini”
“Aku hanya bertanya” ujar Keynal merengut
Veranda kembali tersenyum, dia mengecup bibir Keynal dengan sedikit berjinjit. Keynal tersenyum mendapat ciuman kecil dari Veranda, dia menyentuh pipi Verada kemudian menciumnya, menempelkannya untuk beberapa saat.
“Biarkan aku menyelesaikan yang sedang aku buat”
Keynal menggelengkan kepalanya, dia menarik Veranda, memangkunya untuk duduk di meja makan, Keynal berdiri di depannya, Keynal mengalungkan tangan Veranda dilehernya, Keynal sedikit mendongakkan kepalanya dan Veranda sedikit menunduk, menempelkan keningnya, hingga hembusan nafas masing-masing terasa. Veranda semakin menunduk, dia mencium bibir Keynal, Keynal menyambutnya, dia memagut bibir bawah Veranda.
“Keyyy” lenguh Veranda
Keynal begitu mendominasi membuat Veranda hanya bisa membalas dan membiarkan Keynal melakukan apapun yang dia inginkan. Keynal terus mendesak Veranda di bibirnya, hingga Veranda membuka mulutnya, membiarkan lidah Keynal masuk kedalam, menautkan lidahnya mereka, tangan Keynal tidak diam, dia menelusur punggung Veranda, Keynal sedikit terkejut saat menyadari Veranda tidak memakai branya, tapi itu menguntungkannya, dia tidak perlu susah payah membukanya. Tangan Keynal menyentuh lembut perut Veranda, terus naik keatas hingga dia meremas pelan dada Veranda.
“Key” kaget Veranda
Veranda melepaskan diri dari Keynal, dia menatap Keynal yang sudah terbawa nafsu.
“kenapa?”
“kau lupa kalau aku sedang membuatkan sarapan untuk kita”
“aku juga sedang membuat sarapan untukku” ujarnya begitu menggoda
Veranda sedikit mendorong Keynal, dia turun dari meja, mencuci tangannya, mengelapnya kemudian memukul pelan dada Keynal.
“mesum” ujar Veranda
“katakan pada wanita yang malam-malam menatapku, memperhatikanku yang sedang tidur, kemudian mencium bibirku hingga lipsticknya masih menempel dibibirku, beruntung dia sadar dengan apa yang dilakukannya, kalau tidak mungkin sudah memperkosaku”
Veranda kembali memukul lengan Keynal , Keynal terus mengungkit kejadian malam itu, dia sungguh sangat malu. Keynal tersenyum melihat ekspresi malu Veranda, sangat cantik.
“Aku mencintaimu” ujar Keynal serius
Veranda menatap Keynal
“aku juga mencintaimu” balas Veranda
Keynal kembali menyentuh pipi Veranda, dia mencium kening Veranda, dia bisa merasakan bagaimana Veranda mencintainya, memberikan seluruh hidupnya untuk dirinya. Dan dia sangat setuju dengan apa yang dikatakan Veranda padanya, kalau orangtua mereka tidak mungkin menjerumuskannya, orangtua mereka pasti melakukan yang terbaik untuknya. Dan Keynal sangat berterima kasih padanya, dia bertemu dengan orang hebat seperti Veranda.