*.*
*.*
*L.O.V.E (Lust, Obsession, Victim, Ego)*
*Naruto Belong Masashi Kishimoto*
*Rated M-MA*
*Genre : Romance, Hurt/comfort, Crime, Lemon, slight yuri*
*EPILOGUE*
*.*
*.*
Sinar mentari pagi menerangi kediaman yang selama ini penuh oleh canda tawa oleh penghuninya. Sebuah mansion besar yang masih tetap berbentuk sama dengan yang dulu, namun kali ini ada tambahan di halaman belakang. Sebuah batu nisan besar yang bertuliskan nama-nama dan foto orang-orang yang mereka sayangi, mereka yang tewas saat misi terakhir dua tahun yang lalu. Saat ini, di depan batu tersebut Sakura berdiri, berdoa untuk mereka yang mungkin sudah tenang di sana.
"Sakura-chaaaan~," panggil Naruto dari pintu belakang, "mereka sudah mengirimkan surat, mau baca bersama?"
Sakura tersenyum. Sebelum meninggalkan batu nisan tersebut, dia mengajak anjing kesayangannya yang baru saja mempunyai tiga anak. Sakura mengajak Kyo beserta anak-anaknya yang selalu mengikuti Sakura kemana-mana.
Saat Sakura menghampiri Naruto yang sudah berada di ruang utama, Sakura tersenyum pada Sasuke yang berdiri memakai kedua tongkatnya di samping jendela. Kondisi Sasuke kini sedikit membaik, satu kakinya harus diamputasi sedangkan yang satunya bisa membaik apabila rajin menjalani rehabilitas rutin.
"Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanya Sakura sambil membantu Sasuke berjalan menuju kursi rodanya.
"Lumayan membaik," jawab Sasuke singkat.
"Ini," Naruto menyerahkan beberapa tumpukkan surat pada Sasuke, "kau yang membacakannya."
Belum sempat Sasuke membuka surat tersebut, suara gaduh terdengar dari atas.
DUK DUK DUK DUK DUK!
"JANGAN DIBACA DULUUUU!" teriak Karin dalam keadaan rambut masih basah.
"Kamu... sedang di tengah kegiatan mandi?" tanya Sakura.
"Iya, tadi aku juga dapat telepon dari Itachi, dia mau mampir ke sini, geez, kenapa sih kalian tidak menggunakan handphone lagi?" ucap Karin sambil mengacak-acak rambutnya sendiri memakai handuk kering.
"Belum saatnya, tunggu sampai kabar kasus dua tahun yang lalu bersih, baru kita bisa menggunakan handphone lagi," jawab suara Menma dari dapur.
Sejak kejadian itu, Naruto mengajak Menma untuk tinggal bersama. Tentu saja Sasuke mengizinkan dengan syarat Menma harus melupakan segalanya tentang Sakura. Dan Menma pun menyanggupinya, walaupun kadang-kadang Menma mencuri pandang terhadap Sakura. Menma sadar, Sakura bukan ditakdirkan untuknya.
Beberapa saat kemudian, bel berbunyi dan Karin berlari membukakan pintu. Ternyata yang datang adalah Itachi dan Sasori.
"Haii, apa kabar kalian?" sapa Itachi. "Lihat apa yang kubawa."
"Waaa, ini kan kue kesukaan Sasuke," jawab Sakura yang menerima bungkusan kue itu.
"Nah, sudah berkumpul, kan?Ayo cepat dibaca suratnya," ucap Naruto tidak sabaran sambil menggoyangkan kursi yang ia duduki.
"Iya, iya," jawab Sasuke sambil membuka satu kertas, "ini dari Shikamaru."
"Hai, apa kabar kalian semua? Maaf baru sekarang aku bisa mengabari kalian. Saat ini aku sedang berada di China bersama Orochimaru-sensei dan Tsunade-sensei. Aku juga kaget tiba-tiba mereka menyusulku. Aku memutuskan untuk menetap di sini sementara untuk membiasakan diriku yang hanya mempunyai satu tangan ini. Katanya Orochimaru-sensei mempunyai kenalan yang hebat untuk melatihku. Aku harap kondisi kalian sehat-sehat saja, dan Sasuke... bagaimana dengan kakimu? Saat aku memutuskan untuk pergi dari mansion keadaan kakimu sangat buruk, ah dan saatu itu aku masih terngiang akan reaksi Sakura yang terus menangis, apa dia sekarang sudah kembali ceria? Sampaikan maafku untuknya. Dan Naruto, bagaimana hubunganmu dengan Karin? Aku harap kalian tetap bersama, walaupun ada Menma di sana, jangan sampai kau mengabaikan Karin. Kalau segala urusanku sudah selesai, aku akan kembali. Sepertinya itu dulu saja yang ingin aku tulis, kalau ada waktu aku akan mengabari kalian lagi. Shikamaru."
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E (Lust, Obsesion, Victim, Ego)
Fiksi PenggemarSekelompok pembunuh bayaran yang terdiri dari lima remaja namun satu tujuan, masing-masing memiliki masa lalu yang sangat kelam, apa tujuan mereka? apakah ada yang bisa mengubah jalan hidup mereka menjadi remaja yang normal? Special thanks for Raffa