Delapan

631 97 11
                                    

Sandara mulai mengerjakan tugas yang baru saja diberikan oleh Direkturnya, ia harus memenangkan perlombaan ini agar ia bisa naik jabatan. Keuangannya akan lebih dari cukup jika ia bisa memenangkan jabatan ini dan ia tak lagi harus menitipkan Nara pada Hyoni ataupun Bom. Ia bisa menyewa nanny untuk anaknya.

Sandara berada dalam mode fokusnya sehingga ia tak sadar bahwa seseorang tengah memperhatikannya. Saat orang itu berdeham untuk menarik perhatian gadis itu, Dara hampir terjatuh akibat terkejut. Dan pria yang tadi mengejutkannya tertawa hingga menimbulkan garis tipis dimata tipisnya.

“Kau mengejutkanku Sungie-ah” ucap Dara mengusap dadanya,

“Kau terlalu fokus Noona-ya” ucap pria itu, Dara memutar matanya, “Aku kemari untuk mengajakmu makan siang. Aku yakin kau berada pada mode fokusmu, itu mengapa kau terkejut saat aku bahkan berdeham dengan suara lembut” lanjut pria itu.

Sandara melirik jam di meja kerjanya lalu mendesah dengan senyum diwajahnya. Pria bermata sipit dengan rambut mengagumkannya itu benar. Ia terlalu fokus hingga lupa waktu. “Kau membawa makan siang?” tanya Dara, dan pria itu menggeleng.

“Ayo kita ke kantin. Aku lupa menyiapkan untukku” ucap Dara beranjak dari duduknya dengan tas kecil di tangannya.

Mereka berjalan ke arah luar untuk makan siang di tempat biasa. Di cafe depan kantor. Dara duduk di tempat mereka biasa duduk sedangkan pria itu yang akan memesan makan siang mereka. Dara memeriksa ponselnya, menghubungi Hyoni untuk bertanya tentang anak gadisnya.

“Nara?” tanya pria yang tadi datang bersamanya, Dara menatap pria itu lalu mengangguk, “Apa kabarnya? Sudah lama aku tidak bertemu dengannya” lanjut pria itu duduk dihadapan Dara.

“Dia semakin pintar dalam berbicara. Dan itu berkat Bom” ucap gadis itu dengan nada kesal yang direspon dengan tawa kecil dari pria bermarga Kang di depannya. “Aku benar-benar harus meminta gadis jagung itu berhenti menonton drama” ucap Dara

“Dia masih sakit hati oleh Siwon?” Dara mengangguk, “Bagaimana jika minggu ini kita adakan makan malam bersama? Aku akan membawa seseorang yang bisa kau kenalkan pada Bom noona” ucap pria itu.

Dara menggeleng, “Aku tidak begitu yakin. Apakah akan ada pesta?” tanya Dara sebelum melahap pesanan kesukaannya.

Pria itu menggeleng, “Apakah kau ada waktu hari sabtu ini?”

“Tidak, mengapa?” tanya Dara

“Aku akan menjemput kalian pukul 9 pagi, bersiaplah” Dara menatap pria di depannya. Pria dengan umur yang 2 tahun lebih muda darinya itu kembali mengajaknya berkencan. Mengajaknya pergi keluar bersama Nara anak gadisnya.

Ia tahu bahwa pria itu memiliki rasa padanya, tapi ia tak ingin berbesar harapan. Ia hanya merasa tidak cocok untuk pria di depannya. Ia seorang single parent yang memiliki anak satu tapi pria itu bahkan masih sendiri. Ia tak ingin pria itu berakhir dengannya meskipun ia juga menaruh rasa pada pria dihadapannya.

---

Setelah makan siang bersama pria yang selalu ada untuknya selama lima tahun terakhir, Dara kembali mengerjakan tugasnya dengan pemikiran yang sesekali mengingat pria itu. Bagaimana ia bisa lupa jika pria itu kembali memberinya perhatian lebih?

Tugasnya selesai 30 menit setelah waktu ia kembali. Dan saat ia melirik jam di meja kerjanya, ia masih memiliki waktu untuk mempelajari kembali isi materi yang akan ia presentasikan sore ini bersama Direktur utama dan beberapa direksi lainnya.

Bagaimanapun ia memiliki saingan yang cukup berat. Ada Mr. Cha yang telah bekerja lebih dari 10 tahun dan Mr. Bang yang telah bekerja tujuh tahun di perusahaan ini. Ia tidak bisa tenang mengingat saingan mereka adalah pria yang lebih berpengalaman dibanding dirinya.

Five Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang