41. The New Life

197 36 8
                                    

4 tahun kemudian.

Kring...kring...!!!!

Suara lonceng sepeda yang sedang berlaju dengan cepat terlihat gelisah karena telat dari jadwal schedule yang telah dibuat.

"Permisi, awas!" teriakku sangat kencang

Pagi ini aku bangun kesiangan sehingga aku telah melewatkan jadwal seminarku, aku panik karena ibuku lupa membangunkanku.

Sesampainya aku pada gedung tua dengan nuansa eropa yang sangat kuat, aku berlari dengan tergesa-gesa dengan gaun putih yang sudah kusiapkan dari malam, ku buka pintu ruangan seminar dengan cepat. Terlihat wajah-wajah orang tua yang sudah menungguku, ku berjalan dengan nafas yang masih belum teratur.

Dari kejauhan seorang wanita memanggilku dengan panik dan dengan wajah yang penuh malu aku berjalan sambil menebar senyuman malu-maluku.

"Kau sudah telat 30 menit dan kau tahu orang-orang di sini paling tidak suka telat" ucap wanita itu.

"Maafkan aku, aku terlalu lelah."

Sampai akhirnya wanita itu langsung menyuruhku untuk langsung maju ke mimbar yang sudah di persiapkan untukku. Dengan perlahan aku memulai sebuah seminar motivasi hidup.

"Jadilah manusia yang kuat!!" Semangatku kepada orang yang hadir dalam acara ini.

Acarapun selesai dengan hasil yang memuaskan walau di awal aku sudah membuat mereka sedikit kecewa.

"Irene, aku tidak mau hal ini terulang lagi." Ucap wanita dengan gaya yang sangat terlihat santai dengan rambut blonde

"Maafkan aku chaterine" ucapku dengan manja

Kami pergi keluar untuk menikmati hari-hari kami setelah melakukan suatu seminar pada hari minggu yang cerah di kota kecil Positano, Italy. Aku dan keluargaku memutuskan untuk pindah ke kota yang terkenal dengan wisata dan pemandangan laut yang indah.

Karena banyak sekali inspirasi untuk kembali menulis dan membuat suatu cerita di sini, Adikku Bae Joahn atau yang lebih kerap di panggil dengan Daisy sekarang sudah menjadi seorang penulis terkenal dan aku hanya sekedar membantunya untuk menjadi apa yang ia ingikan.

Saat ini aku lebih sering mengadakan seminar kecil dengan mengedukasi anak-anak muda agar dapat mengejar impian mereka, selain menjadi penulis bersama adikku aku tetap menjadi sutradara di sini, bahkan aku sudah membuat film pendek dokumenter tentang kehidupan. Banyak reaksi positif dari masyarakat dengan hadirnya film ini dan jelas sangat membantuku untuk bangkit dengan perlahan kembali karena aku sempat meninggalkan semuanya di negara Korea.

Kedua ibuku, yaa tentu saja ibu kandungku dan tiriku sekarang sudah menjadi akrab bahkan mereka membuka usaha restoran yang di bantu oleh kakak tiriku Chanyeol. Meski Chanyeol suka pulang pergi korea Italy ia tidak pernah mengeluh dan sangat bahagia menjalaninya. Kali ini Chanyeol sudah menemukan rumah yang sebenarnya yaitu keluarga yang hangat.

Tanpa terasa aku sudah meninggalkan kampung halamanku Korea Selatan.
Empat tahun berlalu dan begitu menyesakkan jiwa, aku benar-benar memutuskan hubunganku dengan tanah kelahiranku karena aku ingin melupakan semuanya, dan akhirnya saat ini aku sudah bangkit dan dokter menyatakan aku sudah pulih dan tidak memiliki rasa trauma mendalam kembali.

Semua karena bantuan dari sahabat terdekatku Kai dan Krystal, juga Lay yang sekarang sudah ku anggap sahabat juga meskipun ia masih berharap aku bisa menerimanya kembali sebagai pasangan namun aku tetap tidak bisa.
Bahkan Kay dan Krystal sudah menikah 2 tahun yang lalu di kota ini dan aku sangat bahagia dengan hal ini.

Satu hal yang sangat masih menyesakkan jiwa, jika aku harus memikirkan kisah percintaanku. Chanyeol yang masih merahasiakan kehidupan kami dari keluarga Oh saja sudah membuat kami semua nyaman.

(Will be Unpublish) Entertaiment's LoveOnde histórias criam vida. Descubra agora