21. Try to be Nice!

437 67 2
                                    

Pagi yang cerah sudah menyambut dengan ramah, kicauan burung yang tak berhenti bernyanyi terdengar jelas dari dalam kamarku, aku terbangun dengan posisi tidurku yang tidak jelas bentuknya, perasaanku saat ini mulai membaik meskipun hatiku masih terasa sakit jika mengingat kejadian buruk kemarin.

Aku mulai membuka gorden putih tipis besar yang berada di kamarku, sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam, aku mulai duduk termenung, mataku memang dimanjakan dengan pemandangan indah dari sini. Aku langsung mengingat semua orang, kegalauanku muncul pagi ini. Aku ingin bertemu dengan ibu dan adiku, bahkan aku juga ingin bertemu dengan ibu kandungku dan bagaimana dengan kabar teman-temanku Kai dan Krystal. Aku sangat meridukan masa-masa dimana aku bisa menjadi diriku, tidak seperti saat ini aku hanyalah barang yang disimpan dan akan dipakai jika dibutuhkan.

Tok...tok!
Clek!

Sehun mengintip sedikit dari celah pintu kamarku, aku bahkan tidak ingin menoleh kearahnya aku tetap memandang ke arah luar jendela. Perlahan Sehun masuk ke kamarku, ia hanya mengenajan pakaian piama berwarna abu-abu, perlahan pun ia mulai mendekatiku.

"Kau sudah bangun?"tanya Sehun

Aku tidak menjawab hanya anggukan kecil yang kulakuan, aku masih menunjukan kemarahan padanya.

"Kau marah?"tanyanya ulang yang benar-benar membuatku kesal.

"Marah?bahkan kau masih bisa bertanya seperti itu kepadaku?!"tanyaku sewot sambil menatap tajam ke arahnya.

Sehun mulai duduk persis di depanku, ia mencoba meraih tanganku namun dengan cepat aku menolak, terlihat wajahnya yang ingin marah kepadaku, aku kembali menatap dengan wajah amarahku.

"Aku minta maaf atas kejadian kemarin, kau akan segera tahu siapa diriku sebenarnya"

"Yah, aku sudah tau!" Jawabku dengan kesal, Sehun langsung langsung terkejut ketika mendengar jawaban spontan dariku.

"Jadi kau sudah tahu?" Suara Sehun pun terdengar lebih pelan dan lembut.

"Kau adalah pria jahat dan mesum"ketusku

Sehun terdiam sementara dan ia mulai tersenyum kecil seolah menahan tawa. "Kau mengejekku?" Sewotku. Sehun mulai berdiri dan mengelus kepalaku sambil tersenyum lembut dan mulai mengajaku untuk sarapan bersama karena ia telah menyiapkan semua untukku dan pergi meninggalkanku, ia berhenti sejenak di celah pintu kamar.

"Jangan lupa Irene, kau masih berkerja untukku"

Ceklek!

Dengan spontan aku melempar bantal ke arah pintuku, aku benar-benar tidak mengerti dengan kepribadiannya, apa yang sebenarnya pria ini inginkan dariku. Akupun kembali duduk dengan kesal melihat kembali ke arah keluar jendela, ingin rasanya aku teriak dan pergi dari sini.

Kruuyyuukk....krruuyyuukk!

Bahkan disaat seperti ini perutku berbunyi, padahal semalam aku sudah makan banyak jika aku tidak makan bisa-bisa penyakit lambungku kambuh, aku segera mandi dan berpakaian serba tertutup karena takut jika Sehun akan memandangku dengan jahat dan melakuakan hal yang sama kembali.

Dengan bergegas aku keluar kamar, aku mencium aroma sedap perutku makin mengamuk dan ingin sekali melahap makan. Perlahan aku berjalan ke arah dapur mini yang terdapat di rumah minimalist ini, terlihat Sehun yang masih menggunakan piyama abu-abunya sampai ia pun mulai tersadar akan kehadiranku.

"Kau sudah rapih, ayo kemari!mari kita nikmati sarapan pagi bersama" seru Sehun dengan girang. Aku masih berdiri kaku dengan wajah yang kutekuk agat dia paham dengan amarah yang ku tunjukan.

Sehun pun seperti terlihat tidak peduli dengan wajah kesalku, ia terus menyiapkan semuanya di meja makan itu. Terdengar suara dari luar yang sepertinya Sehun juga mengundang kakaknya Chanyeol.

(Will be Unpublish) Entertaiment's LoveWhere stories live. Discover now