Hari jum’at adalah hari dimana Dara membeli kebutuhan mingguannya. Dan kini, ia bersama Nara dan Daesung yang memaksanya untuk mengantar, berada dalam perjalanan menuju supermarket. Mereka tengah mendengarkan celoteh riang dari Nara yang duduk dibangku belakang.
“Nara-ya” panggil Dara, gadis itu melirik ibunya, menunggu kalimat yang akan diucapkan Dara, “Daesung Samchon mengajak kita pergi ke taman bermain besok” manik bulat itu kini berpindah pada Daesung yang berada di balik kemudi.
Senyum diwajahnya melebar saat lengan mungil Nara memeluk leher Daesung, “kau memang yang terbaik Daesung Samchon” ucap Nara sebelum mencium pipi Daesung membuat mata tipis Daesung semakin tipis.
“apapun untukmu baby” ucap Daesung lembut. Nara kembali duduk di kursinya dan kembali berceloteh riang. Daesung melirik ibu satu anak yang tersenyum hangat kearah anaknya. Mendengarkan cerita menarik yang keluar dari mulut anaknya. Dan itu membuat dadanya berdebar, ia akan membuat kedua wanita ini bahagia dengan caranya.
Mereka membeli beberapa barang keperluan Nara dan Dara untuk seminggu kedepan. Nara berada di samping Dara dengan Daesung yang mendorong trolly berisi barang belanjaan mereka. Orang sekitar yang tidak mengetahui mereka mungkin akan berfikir bahwa mereka adalah bingkai keluarga bahagia.
Dan Daesung tidak ingin mengelak itu, jika ia diharuskan menjadi ayah dari gadis cantik dengan otak yang cerdas itu, ia tidak akan menolaknya. Ditambah dengan ibu yang mandiri dan cerdas. Siapa yang akan menolak kesempatan untuk menjadi suami dari Sandara Park? Wanita itu hampir sempurna dengan apa yang ia miliki.
Hanya pria bodoh seperti Donghae yang pergi meninggalkannya. Meskipun pria itu pergi dari kehidupan Dara karena faktor kedua orang tuanya, tapi ia tetap tidak habis pikir pada pria itu. Mengapa ia tak bisa memperjuangkan wanita yang bahkan tengah hamil anaknya saat itu?
“kau sudah selesai?” tanya Daesung, Dara meliriknya lalu mengangguk, “biar aku yang menggendong Nara” ucap pria itu lalu melepaskan trolly mereka untuk menggendong Nara yang tertidur di pelukan ibunya.
Dara memberikan Nara pada pria yang rela menghabiskan waktunya untuk dirinya dan anak gadisnya. “terimakasih” ucap wanita itu dengan senyum diwajahnya. Daesung mengangguk sebelum mengusap punggung Nara.
Sandara mendesah pelan, inikah waktunya ia kembali membuka hati untuk pria lain? Apakah ia cukup kuat jika suatu hari Daesung akan pergi karena hal yang tidak mereka inginkan? Seperti yang dilakukan Donghae 5 tahun lalu mungkin. Pergi meninggalkannya karena hal yang bahkan tidak pernah terfikirkan oleh keduanya.
“terimakasih telah mengantarkan kami kembali ke rumah” ucap Sandara setelah pria itu selesai menyimpan Nara di tempat tidurnya.
Daesung tersenyum hangat sebelum mengangguk, “jangan sungkan noona, aku senang bisa membantumu” ucap Daesung,“kau ingin makan terlebih dahulu? mungkin sedikit cemilan dan kopi sebelum kau pulang?” tawar Dara yang direspon dengan gelengan kepala pria itu.
“kau pasti lelah, aku akan langsung pulang. Mungkin lain kali” ucap pria itu membuat dada Sandara berdesir. Pria itu benar-benar luar biasa. Ia adalah malaikat dalam jelmaan manusia.
“biar aku antar sampai depan” mereka berjalan mendekati pintu depan. Setelah mengingatkan Sandara mengenai kencan mereka besok pagi Daesung berlalu pergi. Sandara menatap punggung tegap itu berbalik dan melambai sebelum pintu elevator tertutup.
---
Hari sabtu ini mungkin adalah hari yang sangat ditunggu Hyeji. Wanita berumur 50 tahun lebih itu sangat bersemangat untuk mengenalkan putra satu-satunya pada anak gadis temannya. Ia ingin anaknya itu bisa melepaskan dan merelakan menantunya yang telah meninggalkan mereka 5 tahun lalu.
Bukan ia tak setuju jika putranya itu menikah dengan Jinah, hanya saja, ia tak ingin anaknya terus sendiri hingga ia tua. Ia pantas untuk bahagia bersama wanita yang ia cintai. Ia, sebagai seorang ibu, hanya ingin anaknya berakhir bahagia bersama siapapun.
“kau sudah siap?” tanya Hyeji saat ia melihat putranya telah rapih dengan pakaian formalnya. Jiyong menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Hyeji menaiki mobilnya bersama Jinu suaminya sedangkan Jiyong akan membawa mobilnya sendiri. Yang Hyeji harap, ia bisa mengantar calon menantunya itu pulang ke apartement.
Mereka sampai di hotel tempat diselenggarakannya acara besar yang mengundang banyak pebisnis, dari dalam maupun luar negeri. Lee Seungri, salah satu teman Jiyong menghampiri pria itu bersama seorang wanita disampingnya.
“woaah kau datang?” tanya Seungri setelah memeluk pria di depannya, Jiyong mengangguk dengan senyum diwajahnya. Ia lalu melirik gadis disampingnya, dan seperti mengerti apa maksud dari tatapan Jiyong, pria itu menjawabnya, “dia kekasihku, Raline. Dia dari Indonesia” ucap Seungri.
“woah, kau akhirnya bersama seorang wanita huh?” canda Jiyong, Seungri adalah pria yang memiliki banyak teman wanita namun ia tidak pernah mengenalkan satu wanita dengan sebutan ‘kekasih’ ia hanya memberi label pada setiap wanita disampingnya, ‘ma friend’.
“begitulah, wanita ini bisa membuatku luluh hanya karena senyumnya” ucap Seungri melirik kekasihnya yang tersenyum hangat. “kau datang sendiri?” tanya Seungri.
Jiyong menggeleng sebagai jawaban, “aku bersama kedua orang tuaku yang menghilang entah kemana sejak kami memasuki ruangan ini. Kau melihat mereka?” tanya Jiyong
“mereka bersama bibi dan paman Goo jika aku tak salah melihat” ucap Seungri, Jiyong teringat akan pembicaraan bersama ibunya.
“Jiyong” ia melirik ke belakang bersama Seungri dan Raline. “aku mencarimu kemana-mana. Kenalkan, ini Goo Hara” ucap Hyeji merujuk pada gadis yang berada digandengannya, “bukankah ia sangat cantik?” tanya Hyeji.
Jiyong menggeleng dengan senyum diwajahnya, gadis bernama Hara itu mengulurkan tangannya, “selamat malam, kau bisa memanggilku Hara” ucap gadis dengan balutan dress satin berwarna cream itu.
“Jiyong, senang berkenalan denganmu Hara” ucap pria itu menunjukkan sifatnya yang terbaik. Ia hanya tidak ingin mempermalukan ibunya dan mungkin dirinya dihadapan wanita cantik di depannya.
“kau bisa menemaninya Jiyong, ah hallo Seungri, ini kekasihmu?” tanya Hyeji saat ia melihat anak dari temannya menggandeng wanita cantik disampingnya. “siapa namamu cantik?” tanya Hyeji mengulurkan tangannya.
“Raline Ma’am” ucap gadis itu menjabat tangan ibu Jiyong.
“Nama yang indah. Nikmati malam kalian Young people, aku akan kembali ke kelompokku” ucap Wanita itu sebelum melirik putranya, “Jaga dia baik-baik, arrayo” ucap wanita itu menunjuk Jiyong. Pria itu tertawa bersama 3 orang lainnya.
“your mom is really lovely” gumam Hara yang masih menatap punggung Hyeji yang menjauh. Jiyong bergumam setuju, “aku turut berduka atas meninggalnya istrimu 5 tahun yang lalu Jiyong” ucap gadis itu.
“terimakasih Hara, lagi pula itu sudah sangat lama” ucap Jiyong, Hara menganggukkan kepalanya. Mereka mulai berbincang mengenai kehidupan mereka. Memulai pendekatan sesuai dengan apa yang diharapakan Hyeji.
“kau akan pulang sekarang?” tanya Jiyong melirik jamnya, Hara mengikuti apa yang Jiyong lakukan lalu mengangguk, “kau terlihat mulai mabuk nona” ucap pria itu dengan tawa kecilnya membuat gadis di depannya ikut tersenyum.
“sepertinya kau benar” ucap gadis itu sebelum menggeleng untuk menghilangkan efek mabuknya.
“ayo, aku akan mengantarmu pulang” ucap pria itu sebelum menyimpan tangannya di punggung Hara dengan satu tangan lain menyentuh sikut gadis itu. Hara hanya tersenyum, ia merasa bersyukur Nyonya Kwon mempercayai anak prianya pada dirinya. Kwon Jiyong adalah sosok pria idaman.
---see you at Chapter 10---
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Years Ago
FanfictionCerita klasik tentang CEO dan seorang single parent yang menjadi pegawainya. Kisah cinta CEO yang harus memilih antara menunggu dan melanjutkan. Kisah seorang Single parent yang harus menghidupi anak dan adiknya. --- "Bisakah kau hentikan eomma beke...