Part 27

637 48 2
                                    

Al's Pov.

Setelah selesai meeting dan mengurusi pekerjaan kantor gw kembali ke apartemen dan melihat Ve sedang menyiapkan makan malam. Gw langsung memeluknya dari belakang dan membuat dia terkejut dan gw hanya terkekeh melihat sikapnya yang lucu saat kaget.

"kamu tuh ya panggil kek atau apa kek malah ngagetin aku ajah masuk-masuk ke rumah untung gak aku getok kamu pake spatula" ucap Ve menatap gw tajam dari samping.

"hehehe abis kamu serius banget masak aku pulang kamu gak denger" ucap gw tertawa dan mencium keningnya.

"yaudah kamu mandi dulu aku siapin makanan udah mau selesai bentar lagi" ucapnya kembali fokus pada masakannya.

Gw masuk ke kamar dan membersihkan diri gw, ketika gw mandi gw kembali mengingat percakapan gw dengan Prof. albert dan gw memutuskan untuk berbicara kepada Ve setelah makan malam tapi yang gw takuti adalah dia sudah di terima di Havard dan dia sangat senang atas berita itu karna itu adalah impiannya sementara tawaran yang di berikan Prof. Albert di London dan gw bisa masuk kapan ajah dan dia juga yang akan menanggung gw di sana dan membimbing gw sampe selesai gw bingung harus memilih apa tapi gw akan berbicara pada Ve agar gw memukan keputusan yang tepat. Setelah mandi gw langsung bergegas menuju ruang makan.

"ayo makan udah aku siapin" ucap Ve mempersilahkan gw duduk.

"Ve aku mau ngomong sama kamu setelah makan" ucap gw menunduk menatap makanan gw.

"yaudah kita makan dulu" ucap Ve yang sudah melahap masakannya.

Setelah makan kami duduk di sofa ruang tamu setelah gw membereskan alat masak dan piring kotor Ve yang sedari tadi sedang menontong Film kesukaanya Coco dan dia fokus pada Filmnya sementara gw bingung bagaimana caranya gw bicara dengan dia.

"Al sini duduk" ucap Ve membuyarkan pikiran gw.

"eh iya Ve" ucap gw langsung duduk di sebelahnya.

"kamu mau ngomong apa?" Tanya Ve menatap gw serius.

"em Ve kamu kan kemarin ngasih tau aku kalo kamu keterima di Havard" ucap gw menatap matanya.

"iya kamu mau kuliah di sana juga?" Tanya Ve semangat.

"em kamu masih inget Prof. Albert?" Tanya gw menunduk dan memainkan jari gw.

"Profesor yang nanganin kak Gissel kan?" Tanya Ve mulai bingung.

"iya dan dia juga yang dulu mengajarkan aku tentang medis dan aku suka hal seperti itu lalu dari dulu dia mengajarkan aku dan meminta aku untuk mengikuti jejaknya dan kuliah di Oxford jurusan spesialis bedah jantung dan aku juga bakal ngambil bisnis di sana jadi aku ngambil 2 jurusan berbeda gimana menurut kamu?" jelas gw menunduk tidak berani menatapnya.

"kamu terima?" Tanya Ve dengan nada datar.

"belum aku bilang kalo aku mau nanya kamu dulu" jawab gw menatapnya takut.

"kamu tau kan kalo kamu terima kita bakal LDR di tambah lagi dengan kesibukan kita sementara kamu deket sama aku ajah udah mulai sedikit waktu untuk aku apa lagi jauh dengan waktu yang berbeda juga! Kamu tau kan kalo aku gak suka kamu jauh dari aku yang masih bisa ketemu setiap hari ajah kita sering berantem masalah waktu apa lagi jauh!" ucap Ve mulai marah.

"itu sebabnya aku nanya kamu dulu kalo kamu gak kasih aku ijin yah aku bakal nolak kok Ve gak akan aku terima" ucap gw memelas karna gw tau sifat Ve yang gak bisa jauh dari gw.

"kalo aku gak terima mimpi kamu bakal berenti di situ dan aku akan jadi penghalang tapi kalo aku terima kamu tau sendiri aku gimana" ucap Ve frustasi menatap gw tajam.

"gapapa kamu gak ijinin" ucap gw menatapnya sekarang.

"iya aku yang yang ada apa-apa karna itu mimpi kamu AL!" teriak Ve marah.

"Ve tenang dong kita bisa selesain semuanya dengan tenang" ucap gw memegang tanganya.

"aku butuh waktu untuk memutuskan" ucap Ve menghempaskan tangan gw dan keluar dari apartemen.

"ARGH" teriak gw frustasi dan menggambil handphone gw untuk menelfon seseorang.

"Sir?" ucap seseorang saat sambungan terhubung.

"I need your advice Mr. Jung because you are same like my Grandpa so give me some advice about long distance relationship" ucap gw dingin.

"I think it's up to you and Ve I suppose Sir if you want it to be succeed then be faithful and tell her all your schedule with all the detail so she can trust you and make sure that you will make time for her no matter what and no excuse for that if you gone and not telling her I make sure that you will fail because long distance relationship take a lot of trust and faith for both of you and it will teach both of you that you will parting temporarily because a job or circumstance that make you parting" jelas Mr. Jung yang membuat gw berpikir keras. (translate sendiri yah guys kalo gak ngerti kan ada translate banyak sekarang melalui web atau app).

"that's true Mr. Jung but how can I make her trust me and have faith for this she is mad when I tell her about Professor Albert offer for me" jelas gw sambil menghela nafas berat.

"well that's on you Sir how can you give her understanding reason and what will she got if she accept the offer" ucap Mr. Jung santai (kampret emang).

"okay thanks Mr. Jung" ucap gw mematikan sambungan.

"Al" panggil Ve saat gw sedang menatap keluar jendela.

"Ve maafin aku yah, kalo kamu gak nerima tawaran itu gapapa aku masuk Havard ajah ngambil jurusan bisnis" ucap gw tersenyum menatapnya.

"aku terima tawaran itu, semua itu mimpi kamu" ucapnya menunduk lesu.

"gapapa Ve aku ke Havard" ucap gw mantap.

"gak Al mungkin ini waktunya untuk kita belajar mandiri bulan depan kita udah kelulusan lagi pula setelah kita kuliah kalau memang kita jodoh maka kita akan menikah tapi ketika keputusan kita berbeda nanti maka kita harus menerima itu semua karna jodoh sudah di tetapkan oleh Tuhan kalau memang aku bagian tulang rusuk kamu yang hilang maka aku akan kembali meskipun banyak rintangan dan ini juga akan mengajarkan kita banyak hal untuk hubungan kita agar hubungan kita menjadi lebih dewasa" ucap Ve menatap gw serius.

"kalau itu keputusan kamu besok kita libur aku akan ngajak kamu ketemu Prof. Albert untuk membicarakan ini lebih lanjut" ucap gw langsung memeluknya.

"iya Fa aku percaya kita bisa" ucap Ve dalam pelukan gw.

"yuk kita istirahat hari ini melelahkan untuk kita" ucap gw mengecup keningnya.

"hm" balas Ve hanya berdehem dan mengeratkan pelukan kami.

"aku percaya ini hanya rintangan untuk kita dan aku yakin kita bisa melewati ini semua kita kejar mimpi kita dan kembali menjadi satu karna kamu dan hanya kamu yang aku mau" ucap gw meyakinkan Ve.

"aku percaya dengan keputusan kamu" ucap Ve menatap gw lekat.

"kamu dan aku sama-sama kita lalui bersama demi kita" ucap gw mengecup bibirnya lembut.

Malam ini kami memutuskan untuk menjadi dewasa dan membuat keputusan yang sulit bagi hubungan kami ini tahap awal perjalanan hubungan kami ke depan akan banyak rintangan yang akan menghadang kami dan ini saatnya untuk kami belajar bagaimana kami mempertahankan hubungan kami mempertahankan cinta kami apakah kami sanggup dan mampu membuat hubungan ini lebih jauh atau hanya akan berhenti di tengah jalan maka ini saat pembuktian bagi kami sendiri dan orang lain bahkan keluarga kami.

Trust is hard to acquire but the hardest thing is how we keep the trust because all people say is "trust is like a paper once you make crumpled paper it can't be perfect" and trust we got for long time but we can destroy all our work for that trust within a second so it's how we can keep that trust not how we got that we can trust someone by their good behavior but we never now that they are thorn in the flesh-Fire

The Mask (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang