Last Battle

2.9K 157 24
                                    

*.*

*.*

*L.O.V.E (Lust, Obsession, Victim, Ego)*

*Naruto Belong Masashi Kishimoto*

*Rated M-MA*

*Genre : Romance, Hurt/comfort, Crime, Lemon, slight yuri*

*LAST CHAPTER

*

*.*

*.*

Mencintai seseorang itu tidak harus memiliki. Tapi apa kalian bisa bertahan menahan rasanya sakit karena tidak bisa bersama dengan orang yang dicintai? Jiraiya selalu mencintai Nadeshiko, ibu kandung Sakura. Namun cintanya tidak pernah terbalas. Dengan senyuman ikhlas, Jiraiya selalu memantau Nadeshiko dari kejauhan, tersenyum saat melihat wanita itu bahagia bersama laki-laki pilihannya, dan bersedih saat ternyata anak yang dikandung oleh wanita itu bukanlah anak dari suami sahnya, melainkan dari... adiknya sendiri.

Adik kakak menyukai wanita yang sama, kejadian nista yang terjadi saat suami Nadeshiko pergi ke luar kota dalam jangka waktu yang lama membuat Asuma mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mungkin karena keberuntungan berada di pihak Nadeshiko, Sakura lahir dengan warna rambut dan mata yang sama dengan dirinya, sehinggga tidak ada kecurigaan sama sekali dari sang suami. Namun apa daya bagi Jiraiya yang tidak dapat mendekati Nadeshiko dengan percaya diri. Tidak seperti Asuma yang bisa terang-terangan menggendong Sakura saat kecil dan menutupi semua perbuatan kotor mereka dengan senyum ramahnya. Jiraiya lebih memilih untuk melindungi mereka dari jauh. Dan sekarang.

Di sinilah Jiraiya berada.

"Sedang apa kau? Kabuto?" tanya Jiraiya ketika dia membuka pintu yang dari tadi ia pandangi.

"Ji-Jiraiya?! Kau sendiri?"

"Aku hanya ingin mencari seseorang yang seharusnya berada di garis depan apabila terjadi kericuhan, namun orang itu malah tidak muncul sama sekali," ujar Jiraiya sambil mendekati sosok Kabuto yang menjauh dari beberapa panel.

"Ternyata orang itu sedang asyik berlindung di sini, eh?"

"Heh, kau salah. Justru Asuma menyuruhku untuk tetap berada di sini," ujar Kabuto dengan tangan yang merogoh saku belakangnya. Mengambil pistol yang berada di saku belakang dan pelan-pelan ia tekan kokangnya.

"Dengan alasan?"

Kabuto tidak menjawab, saat Jiraiya lengah, Kabuto langsung menembak ke arah Jiraiya. Namun ternyata Jiraiya tidak sebodoh yang dia pikir.

Jangan lupa, pengalaman Jiraiya dalam bertarung sudah sangat senior. Saat Kabuto menembak, Jiraiya langsung menunduk sekaligus mengait kursi dengan kakinya lalu menendangnya ke arah Kabuto.

Kursi itu melayang dan menubruk tubuh Kabuto.

"Ukh!"

Namun hantaman seperti itu tidak membuat Kabuto melemah. Kabuto berguling dan berlindung di balik pilar. Jiraiya dengan santai menghampiri pilar tersebut.

"Kau tahu tidak akan menang melawanku," ujar Jiraiya, "mau tahu alasanku yang saat ini ingin membunuhmu?" Tidak ada jawaban dari Kabuto. "Karena kaulah yang membuat Nadeshiko tidak bisa tenang di alamnya," lanjut Jiraiya sambil membuka sebuah tirai.

Sreeeeet.

Mata Jiraiya memilu ketika melihat sosok wanita berambut pink yang sedang terbaring dengan beberapa peralatan medis yang menempel di tubuhnya. Kabuto yang merasa panikkarena kemampuan berkelahinya nihil berusaha untuk kabur. Namun Jiraiya langsung mengejarnya dan menahan tubuh Kabuto kemudian membantingnya ke sembarang arah.

L.O.V.E (Lust, Obsesion, Victim, Ego)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang