Tujuh

567 91 10
                                    

eommaaaaa!!!!” Sandara bergegas ke arah kamarnya, ia membuka pintu kamar dengan dada berdegup kencang. Sandara mendesah lega saat anaknya berada di depan cermin, dengan dasi berada ditangannya “aku tidak bisa menggunakan ini” ucap gadis itu menghentakan kakinya.

“hanya jangan gunakan itu. kau baru memulai sekolahmu minggu depan anak kecil” ucap Dara berjalan kearahnya, “dan kau hampir membuatku terkena serangan jantung. Aku fikir kau terjatuh atau mengalami hal yang bahkan lebih parah dari itu” ucap Dara menegur anaknya.

Nara tersenyum lebar mendengar kalimat ibunya, ia tidak sengaja melakukan itu. Namun terimakasih pada sifatnya yang terkadang berlebihan, “aku minta maaf” gumam gadis itu dengan senyum yang masih tercetak.

Sandara menggeleng kepalanya lalu meraih pundak anaknya untuk dapat berhadapan dengannya, “kau akan tinggal di tempat Bom Imo sampai waktu kerjaku habis” ucap Sandara merapikan dasi milik anak gadisnya.

“kau tak marah pada Bom Imo?” tanya Nara, Dara menggeleng, “Woahhhh kita akan menonton Drama yang kemarin Bom Imo janjikan” ucap gadis itu.

“kau tak akan menonton acara apapun selain kartun gadis nakal atau aku akan membuat Bom Imo berhenti menjadi teman bermainmu” ucap Dara dengan tangan mencengkram pundak Nara. Gadis itu tersenyum penuh menampilkan giginya dengan tawa kecil yang keluar. “gadis nakal” Dara mencubit hidung Nara gemas membuat gadis kecil itu tertawa kecil.

“bolehkah aku mengunjungimu di kantor eomma?” tanya Nara

“kau akan diantar Bom Imo ke kantorku saat ia akan pergi kerja. Kau akan menungguku diluar dan jangan masuk ke dalam” ucap Dara menduduki Nara di kursinya. Mereka sarapan dengan suasana hangat seperti biasa, “bawa tasmu dan kita berangkat” ucap Dara mengambil piring bekas yang mereka pakai.

Nara mengangguk sebelum pergi ke kamarnya dan kembali dengan tas gendong dipunggungnya. Dara mengeringkan tangannya sebelum menggenggam tangan kiri anaknya dan pergi ke rumah bom yang jaraknya cukup jauh, Setelah mengantar Nara, gadis itu bergegas pergi ke kantornya.

---

Jiyong menyapa kedua orang tuanya sebelum duduk dibangkunya. Meminum kopinya lalu sarapan bersama kedua orang tuanya. “besok kau harus datang ke acara ulang tahun pernikahan Nyonya Lee, Jiyong” ucap wanita yang lebih tua darinya.

Jiyong tertawa kecil, “kau terlalu berlebihan eomma. Aku tidak perlu diingatkan berulang kali. Ingatanku sangat tajam, bukan begitu appa?” ucap Jiyong melirik ayahnya yang tengah asik dengan pancake buatan ibunya.

“benar, Jiyong mengambil kemampuan mengingatku, itu mengapa kau tak usah khawatir dia akan lupa akan janjinya” ucap Jinu pada istrinya yang kini duduk disampingnya.

“aku hanya khawatir ia akan pergi dan menolak permintaan kita” ucap Hyeji membuat dua orang pria berbeda usia itu menggeleng dengan tawa ringan mereka.

Setelah sarapan pagi yang hangat, Jiyong pergi ke kantornya. Ia membalas sapaan pegawainya saat ia memasuki pintu masuk kantor hingga ke elevator. “selamat pagi Mr. Kwon” sekretarisnya membungkuk sopan.

“Pagi Ms. Lee” Jiyong membalas dengan anggukan sebelum memasuki ruangannya. Ia lalu melirik agendanya, memastikan apa yang harus ia lakukan sebelum ia memulai pekerjaan hari ini, “Hanbin” pria itu beranjak dari duduknya dan memasuki ruangannya.

“anda memanggil saya Tuan?” tanya pria muda itu

“bisa kau panggil Mr. Nam?” Hanbin mengangguk sebelum pamit untuk memanggil Mr. Cha.

Tak berapa lama, pria itu mengetuk pintu ruangannya. “anda memanggil saya Tuan?” tanya pria dengan perut besarnya itu. Jiyong tersenyum sebelum mempersilahkan pria itu duduk dihadapannya.

“saya hanya akan meminta beberapa pendapatmu Mr. Nam” ucap Jiyong To The Point. Pria itu menundukkan kepalanya sebelum menatap atasannya tersebut. “bagaimana pendapatmu mengenai Mr. Cha dari bagian Direksi Keuangan?”

Mr. Nam menatap atasannya dengan alis berkerut, “Mr. Cha memiliki kinerja yang bagus selama 5 Tahun terakhir. Namun ia berada tepat di jalurnya, ia tidak mengalami kemajuan ataupun penurunan, Tuan” ucap Pria itu.

“bagaimana dengan Mr. Bang?” tanya Jiyong setelah pria itu menulis sesuatu di kertas kosong.

“Beberapa pegawai mengeluhkan kinerja Mr. Bang yang terkadang sulit dimengerti, namun masih dalam tahap wajar, Tuan” Jiyong mengangguk mengerti, ia lalu menatap nama yang tertulis di kertasnya.

“bagaimana dengan Ms. Park bagian Manajemen Area?” tanya Jiyong menatap Mr. Nam yang menatapnya,
“Ms. Park, Ia memiliki kinerja yang bagus sejak ia bergabung menjadi Tim Keuangan. Ia cukup mampu menandingi kemampuan di kantor ini sehingga ia dapat sampai di posisi Manajemen Area dalam waktu 2 Tahun” Jiyong kembali menganggukkan kepalanya.

“baiklah, tolong siapkan apa yang saya minta kemarin” Mr. Nam menganggukkan kepalanya lalu berpamitan untuk pergi. Setelah kepergian Mr. Nam, pria itu kembali membaca tiga profil yang terdapat di depannya. membaca kembali profil lengkap mereka sebelum meminta Hayi-Sekretarisnya- untuk memanggil salah satu diantara mereka.

Mr. Cha memasuki ruangan Jiyong setelah mengetuk pintu tersebut. Pria itu segera duduk setelah di minta, “Bagaimana pekerjaan Anda Mr. Cha?” tanya Jiyong dengan senyum hangat diwajahnya.

“berjalan dengan lancar Tuan” ucap pria itu sedikit menunduk dengan senyum diwajahnya.

“Saya ingin bertanya pendapat anda mengenai kenaikan jabatan, bagaimana menurut anda?” tanya Jiyong, Mr. Cha mendongak untuk bertemu tatap dengan pria yang bahkan lebih muda darinya. Ia lalu menundukkan kepalanya.

“saya akan sangat senang Tuan” ucap pria itu dengan senyum diwajahnya.

“saya memiliki 3 kandidat disini Mr. Cha” ucap pria itu menghentikan senyum diwajah Mr. Cha, pria itu tahu bagaimana sistem di perusahaan ini. Mereka tidak akan memberikan sebuah jabatan hanya pada satu kandidat. Akan ada 3 bahkan lebih dari 5 kandidat sebelumnya.

“anda bersaing dengan Mr. Bang dan Ms. Park” ucap pria itu, “kau bisa ambil satu project, buat rencana untuk project tersebut. Kita akan melakukan rapat sore ini bersama seluruh direksi” ucap Jiyong sebelum mempersilahkan pria itu keluar dari ruangannya.

Sama seperti pada Mr. Cha, Jiyong pun memberikan satu project pada Mr. Bang. Setelah Mr. Bang keluar, Jiyong meminta sekretarisnya Hayi untuk memanggil Ms. Park. Dan gadis itu memasuki ruangan Direktur Utamanya setelah ia mengetuk pintu.

“silahkan duduk Ms. Park” Dara mengangguk sebelum duduk dihadapan Jiyong. “bagaimana pekerjaanmu Nona?” tanya Jiyong

Dara menunduk sebelum menjawabnya, “berjalan dengan lancar, Tuan.” Ucap gadis itu, Jiyong tersenyum lalu mengangguk. Ia melirik profil di depannya lalu meminta pendapat Dara mengenai kenaikan pangkat dan 3 kandidat yang ada. Setelah itu, ia meminta Sandara untuk mengambil satu project.

“kau memiliki anak yang cerdas Ms. Park” ucap Jiyong setelah pembicaraan mereka selesai. Senyum Sandara merekah dengan kalimat terimakasih dari mulutnya, “tapi aku fikir kau harus berhenti menitipkan anakmu dengan wanita bernama Park Bom, wanita itu bisa meracuni pikiran anakmu” ucap Jiyong tertawa kecil.

“maafkan apa yang telah anakku perbuat, Tuan. Dan maafkan aku karena ia datang kemari kemarin. Aku benar-benar tak tahu ia datang kemari” gadis itu cukup takut boss nya ini akan mengurangi point-nya agar ia bisa naik pangkat.

“Tak masalah, kau bisa kembali bekerja dan memulai projectmu Ms. Park” Dara membungkuk pamit sebelum keluar dari ruangannya.

Dara memberikan sumpah serapah pada Park Bom dalam hatinya dan merutuki dirinya, bagaimana bisa anaknya itu berakhir dengan makan siang bersama Direktur utamanya, anak itu pasti berbicara yang tidak-tidak. Apakah ia benar-benar harus menjauhi anaknya dengan Bom?

---see you at Chapter 8---

Five Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang