Prologue

860 99 42
                                    

[Breaking News] Kecelakaan maut semalam menyebabkan istri CEO muda Kwon Jiyong meninggal.

[Hot Gossip]Istri tercinta Kwon Jiyong meninggal dalam kecelakaan maut yang menimpanya.

[Breaking News] Kecelakaan tragis di daerah Gangnam, mobil mewah Kwon Jiyong rusak parah.

[Hot News] Kwon Jiyong masih dalam keadaan berduka setelah ditinggal istri yang tengah mengandung.

[Breaking News] Akankah Kwon Jiyong menemukan wanita lain untuk menggantikan istrinya?

Berbagai portal berita memenuhi layar 7 inchi tersebut. Pria itu hanya bisa menahan amarahnya. Dengan gadget yang masih digenggam erat ia memerintah pada bawahannya untuk bergerak cepat. Ini bahkan sudah lebih dari satu minggu setelah kejadian itu. Tapi semuanya seperti hari kemarin.

Ini memang kesalahannya yang tidak mendengar apa kata istrinya saat itu. Ia hanya terlalu bersemangat untuk memeriksa perkembangan bayi dalam kandungan istrinya. Ia tak tahu akan seperti ini jadinya. Bahkan momen terakhir mereka sebelum kecelakaan itu terjadi, istrinya masih tertawa bersamanya dengan guyonan yang dilontarkan pria itu.

Ia hanya merasa dunia ini begitu kejam terhadapnnya. Ia hanya merasa bahwa semua ini tidak adil baginya.

Wanita yang telah bersamanya selama lima tahun itu harus meninggal akibat kecelakaan mobil yang ia kendarai. Wanita itu harus meregang nyawa bersama anak perempuan mereka. Wanita itu harus menerima takdirnya yang hanya sampai disitu.

“Pesawat anda sudah siap, Tuan” ucapan dari asistennya itu menginterupsi pikirannya. Ia melirik pria paruh baya seumur ayahnya lalu tersenyum dengan anggukkan kepala.

Ia akan menjernihkan pikirannya. Meninggalkan masa lalunya dan memulai hidup yang baru. Setelah semalam wanita itu hadir di mimpinya. Menangis bersamanya dengan anak perempuan mereka yang telah tumbuh seperti ibunya.

“Aku bukan takdirmu. Terus berbahagialah. Jangan menyalahkanmu atas perginya kita” ucapan itu bahkan membuat hatinya ngilu.

“Aku mencintaimu appa” kalimat yang terlontar dari bibir mungil anak perempuannya membuatnya kembali menangis.

“Aku mencintaimu Jiyong, aku harap kau bisa lebih menerima kenyataan” ucap istrinya sebelum ia beranjak membawa anak perempuan mereka ke sebuah pintu bercahaya dan hilang dimakan cahaya putih.

Ia akan pergi ke Jepang dan menetap disana. Menenangkan hati dan fikirannya. Menenangkan seluruh perasaannya. Ia hanya tidak ingin memberatkan kedua wanita yang ia cintai.

Goodbye love

Jiyong menatap kota Seoul dari atas. Mencoba menghilangkan ingatan tentang istri tercintanya.

---Chapter 1 is coming soon---

Five Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang