Duabelas

583 94 17
                                    

Setelah perbincangan bersama Hara kemarin, otak Jiyong tidak bisa bekerja sama. Yang ia fikirkan hanya bagaimana caranya ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Sungguh, yang ia butuhkan saat ini adalah sosok seorang istri, bukan seorang kekasih.

Ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk. Nama Hara menghiasi layar ponselnya dan senyum terpasang indah di wajahnya. “Yeobseo” suara gadis itu terdengar indah di ponselnya, “apakah oppa akan menjemputku?” tanya Hara.

“eum. Aku akan datang 20 menit lagi, tunggu aku di tempat kemarin?” tanya Jiyong, Hara bergumam sebelum menutup sambungannya. Jiyong beranjak dari duduknya untuk bersiap, ia akan menghadiri pesta penyambutan untuk dirinya dan pesta kenaikan jabatan untuk pegawainya.

Pukul 7.20 mereka sampai di depan gedung dimana pesta diselenggarakan. Hara mengaitkan tangannya di lengan Jiyong dan mereka mulai memasuki tempat diselenggarakannya pesta dengan senyum diwajah keduanya.

“selamat datang kembali Mr. Kwon dan selamat bergabung kembali di perusahaan kita” ucap Mr. Lee saat pria itu diminta untuk memberikan pidatonya. Jiyong mengangguk dengan senyum hangatnya. Mr. Lee memulai pidatonya dengan pengalamannya dan berakhir dengan bungkuk hormat untuk karyawan yang telah membantunya.

Jiyong beranjak dari duduknya dan berjalan kearah podium saat namanya dipanggil, “Selamat malam semuanya, saya ingin mengucapkan terimakasih atas waktu yang telah anda relakan untuk menghadiri pesta perusahaan ini. Dan mari kita bekerja sama lebih keras, Saya harap Anda semua bisa bekerja sama dengan baik” ucap Jiyong sebelum membungkuk dan turun dari panggung.

Dan waktu yang ditunggu Dara pun tiba, ia benar-benar merasa gugup saat ini hingga tangannya basah oleh keringat. “aku yakin kau akan menang Noona, kau memiliki segalanya” ucap Daesung yang duduk disampingnya.

“terimakasih Sungie-ah tapi aku tidak bisa berhenti untuk tidak khawatir. Dua kandidat yang lain adalah senior disini” ucap gadis itu menatap panggung dimana Kwon Jiyong dan Lee Jungsook. Mereka tengah berbincang sebelum mengumumkan siapakah pegawai yang berhak naik pangkat.

Dan saat namanya terpanggil ia tidak bisa mempercayai telinganya sehingga ia harus bertanya pada Daesung yang bertepuk tangan dengan ekspresi bangga diwajahnya. Ia menggigit bibir bawahnya sebelum beranjak pergi untuk memberikan sambutan dan rasa terimakasih.

“selamat malam semuanya. Saya benar-benar gugup dan tidak percaya bahwa Saya dapat sampai di jabatan ini dalam waktu yang cukup singkat. Terimakasih kepada Mr. Kwon dan Mr. Lee juga beberapa pegawai yang mempercayakan saya. Saya akan bekerja semaksimal mungkin” ucap gadis itu sebelum membungkuk dan menuruni anak tangga.

Ucapan selamat tiada henti mengalir untuk gadis yang memang terkenal ramah di perusahaan tersebut. Dara memeluk tubuh Daesung saat gadis itu sampai di mejanya, “sudah kubilang kau yang memenangkannya” ucap Daesung mengusap punggung Dara.

Dara melepaskan pelukannya dan tersenyum, “terimakasih” gumam gadis itu yang dibalas dengan anggukan kepala Daesung.

---

Sandara tidak bisa berhenti dari rasa bahagianya. Saat ia kembali dari hotel tempat dimana pesta perusahaan dilaksanakan, ia segera memeluk tubuh mungil anak gadisnya. Mengejutkan gadis yang terlelap bahkan 2 jam sebelum ia datang.

eomma” panggil Nara pada ibunya yang masih memeluknya erat.

eomma baik-baik saja. Kembalilah tidur, eomma akan berganti pakaian terlebih dahulu” ucap Dara mencium kening anak gadisnya lalu pergi ke kamar mandi untuk berganti baju dan membersihkan dirinya.

Keuangannya akan stabil setelah ia bekerja di jabatannya yang baru. Tapi waktu bersama anaknya akan berkurang demi keuangannya. Ia mendesah pelan, ini semua demi kelangsungan hidup mereka. ia harus bekerja lebih keras demi kebutuhan keduanya. Ditambah biaya kuliah Sanghyun yang semakin tinggi setiap semesternya.

Ia memeluk tubuh anaknya sebelum terlelap dengan bayangan masa depan di depan matanya. Ia siap untuk jabatan barunya. Ia siap dengan tantangan baru yang akan ia hadapi mulai minggu depan. Ia siap dengan pekerjaan barunya.

---

Setelah pesta itu selesai, Jiyong mengantarkan Hara kembali ke rumahnya. Ia kembali ke rumah kedua orang tuanya setelah gadis itu masuk ke dalam rumah. Dan ibunya sudah menunggu di depan rumah.

eomma sudah pulang?” tanya pria itu karena selama satu minggu kemarin ibunya berada di luar kota. Hanya beberapa kali wanita itu kembali ke Seoul yang langsung pergi ke kota lainnya.

“bagaimana dengan pestanya?” tanya Hyeji, Jiyong mengambil minum sebelum duduk di meja dekat ibunya.

“semuanya berjalan dengan lancar. Dan untungnya mereka menerima siapa pegawai yang menjadi pengganti Mr. Lee” ucap pria itu.

“siapa yang beruntung?” tanya Hyeji,

“Sandara Park”

“bukankah...”

“ya, dia ibu dari Nara Park. Dia memiliki riwayat kerja yang cukup baik meskipun ia baru 5 tahun bekerja di perusahaan. Dan di perusahaan sebelumnya, ia memiliki kinerja yang bagus. Aku harap aku tak salah memilih” ucap Jiyong dengan senyumnya.

“lalu bagaimana dengan Hara? Apakah kalian sudah mulai dekat?” tanya Hyeji, Jiyong menggeleng. Ekspresi wajahnya berubah, “ada apa?” tanya Hyeji

“Hara tak mau cepat menikah” gumam pria itu, “kau harus menunggu lebih lama lagi sampai Hara siap menikah dan memiliki anak. Jinah bahkan membutuhkan waktu 3 tahun hingga ia mau memiliki anak” ucap Jiyong dengan tawa kecilnya.

“tak bisakah kau sedikit memaksanya? Kau tahu, mungkin ia hanya merasa ragu” ucap Hyeji, Jiyong menggeleng, “ia bahkan sudah cukup umur untuk menikah” ucap Hyeji.

“tapi pernikahan tanpa dilandasi keinginan dari kedua belah pihak tidak akan berjalan dengan lancar eomma, kau tak bisa memaksakan keinginan seseorang begitu saja. Itu adalah pilihannya untuk tidak menikah terlebih dahulu” ucap Jiyong.

Hyeji mendesah pelan sebelum mengangguk, “baiklah, aku mengalah. Apakah kau akan melanjutkan pendekatan ini?” tanya Hyeji melirik anak lelakinya,

“aku tidak tahu, aku hanya merasa jika aku memutuskan hubungannya begitu saja, aku akan melukai perasaan Hara” ucap Jiyong, “dan mengapa eomma tidak mengatakan padaku bahwa ia memiliki umur yang jauh dariku? 7 tahun eomma” ucap Jiyong tidak percaya.

“tapi ia memiliki otak yang cerdas dan juga perawakan yang dewasa. Kau bahkan tertipu dengan sosoknya bukan begitu?” tanya Hyeji lalu tertawa kecil.

“apakah appa belum kembali?” tanya Jiyong, Hyeji menggeleng kepalanya, “apakah masalahnya begitu rumit?” tanya Jiyong.

“ia hanya menikmati waktunya. Kau tahu, aku bahkan tidak diizinkan pulang olehnya. Ia bahkan membiarkanmu sendiri disini, Dengan mengatakan bahwa kau sudah cukup tua untuk diurus oleh kita berdua” ucap Hyeji mengomel.

Jiyong tertawa mendengar penuturan ibunya, “aku memang sudah cukup tua untuk terus bergantung pada kalian berdua. Aku bisa mengurus hidupku sendiri. Nikmati saja masa liburan kalian, aku percaya appa sangat merindukanmu sekarang” ucap pria itu.

“kau sama seperti ayahmu, salahkah aku yang terlalu mengkhawatirkanmu Jiyong? cepatlah menikah agar aku tak lagi khawatir” ucap ibunya membuat Jiyong tertawa pelan. Ya, cepatlah menikah agar kau tak lagi teringat sosok Jinah.

---see you at Chapter 13---

Five Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang