Kami terus berusaha mencari kemanapun dan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan Gissel bahkan kami tidak tidur smua mencari menggunakan teknologi atau mencari di setiap hotel di jalan tapi kami belum dapat menemukannya dan tetap ada yang menjaga di airport tapi belum ada tanda-tanda kemunculan Gissel tapi kami tetap berusaha.
"Al kenapa kita gak nyari ke rumah lamanya ajah?" Tanya Zee langsung menatap gw.
"anjer kenapa gak kepikiran kesitu coba?" Tanya Zidane timpalnya melihat gw.
"ayo berangkat buruan" ucap gw menuju motor.
Kami semua berkendara selama 1 jam dan kami tiba di rumah lama Gissel dan rumah itu terlihat ada orang yang menempatinya. Ketika kita sampai di depan rumahnya terdengar suara orang sedang marah-marah dan kami segera mendobrak masuk ternyata Gissel sedang di pukuli oleh ayahnya.
"woi berenti" teriak gw langsung memukul ayahnya.
"gw telfon polisi sama ambulance dulu" ucap Key mengambil handphonenya.
"Fa udah tujuan kita nemuin Gissel bukan ngebunuh manusia sampah itu" ucap Zee melihat ayahnya Gissel udah terkapar karna gw mukulin dia terus.
"Gissel maaf maafin aku udah gak bisa jaga kamu" ucap gw langsung memeluk dia.
"gapapa Fa udah kalian pulang ajah" ucapnya lemah di pelukan gw.
"gak aku gak akan ninggalin kamu lagi" ucap gw memeluk dia lebih erat lagi.
"ambulance di depan" ucap Key gw langsung menggendong dia dan membawa dia menuju ambulance.
"bawa dia ke Kim Royal hospital dan bilang untuk prof. Albert yang harus menangani ini perintah Alfa" ucap gw memberikan kartu nama.
"baik" mereka langsung pergi menuju rumah sakit.
"lo ke rumah sakit nanti gw nyusul sama Key kabarin Vanilla sama Ve juga" ucap gw tegas.
"permisi anda Alfa?" Tanya seorang polisi.
"ya betul, dan iya saya akan ikut bapa ke kantor untuk menjadi saksi" ucap gw tersenyum.
"bagus kalo nak Alfa sudah tau kalau begitu mari ikut saya" ucapnya juga tersenyum.
Ve's pov
Al langsung meninggalkan rumah bersama teman-temannya setelah membaca surat dari Gissel aku mengerti posisi mereka itu sebabnya tadi aku membela Gissel karna aku meresa bahwa ada yang tidak beres dengan kelakuannya dan buktinya kalo memang dia ingin melakukan kejahaatan dia tidak akan datang ke rumah dan menemui mereka. Aku menemani Vanilla yang masih menangis dan menyesal dengan perbuatanya memang mereka sudah keterlaluan tadi tapi Al yang masih bisa menahan emosinya.
"Ve semua ini salah kita" ucapnya tersedu-sedu.
"kalian gak salah kalian kan awalnya juga gak tau alasannya" ucapku menghapus air matanya.
"dia dulu baik banget sama kita milih kita di banding dirinya sendiri" ucap Vanilla mengenang masa lalu.
"iya Van aku juga liat kalo dia emang baik orangnya" ucapku tersenyum menenangkam Vanilla.
"tapi kita ngejahatin dia tanpa mikirin perasaannya" ucap Vanilla menyesal.
"lebih baik sekarang kamu fokus dan berdoa supaya mereka cepet nemuin Gissel dan berharap Gissel gapapa" ucapku menyemangati.
"iya Ve makasih udah gak ninggalin aku padahal aku udah jahat ke orang lain" ucapnya menghapus jejak air matanya.
"sama-sama yuk bantu aku mending buat makan buat Vanilla Ken dan yang lain" ucapku mengajaknya menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mask (Complete)
Teen FictionSeorang wanita yang menggunakan topeng untuk menutupi dirinya dari dunia luar "topeng ini hanya pelindung rasa sakit yang ada di hati ini" ALFA TITANIUM KIM sosok perempuan boyish yang di gilai semua orang entah wanita maupun pria, kaya raya, pintar...