Sensei

3K 189 25
                                    

Cahaya matahari pagi dengan lembut menyinari kamar yang tadi malam baru saja terjadi adegan panas. Membuat sang pemilik mata aquamarine terbangun, merasa ada seseorang yang kini sedang memandanginya, Ino mendongakan kepalanya.

"Pagi."

Ino tersenyum melihat senyum pagi yang terdapat di wajah Shikamaru.

"Pagi," balas Ino.

"Tubuhmu... baik-baik saja?" tanya Shikamaru lembut sambil membelai pelan rambut pirang yang kini sudah resmi menjadi kekasihnya.

"Ng, tidak apa-apa kok," jawab Ino yang memejamkan matanya, merasakan setiap belaian Shikamaru di rambutnya.

Mengingat kejadian tadi malam wajah Ino memerah, Shikamaru melakukannya dengan sangat lembut seolah sering melakukannya dengan wanita lain, padahal mereka sama-sma pemula. Dan Ino berani jamin, pelajaran yang diberikan oleh Sasuke benar-benar dicerna baik oleh Shikamaru.

"Shikamaru," panggil Ino pelan, "Aku tidak akan memaksamu untuk menceritakan masa lalumu, kalau memang itu adalah hal yang sangat ingin kau lupakan."

"Orang tuaku dulu sangat kaya raya," tiba-tiba Shikamaru berucap dan sedikit membuat Ino terkejut, "Lebih tepatnya... ibuku lah yang sangat kaya raya. Saat ayahku meninggal waktu aku masih bayi, ibuku menikah lagi dengan laki-laki yang brengsek."

Ino sedikit mengangkat tubuhnya dan menarik selimut hingga menutupi tubuhnya, menatap sosok Shikamaru yang sedang menyalakan rokoknya.

"Saat keuangan ibuku sudah benar-benar jatuh, ibu sakit-sakitan plus candu alcohol... saat aku pulang sekolah, aku menemukannya tergantung di kamarnya," ucap Shikamaru.

Ino menutup mulutnya yang terbuka, terkejut mendengar cerita Shikamaru yang menceritakannya dengan nada santai.

"Saat itu aku sangat tertekan, dan ayah tiriku adalah satu-satunya orang yang kupunya. Sampai suatu saat... dia memperkosaku..."

"Tu-Tunggu dulu... ayah tirimu..."

"Aku membunuhnya," potong Shikamaru sambil menatap Ino pilu, "Aku membunuhnya dengan tanganku sendiri, aku menusuknya dengan pisau saat dia mencoba memperkosaku untuk yang kedua kalinya."

Terlihat cairan bening menumpuk di mata Ino, "Sesudah aku membunuhnya... aku lari dari rumah itu dalam keadaan yang menjijikan, aku bahkan tidak mengenakan celanaku, heh... sangat hina..." ujar Shikamaru sambil membuang abu rokok yang sudah menumpuk di batang rokok tersebut.

"Saat itu aku tidak sadarkan diri, dan saat aku tersadar... wajah Sakura lah yang pertama kali kulihat... wajahnya sangat khawatir dan terus menangis sambil menggenggam tanganku, begitu aku penuh dengan kesadaran, aku sudah berpakaian penuh... dan yang memberiku pakaian adalah Neji-" Ucapan Shikamaru terputus karena Ino tiba-tiba langsung memeluknya.

Memeluk erat seolah mengatakan apapun yang terjadi Ino akan tetap menerima Shikamaru apa adanya, "Itu semua tidak akan mempengaruhi perasaanku padamu... tidak akan..." ucap Ino lirih.

.

.

Sakura membuka matanya perlahan, kepalanya terasa sangat pusing akibat sake yang dia minum secara berlebihan tadi malam. Begitu dia membalikan badanya, ada sosok telanjang dada yang sedang tertidur dan tanpa Sakura perhatikan, dia malah memeluknya sambil bergumam, "Sasuke kun~"

"Aku bukan Sasuke kun."

Begitu sosok itu berbicara, mata Sakura terbelalak lebar dan begitu dia mendongakan kepalanya, bukan rambut raven yang dia temukan melainkan rambut pirang panjang yang terurai indah, ditambah lagi Sakura sadar kalau dirinya saat ini tidak memakai sehelai benang-pun. Begitu pula dengan laki-laki yang kini terbangun dan menatap lurus /emerald/ Sakura.

L.O.V.E (Lust, Obsesion, Victim, Ego)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang