Kami berjalan bersama lalu di tahan oleh oma.
"kalian sudah mau berangkat?" Tanya oma.
"ya oma" balas Ve tersenyum.
"Alfa pertunangan kalian akan di adakan minggu depan dan yang akan menghadiri pertunangan kamu hanya orang terdekat dan oma rasa papa kamu akan datang" kata oma pada gw.
"saya sudah tidak memiliki ayah permisi" kata gw dingin.
"ALFA!" bentak oma.
"Fa jangan gitu" kata Ve menggenggam tangan gw.
"jangan lancang kamu berbicara seperti itu di depan oma" kata oma kasar.
"apa saya harus memanggilnya dengan sebutan papa? Saya rasa dia tidak pantas bahkan berada di acara penting saya dia sangat tidak pantas" kata gw mulai meninggi.
"Alfa jangan gitu" kata Ve berusaha menenangkan gw.
"bagaimanapun juga dia ayahmu Fa, mau sampai kapan?" kata oma mulai emosi.
"sampai mati-pun saya tidak sudi menganggapnya ayah saya, dimana dia saat saya membutuhkan sosok ayah?!, dimana dia ketika saya membutuhkan pelindung?!, hanya ada opa bahkan dia tidak pernah menanyakan kabar saya apa pantas dia di di panggil ayah?!, Hanya opa yang ada untuk saya, hanya opa yang membesarkan saya hanya opa yang menunjukan bahwa ada seorang ayah untuk saya!" kata gw emosi.
"Fa sayang udah yah jangan gitu kamu sedang berbicara pada oma" katanya menyadarkan gw.
"ma udah mama tau sifat Alfa jangan memaksa dia sifat papa sangat kental dalam dirinya" kata mama menenangkan oma.
"pikirkan kembali kata-katamu Fa dia tetap ayahmu" kata oma meninggalkan kami.
"tan saya rasa kita harus pergi" kata Ve lembut.
"pergilah bantu dia menenangkan emosinya" kata mama melihat gw sendu.
"ayo Fa" ajak Ve.
Gw meninggalkan rumah dengan emosi yang masih jelas di diri gw, kenapa oma membawa dia kembali kedalam kehidupan gw seseorang yang gak pantas gw sebut sebagai ayah, seseorang yang sangat tidak pantas untuk gw banggakan, hanya ada opa saat itu opa yang mengajarkan gw semuanya opa yang menjaga dan membuat gw kuat opa yang selalu membuat gw gak pernah bergantung pada orang lain.
Gw mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang menuju rumah Ve hanya ada keheningan tidak ada yang membuka suara mingkin Ve takut melihat gw se emosi tadi karna gw gak pernah begitu kecuali dia di sebut di hadapan gw dan gw gak pernah mau bentak oma dan dia tau itu tapi oma yang ngebuat gw emosi karna membawa dia kembali setelah sekian lama kami tidak pernah bertemu.
"Fa aku tau kamu emosi tapi tidak sepantasnya kamu berlaku seperti itu kepada oma" kata Ve mulai membuka suara.
"lalu aku harus bersikap seperti apa Ve? Menerimanya setelah semua perbuatannya?" Tanya gw padanya lirih.
"kamu harus mencari akar permasalahan sebelum membuat asumsi Fa, kamu hanya akan menenggelamkan diri kamu dalam permasalahan ini saja, kamu hanya akan termakan emosi kamu dan menyakiti orang-orang di sekitar kamu bahkan tanpa kamu sadari tadi kamu sudah menyakiti oma" jelasnya mengusap tangan gw.
"nanti aku akan meminta maaf pada oma karna sikapku dan untuk masalah ini aku belum mau bahas Ve luka yang dia berikan sangat amat dalam untukku" balas gw lirih.
"aku ada untuk kamu jangan berpikir kamu hanya sendiri sekarang sudah ada aku" katanya tersenyum.
"baiklah, kita sudah sampai" kata gw memarkirkan mobil di pekarangan rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mask (Complete)
Teen FictionSeorang wanita yang menggunakan topeng untuk menutupi dirinya dari dunia luar "topeng ini hanya pelindung rasa sakit yang ada di hati ini" ALFA TITANIUM KIM sosok perempuan boyish yang di gilai semua orang entah wanita maupun pria, kaya raya, pintar...