Setelah pertemuan Veranda dengan Naomi dan setelah melihat bagaimana Keynal tidak suka pada Farish, membuat Veranda kembali sumringah, dia kembali menunjukkan rona bahagia yang tak bisa dia ungkapkan.
“Morning” sapa Veranda
Keynal menatap Veranda dengan sedikit curiga, akhir-akhir ini dia melihat Veranda dengan wajah sendu dan sekarang wajahnya berubah kembali menjadi ceria, hal yang selalu dia tunjukkan saat awal-awal mereka menikah.
“Morning” balas Keynal
Keynal menarik kursinya, menikmati sarapannya seperti biasa. Veranda memasukkan bekal makan siang untuk Keynal, dia menyerahkan box sarapannya pada Keynal.
“Aku tidak bisa menemanimu sarapan, aku harus berangkat pagi, ada pekerjaan yang harus aku lakukan”
Keynal menatap Veranda dengan menganggukkan kepalanya.
“Hati-hati” ujarnya
Veranda menatap Keynal sebelum akhirnya dia pergi dari rumahnya. Keynal menarik nafasnya, kenapa dia merasa tidak nyaman dengan suasana seperti ini, kenapa dia merasa begitu menyakiti Veranda dengan sikapnya. Keynal bahkan tidak bisa membaca bagaimana perasaan Veranda padanya.
Keynal menatap punggung Veranda, kenapa keadaan justru menyulitkannya.
“Farish” seru Veranda di telepon
Keynal hanya tersenyum miris mendengar Veranda menyebut nama itu, dia merasa tidak bisa berbuat baik pada Veranda seperti Farish memperlakukan Veranda dan membuat wanita itu tersenyum dan tertawa.