BAGIAN 23

298 19 11
                                    

Author pov

"Kita nonton Dahlan aja gak usah Dilan." Ucap Rein yang sejak perjalanan tadi nyerocos tak henti-hentinya.

Ya. Kini Rein dan Angga sudah berada di tempat yang mereka tuju. Yaitu bioskop. Namun dibalik semua itu, ada maksud tertentu yang ingin diperlihatkan oleh Angga ke Rein.

Sejak tadi,Angga melihat-lihat keseliling Mall yang besar ini. Angga terus meneliti,dimana orang yang sedang dicarinya itu.

"Tiketnya udah gue pesan. Dan kita nonton jam 16.30. Dan sekarang masih jam 16.00. Jadi kita makan dulu." Ucapan Rein sama sekali tidak di respon oleh Angga,karna Angga tengah sibuk memperhatikan hal lain yaitu. Ponsel.

"Ck. Lo tuh ya. Ish. Lo ngajak gue nonton tapi lo. Ih." Rein menggeram sendiri. Lalu Angga menatap Rein datar.

"Berisik." Ya begitulah Angga. Datar dan singkat.

Hal itu membuat Rein semakin geram dengan tingkah Angga. Kemudian Rein meninggalkan Angga yang tengah sibuk dengan ponselnya. Dia berjalan terus mencari tempat untuk makan.

Tiba-tiba tangan Rein dipegang oleh seseorang. Spontan,Rein menoleh kebelakang dan dilihatnya ternyata Angga yang kini tengah memegang tangannya.

Hati Rein berdesir kembali. Rein menjadi salah tingkah. Dia menatap Angga yang memang dari tadi sudah menatapnya dengan sorot mata tajam namun menghangatkan.

"Bodoh." Ucap Angga sambil menarik Rein ke tempat yang memang sudah disiapkan khusus untuk mereka.

Rein yang tadinya salah tingkah menjadi menggeram kembali. Dia mengerucutkan bibirnya. Tapi genggaman itu membuatnya tak henti berdebar.

"Mau kemana sihh. Gue laperr." Rein merengek manja ke Angga.

Angga tidak merespon dan pada akhirnya mereka sampai di salah satu tempat makan yang ada di Mall ini.

Sembari memesan makanan,tiba-tiba Angga berdiri. Menatap kanan dan kiri seakan-akan ada orang yang sedang dicarinya.

"Mau kemana lo?" Tanya Rein yang barusan saja memesan makanan. Rein mendesis pelan karna pertanyaan itu sama sekali tidak dijawab oleh Angga.

"Eh tai. Kalo orang ngomong dijawab. Gak punya mulut lo? Ish." Barulah Angga duduk. Dia tak ingin Rein mengoceh tak jelas.

Kemudian keduanya saling diam tak ada yang berbicara satu pun. Angga menatap Rein yang kini salah tingkah. Rein mengalihkan pandangannya dari Angga. Angga masih saja menatapnya.

"Apa tujuan lo bawa gue kesini?" Untuk menghentikan keheningan, Rein memulai percakapan.

"Nonton." Jawab Angga cuek.

"Tumben-tumbenan lo ngajak gue nonton."

Diam. Tak dijawab oleh Angga. Rein memutar bola matanya. Lalu Rein melipat tangan didadanya.

Tak lama kemudian,akhirnya sampai makanan yang di pesan mereka tadi. Rein tersenyum senang. Dia langsung menyerang makanan tersebut tanpa berpikir bahwa Angga memperhatikannya.

Angga hanya memesan air putih dan snack ringan. Sedangkan Rein dia memesan Nasi Goreng Spesial dan Juz jeruk. Ya begitulah Rein, soal makanan dia adalah orang number one.

************

Rein pov

"Ahhh leganya."

Gue kenyang. Gue senang. Perut gue gak demo lagi. Namun gue masih kezel sama Es Batu yang sekarang tepat didepan gue sambil natap gue tajam. Apa sih maunya? Dia natap gue udah dari 15 menit yang lalu. Gue jadi salah tingkah.

I Like RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang