Part 18

712 63 0
                                    


Ve's pov

"Van" panggilku saat melihat Vanilla yang ingin memasuki koridor sekolah.

"eh Ve kok tumben sendiri mana si anak kutu?"tanyanya santai.

"dia baru berangkat ke kantor semalem dia marah-marah dan teriak-teriak di ruang tengah pas aku udah masuk ke kamar" jelasku padanya.

"sama si Zee pas call sama aku juga tiba-tiba ada chat group trus dia telfon sama geng kupret aku denger Al nyuruh geng kupret beresin sesuatu setelah call group mati Zee kerja entah apa yang dia kerjain" jelas Vanila sambil main handphone.

"semoga bukan hal yang membahayakan lagi" ucapku meyakinkan diri.

"setelah sekolah kita cek ajah geng kupret gimana?" usul Vanilla menatapku.

"boleh deh aku khawatir sama Al" ucapku memasuki kelas.

"oke Ve see you" ucap Vanilla menuju kelasnya.

Aku duduk di kursiku memasang earphone dan mendengarkan playlist ku sambil membaca sebuah novel tiba-tiba bangku Al ada yang menarik dan ada yang duduk di sana aku memasang muka datar dan tidak menghiraukan siapa orang itu.

"woi" ucapnya mencabut earphone ku.

Tanpa menghiraukannya aku memasang kembali earphone ku, lalu ia mengambil novel yang ada di tanganku dan aku hanya menatapnya datar.

"lo kenapa sih Ve mau sama cewe jadi-jadian macem Al mending sama gw laki dan gak jadi-jadian" ucapnya mengundang seluruh perhatian kelasku.

"urusan sama lo?" Tanyaku datar.

"jelas lah gw suka sama lo gw ganteng banyak duit juga apa kurangnya gw" ucapnya membanggakan diri.

"lo mau tau apa kurangnya diri lu?" Tanyaku menangtang.

"apaan emangnya gw sempurna gak ada kurangnya" ucapnya sombong.

"1 lu berisik melebihi emak-emak di pasar, 2 lu lemah( sambil menarik bangku Al dan dia jatuh), 3 lo berani di belakang kalo ada Al lu macam anjing yang takut sama majikan, perlu gw jabarin lebih jauh?" tanyaku datar, seluruh murid di kelas tertawa terbahak-bahak.

"Ve kamu gapapa?" Tanya Vanilla menghampiriku.

"gak Van aku gapapa" ucapku acuh.

"Al effect" ucap Vanilla geleng-geleng.

"udah deh mending lo cabut di banding lo di permalukan lagi sama Ve" celetuk salah satu teman kelasku.

"tau lagian nyawa lu ada berapa ngeganggu Ve yang jelas-jelas punya seorang Alfa" timpal temanku yang lain.

"mending lo pergi bawa semua yang lo punya karna di sini lo gak ada seujung kukunya" ucap Vanilla datar.

"liat dan tunggu pembalasan gw" ucapnya emosi.

"sebelum lu membalas perlakuan gw, gw rasa lu gak akan bernafas duluan" ucapku datar.

"udah Ve biar Al yang urus Al gak bakal seneng nerima berita ini" ucap Vanilla menenangkanku.

Dia pergi dengan malu yang amat sangat karena tingkahku yang seharusnya tidak ku lakukan. Aku kembali diam dan melanjutkan aktivitasku yang tadi di ganggu. Setelah bel istirahat kami di pulangkan karena memang dari pagi para guru sedang rapat dan murid lain mempersiapkan pensi sekolah yang akan berlangsung 3 hari lagi, aku segera memberskan barang-barangku yang berserakan di mejaku dan menuju kelas Vanilla dan menunggunya di luar kelas.

"Ve udah yuk" ajaknya menggandeng tanganku.

"kita beli makanan dulu buat di bawa ke sana sekalian makan siang bereng" ucapku menatapnya.

The Mask (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang