Tigabelas

571 112 19
                                    

Menjadi seorang CFO memang tak semudah yang Dara pikirkan. Tenaganya benar-benar dikuras habis bahkan pada minggu pertama ia bekerja. Dimulai dari mempelajari tugasnya sebagai seorang Direksi bagian keuangan dan operasional. Hingga apa yang harus ia persiapkan untuk bisa memenuhi pekerjaannya.

Dara mempelajari dari mana saja pemasukan keuangan perusahaan ini berasal, pengeluaran yang di lakukan perusahaan setiap bulannya, dan beberapa hal yang dapat menjadi risiko untuk keuangan perusahaan.

Ia mulai bekerja dengan bantuan Mr. Lee selama satu minggu sebelum ia melanjutkan pekerjaannya sendiri bersama Mr. Kwon di minggu selanjutnya. Dan hari ini adalah hari pertamanya melakukan rapat bersama Direktur utamanya.

"jangan terlalu tegang Ms. Park. Kau seperti berada di ruang sidang skripsi" ucap pria itu dengan tawa kecilnya.

"ah" Dara menatap pria itu terkejut, "ye Mr. Kwon maafkan saya Tuan" ucap Dara menunduk malu.

"Jadi, apa yang ingin Anda laporkan hari ini Ms. Park?" tanya Jiyong. Dara membuka buku catatannya dan membuka laptopnya. Menunjukkan pada Bossnya tentang laporan yang telah ia buat selama satu bulan sejak ia menjadi seorang CFOO.

Jiyong tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengagumi gadis disampingnya. Gadis itu benar-benar luar biasa dengan kemampuan berfikirnya. Nara beruntung memiliki Ibu sepertinya. Tidak salah Mr. Lee memilih gadis ini untuk menjadi penggantinya. Ia bisa melihat semangat gadis ini yang memburu.

"kau akan langsung pulang?" tanya Jiyong saat mereka keluar dari ruangan Jiyong, Dara melirik bossnya sebelum menggeleng.

"Saya masih harus melakukan perencanaan anggaran untuk cabang di daegu" ucap Gadis itu. Jiyong menganggukkan kepalanya.

"oh, bukankah waktu kerjamu sudah hampir habis?" tanya Jiyong
"eum, tapi kantor cabang di Daegu sudah menunggu. Besok saya akan pergi ke daegu untuk melakukan rapat dengan manager keuangan disana" ucap Gadis itu membuat Jiyong menatapnya sebelum menganggukkan kepalanya.

"baiklah, jangan lupa untuk beristirahat, titipkan salamku pada anakmu" ucap Jiyong sebelum menepuk pundak Dara.

Gadis itu menatap punggung bossnya yang menjauh bersama asisten disampingnya. Sandara menggeleng kepala sebelum beranjak pergi ke ruangannya dan mengerjakan pekerjaannya.

---

Seperti hari sebelumnya, hari ini Jiyong menjemput Nara yang pulang setelah makan siang. Jiyong membawa gadis itu ke restaurant yang cukup memiliki kelas dengan gadis itu yang terus bercerita tentang harinya. Ini baru 2 bulan setelah Dara menjabat sebagai CFOO di perusahaannya dan gadis itu banyak bercerita tentang sekolahnya pada Jiyong.

Mereka berada di meja bundar dengan beberapa hidangan di depan mereka. Jiyong memotong steak yang ia pesankan untuk Nara dengan pisaunya sebelum mengacak rambut gadis itu yang mengucapkan terimakasih.

"appa" panggil Nara, Jiyong melirik gadis itu sambil melahap makanannya. "bisakah kau memberhentikan eomma bekerja?" tanya Nara. Jiyong mengerutkan keningnya. "aku tak menyukai pekerjaan eomma yang sekarang. Ia sangat jarang berada di rumah. Dan aku merasa kesepian" ucap gadis itu.

Jiyong menatap gadis itu dalam, "tapi eomma-mu sangat ingin memiliki jabatan ini baby" ucap Jiyong memberi pengertian. Pria itu tahu bagaimana ibu dari gadis di depannya ini bekerja. Wanita bermarga Park itu sangat giat dalam bekerja.

"tapi aku selalu sendiri. Hanya ada Nanny yang menjagaku di rumah, kadang Sanghyun Samchon" ucap gadis itu sebelum melahap beef steaknya.

Pria itu menatap Nara lama sebelum tersenyum, "akan aku usahakan" Ia tak seharusnya mencampuri urusan pegawainya seperti ini. Ditambah hubungannya bersama Hara masih sangat baik-baik saja.

"cepat habiskan makan siangmu, aku akan mengantarmu pulang sebelum kembali ke kantor" ucap pria itu, "dan kau tidak perlu khawatir, aku akan menemanimu jika kau merasa kesepian. Dan akan ada Granny yang akan menemanimu" ucap Jiyong sebelum mengacak rambut gadis itu.

Ini tidak bisa dibiarkan, ia harus memilih antara bersama Hara atau memulai dengan ibu dari Nara. "apakah ibumu memiliki teman laki-laki? Atau seseorang yang akan menjadi ayahmu kelak?" tanya Jiyong tidak bisa menghentikan mulutnya bertanya.

"aku tidak tahu, tapi Daesungie Samchon sangat dekat dengan eomma" ucap gadis itu kembali melahap daging di depannya yang tinggal beberapa iris lagi.

Jiyong menganggukkan kepalanya, apakah ia harus mencari tahu hubungan Daesung dan Dara sebelum memutuskan hubungannya degan Hara, atau memutuskan hubungannya terlebih dahulu sebelum mencari tahu? Haruskah ia memutuskan hubungannya dengan Hara?

---

Jiyong kembali ke rumah setelah pekerjaannya selesai. Ia benar-benar gelisah dengan apa yang ia alami. Ia tahu ini semua akan berakhir. Tapi ia tidak tahu manakah yang harus berakhir. Apakah hubunganya dengan Nara atau Hara?

"Jiyong" panggil ibunya, Jiyong melirik ibunya lalu tersenyum sebelum memeluknya, "kau baru pulang?" tanya wanita itu, "mandilah lalu turun untuk makan malam" ucap wanita itu yang dibalas dengan anggukan kepalanya.

Pria itu turun dengan baju santainya, duduk dikursinya dihadapan ibunya disamping ayahnya. "bagaimana hubunganmu dengan Hara,Jiyong?" tanya Jinu melirik anak lelakinya.

"hubungan kami baik" gumam pria itu, kening keduanya berkerut dan mereka saling bertatapan, "dan aku masih belum bisa memaksanya untuk segera menikah" ucap Jiyong dengan nada lelah.

"apakah ada hal lain yang membuatmu seperti ini Jiyong?" tanya Hyeji, Jiyong menatapnya, "kau terlihat tidak bersemangat. Apakah ini ada hubungannya dengan Hara? Kalian bertengkar?" tanya Hyeji.

Jiyong menggeleng, "aku hanya tidak tahu apa yang harus aku lakukan pada gadis itu. Ia adalah gadis cantik dan memiliki banyak bakat. Ia mengatakan padaku bahwa ia akan mulai mencoba menjadi model untuk pakaiannya sendiri. Sepertinya ia memang tak siap menikah secepatnya. Aku bahkan takut ia akan meninggalkanku" ucap Jiyong. "dan kita tidak bertengkar, aku hanya merasa Hara bukanlah gadis yang tepat untukku" lanjut pria itu.

"lalu bagaimana dengan Nara?" tanya Hyeji, Jinu melirik istrinya mendengar nama wanita lain yang terucap dari mulut istinya, apakah Jiyong memiliki wanita lain selain Hara? "dia adalah gadis yang Jiyong temui. Gadis berumur 5 tahun yang mengingatkannya pada calon anaknya" jelas Hyeji membuat Jinu mengangguk.

Jiyong mengangkat bahunya, "siapa yang harus aku pilih eomma? Haruskah aku merelakan Hara untuk bersama Nara? Tapi bagaimana dengan hubungan kita?" tanya Jiyong ia mendesah pelan, "haruskah aku menghentikan hubunganku dengan Nara? meninggalkan gadis itu bersama ibunya" ucap Jiyong kini menatap ibunya.

"aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan, dan aku tidak bisa memberimu masukan karena ini kisah cintamu Jiyong, hanya kau yang bisa memutuskan bersama siapa kau merasa nyaman bersama siapa kau merasa bahagia. Kebahagiaanmu adalah yang terpenting untukku" ucap Jinu.

Jiyong melirik ayahnya dengan senyum tipis dibibirnya. "ayahmu benar, meskipun aku tahu hubungan kalian berdua, aku tidak bisa memilihnya untukmu. Aku menyukai Hara, aku juga menyukai Nara. Kedua gadis itu dapat membuat harimu menjadi lebih cerah. Tapi ada yang harus kau perhitungkan lagi Jiyong, kau harus bisa memilih mana yang memang tepat" ucap Hyeji dengan senyum hangatnya.

"aku mungkin akan bertanya sekali lagi pada Hara, jika jawabannya tetap sama. Mungkin aku akan menghentikan ini semua. Umurku tak lagi muda, dan aku ingin segera menikah. Aku ingin memiliki keluargaku sendiri" ucap Jiyong sebelum mendesah berat.

"aku akan mendukung apapun keputusanmu. Selalu ingat untuk tidak menyakiti hati perempuan, jangan tinggalkan gadis itu dengan cara yang tak baik" ucap Hyeji yang dibalas dengan anggukan kepala Jiyong.

---see you at Chapter 14---

Five Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang