Tiga

664 98 16
                                    

Jiyong memasuki rumah kedua orang tuanya, ia melihat ibunya berada di kebun bersama ayahnya. Senyumnya muncul tiba-tiba bersama rasa sakit dan iri dihatinya. Bisakah ia merasakan hal seperti itu?

mom” kedua orang tuanya melirik Jiyong, senyum mereka muncul begitu saja saat mereka melihat anak lelaki mereka berada dirumah mereka dengan tiba-tiba.

“kapan kau datang?” tanya Mrs. Kwon memeluk tubuh anak lelakinya, “kau sudah makan?” tanya ibu satu anak itu. Jiyong hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia memeluk tubuh ibunya erat, menyampaikan perasaannya pada ibunya.

“aku tahu perasaanmu nak” ucap Mrs. Kwon mengusap punggung Jiyong, dan pria itu hanya dapat menghela nafas dalam. Ia tak lagi menangis seperti 5 tahun lalu. Tak lagi menyalahkan dirinya seperti 5 tahun lalu. Tapi perasaan sakit dan kehilangan masih berada dihatinya.

“kemarilah jagoanku” Jiyong tersenyum mendengar kalimat yang diucapkan ayahnya, pria tua itu masih menganggapnya anak kecil. “ayahmu ini sangat merindukanmu” ucap Mr. Kwon memeluk tubuh tegap anaknya.

“aku merindukanmu Dad” gumam Jiyong di pundak ayahnya, Mr. Kwon mengangguk sambil menepuk punggung Jiyong.

“aku akan menyiapkan Teh untuk kita bertiga. Sudah sangat lama bukan kita tidak minum teh bersama?” tanya Mrs. Kwon dengan senyum hangatnya. Jiyong mengangguk dengan tangan yang masih berada di pinggang ayahnya.

---

“aku merindukan kalian” ucap Jiyong saat mereka berada di gazebo disamping taman bunga milik Nyonya Kwon. Wanita berumur itu tersenyum mendengar alasan anak semata wayang mereka. “aku bertemu Kiko dan tinggal dengannya selama berada Jepang” ucap pria itu sebelum menyesap teh herbal buatan ibunya.

Nyonya kwon tersenyum mendengar ucapan anak lelakinya, bukan berarti ia ingin anaknya itu segera melupakan istrinya, ia hanya tidak ingin anaknya terus menderita dan kehilangan. “dan aku meninggalkannya” gumam pria itu membuat wanita paruh baya yang menjadi ibunya itu melirik suaminya.

“apakah sesuatu terjadi?” tanya Nyonya Kwon, Jiyong menggeleng, “Kiko adalah anak yang baik, bukankah ia juga mengenal istrimu? Istrimu akan setuju-“

“aku hanya merasa ini tidak akan berjalan dengan baik. Aku terus mengingat Jinah bahkan saat kita bercinta” ucap Jiyong tercekat, tangannya mengepal kuat, “aku tak ingin membuatnya merasa buruk, aku masih mencintai Jinah dan akan terus mencintai Jinah. Aku tak akan menikah untuk yang kedua kali. Aku mencintainya dan aku tidak ingin seling-“

“dan Jinah tidak akan menyukai ide itu Jiyong, ia tahu apa yang terbaik untukmu. Ia tahu bahwa kau bukan melupakannya. Jinah akan tetap berada di hatimu, tapi kau butuh seseorang untuk merawatmu dimasa depan” ucap Kwon Hyeji, Jiyong melirik ayahnya, pria paruh baya itu mengangguk.

“diumurku yang seperti ini, aku sangat membutuhkan seseorang yang bisa merawatku dengan baik” ucap Jinu. “kau tidak bisa terus seperti ini, Jinah akan merasa sangat bersalah karena telah meninggalkanmu dan itu tidak akan membuatnya kembali” ucap Jinu.

Jiyong menundukkan kepalanya, “maukah kau bertemu dengan anak temanku? Goo Hara. Dia sepupu Seungri” ucap Hyeji, Jiyong meliriknya sebelum menggeleng, “kau harus bisa melupakannya Jiyong, You should move on” wanita itu berucap dengan lembut.

“aku masih harus mengurus perusahaan. Tuhan sepertinya tahu bahwa pria sepertiku tidak akan bisa mengurus sebuah keluarga” ucap Jiyong menatap ruang kosong didepannya. “Dia mengambil semuanya dariku karena Dia tahu bahwa aku tidak akan bisa menjaga mereka. aku akan menjadi pria yang hanya memikirkan pekerjaan”

“darimana kau mendapatkan gen tersebut Jiyong? kau memiliki contoh ayahmu yang bisa membagi waktunya dengan keluarga-“

“tapi aku tidak! Sebelum Jinah meninggal dalam kecelakaan, sebelum kami memiliki anak, aku selalu meninggalkannya untuk bekerja. Aku selalu menjadikannya pilihan yang kedua!” ucapnya dengan nada tinggi.

“dan kau menyesal?” tanya Hyeji, Jiyong melirik ibunya lalu menghela nafas panjang. Entah apa yang telah merasuki dirinya. ini sungguh bukan dirinya. “kau menyesal Jiyong, dan kau bisa belajar dari itu. kau bisa belajar dari pengalamanmu seperti kau belajar dari pengalamanmu saat kau pertama kali naik sepeda, saat kau pertama kali berkuda, saat kau pertama kali memanah dan saat kau pertama kali menghadapi masalah di perusahaan ayahmu” ucap wanita paruh baya itu.

“aku yakin kau bisa lebih baik dari padaku Jiyong” ucap Jinu, pria itu melirik ayahnya. “kami akan memberikanmu waktu hingga akhir minggu ini. akhir minggu ini kami memiliki undangan untuk pesta pernikahan Nyonya Lee, kami harap kita bisa bertemu dengan Hara disana dan kau bisa memulai pendekatanmu dengannya”

Jiyong meliriknya lalu mengangguk. Terlalu lelah untuk beradu argumen. Setelah menghabiskan tehnya, Jiyong segera kembali ke rumahnya untuk memulai harinya di Kantor besok pagi. Melakukan pengecekan di Kantor pusatnya di Seoul.

---

Semua tugasnya telah selesai ia kerjakan. Dan ia cukup bersyukur karena targetnya ia mengerjakan tugasnya ini besok  siang. Tapi siang ini ia telah selesai mengerjakan semuanya dengan baik. Ia hanya tinggal menunggu tugas selanjutnya dan yang ia lakukan kini adalah membantu tugas bawahannya.

“selamat siang nona Park” Dara mendongak untuk bertemu dengan asisten manager, “kau dipanggil oleh manager Lee” dara menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dan segera beranjak dari tempatnya.

“anda memanggil saya tuan?” tanya Dara setelah ia mengetuk pintunya
“ah ya, masuklah” Sandara memasuki ruangan Managernya itu, “besok pagi Direktur Utama akan datang kemari. Katakan pada seluruh anggota divisimu untuk menyiapkan apa yang sudah telah kita bicarakan tempo hari” Sandara menganggukkan kepalanya mengerti. “siapkan untuk presentasimu” ucap Mr lee yang dijawab dengan anggukan pula.

“ini kesempatanmu untuk naik pangkat Sandara, jika direktur utama menyukaimu, aku yakin kau akan mendapatkan tempat terbaik di perusahaan ini” ucap Mr. Lee

Sandara tersenyum mendengar pujian dari atasannya itu, ia cukup bersyukur karena atasannya ini menyukai cara kerjanya. Ia pun cukup bersyukur karena managernya itu mempercayainya. “terimakasih Mr. Lee”

Selangkah lagi dan ia bisa membuat keluarganya stabil. Tak ada yang ia harapkan untuk hidupnya saat ini. hanya satu yaitu memiliki pekerjaan yang tetap agar ia bisa menghidupi keluarganya. Jika ia memiliki jabatan ini, ia bisa menyewa baby sitter untuk anaknya.

---Chapter 4 is coming soon---

Five Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang