Sepuluh

642 106 36
                                    

Kencan mereka hari sabtu kemarin benar-benar sangat berkesan untuk Nara, Dara dan Daesung. Mereka benar-benar menghabiskan energi mereka di hari sabtu kemarin.

Dimulai dari bermain di taman bermain, makan siang di restaurant itali, mengunjungi kebun binatang, bermain di ice skating dan berakhir dengan makan malam di restaurant seafood.

Dan Sandara tidak bisa berhenti mengucapkan rasa terimakasihnya disetiap kesempatan pada Daesung. Ia hanya merasa pria itu dapat menjadi sosok ayah idaman dan mungkin suami idaman?

Dara mengantarkan Nara ke sekolahnya sebelum ia berangkat bekerja. Ia memberi pesan pada Bom untuk menjemput Nara setelah jam sekolahnya selesai. Setelah memberi pesan pada Bom dan Nara bahwa ia akan dijemput oleh Bom Imonya, Sandara bergegas pergi ke kantor.

Ia melihat direktur utamanya yang baru datang dengan Hanbin berada dibelakangnya. Ia memberi salam pada direktur utamanya itu yang dibalas dengan senyuman hangat dan anggukan sopan. Minggu ini akan menjadi minggu yang padat untuknya.

Dara duduk dikursinya dan menyalakan komputer miliknya. Melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda minggu kemarin dan menyelesaikannya secepat yang ia bisa. Akhir minggu ini akan diadakan pesta untuk merayakan kembalinya Direktur utama mereka di perusahaan pusat.

Dan dari gossip yang ia dengar, pesta itu juga diadakan untuk memberi selamat pada pegawai yang naik jabatan. Yang artinya, hasil presentasinya kemarin itu akan diumumkan akhir minggu ini bersamaan dengan pesta penyambutan Direktur Utama mereka.

---

Jiyong melirik tumpukan kertas yang siap ia tanda tangan. Membaca satu persatu proposal permintaan yang diberikan sekretarisnya beberapa waktu lalu. Ia melirik jam ditangannya sebelum mengambil satu proposal dan mulai mempelajarinya.

Ponselnya berdering menandakan panggilan masuk ke ponselnya, ia mengangkatnya setelah melihat ID pemanggil, “ne eomma?” suara ibunya bisa terdengar jelas disana. Meminta dirinya untuk makan siang bersamanya. “arra, aku akan ke restaurant yang eomma kirimkan alamatnya nanti” ucap pria itu, ia mengangguk sebelum bergumam. “annyeong” panggilan terputus. Ia melirik jam di meja kerjanya sebelum menanda tangan proposal yang berada ditangannya. Ia kembali mengambil kertas di mejanya sebelum membaca isi proposal tersebut.

Tepat pukul 11.30 ia mendapatkan pesan dari ibunya. berisi alamat yang berada tak jauh dari kantornya. ia menanda tangani kertas putih ditangannya lalu mengambil jasnya, “Hayi” gadis itu mendongak, “jika ada yang mencariku, katakan aku mengambil jam makan siangku lebih awal. Jika ada panggilan masuk, tolong katakan untuk menghubungiku lagi pukul 1. Mengerti?” Hayi menganggukkan kepalanya. “terimakasih Hayi” Jiyong berjalan mendekati elevator.

“aku akan pergi makan siang bersama ibuku, kau bisa pergi makan siang sendiri Hanbin-ah” ucap Jiyong, “atau kau bisa menunggu Hayi dan mengajaknya makan siang bersama” ucap pria itu menggoda asistennya.

Hanbin tertawa kecil mendengar godaan yang diberikan Jiyong. Sunbae-nya itu memang tidak pernah berubah. Mungkin pria itu sedikit berubah saat istrinya meninggal 5 tahun yang lalu. Dan saat mereka berada di Jepang, pria itu tak begitu kaku tapi masih ada sisi Kwon Jiyong yang tak bisa ia kenali.

Jiyong sampai di restaurant tempat ibunya berada saat ini. Ia tidak menyangka bahwa restaurant yang dimaksud adalah restaurant tempat ia mengantar Nara anak dari pegawainya beberapa hari yang lalu.

Ia berjalan memasuki restaurant tersebut setelah memarkirkan mobilnya. Ia bertemu dengan salah satu wanita yang beberapa hari yang lalu bertemu dengannya. “Nyonya Kwon telah menunggu Anda Tuan” ucap Hyoni dengan senyum ramahnya. Jiyong menganggukkan kepalanya sebelum berjalan mengikuti Hyoni.

Five Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang